Wednesday, March 2, 2016

ISMAFARSI lakukan Kampanye Informasi Obat Nasional : "Antimicrobial Resistance dan Bahaya Obat Palsu




ISMAFARSI, Riau 24 Februari 2016- Di bawah terik matahari, seratusan mahasiswa farmasi Indonesia yang berasal dari 47 Universitas di seluruh wilayah Indonesia, melaksanakan pencerdasan mengenai bahaya obat palsu dan antimicrobial resistance kepada masyarakat yang dilaksanakan terpusat di sekitar Masjid An-Nur, Pekanbaru melalui Kampanye Informasi Obat Nasional.

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Pra-Musyawarah Nasional yang menjadi ajang konsolidasi Nasional ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia) yang dilaksanakan di STIFAR Riau selaku tuan rumah. dengan bertujuan merumuskan dasar, kontribusi dan sikap ISMAFARSI terhadap realita permasalahan kefarmasian yang ada, sebagai usaha serius memajukan profesi dan kesehatan Indonesia. Pra-Munas ini diikuti oleh 151 delegasi dari 47 Universitas yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Kampanye Informasi Obat Nasional ini dilaksanakan didasarkan dari Laporan terakhir dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam Antimicrobial Resistance : Global Report on Surveillance menunjukkan bahwa Asia Tenggara memiliki angka tertinggi dalam kasus resistensi antibotik di dunia. Selain itu, banyak juga produk farmasi yang dipalsukan atau tidak terdaftar sangat mudah ditemukan di Indonesia. Sehingga mahasiswa farmasi seluruh Indonesia dalam hal ini diwakili oleh ISMAFARSI menyatakan sikap dan merespon mengenai kejadian diatas.

Kampanye yang dilaksanakan diharapkan memberikan solusi untuk masyarakat mengatasi resistensi antimikroba diperlukan beberapa upaya yaitu menggunakan antibiotik secara bijak & benar dan selalu berperilaku atau membiasakan pola hidup sehat di kehidupan sehari-hari sebagai contoh cuci tangan sebelum melakukan segala aktivitas. Sedangkan untuk mengatasi bahaya obat palsu yaitu dengan beberapa cara seperti membeli obat resep hanya di apotek ; cermati nama obat ; produsen dan tanggal kadaluwarsa ; pastikan kemasan obat mencantumkan Nomor Registrasi BPOM ; dan memberitahu apoteker bila obat yang diberikan tidak menolong atau memulihkan kondisi anda. "Kampanye ini cukup memberikan ilmu baru terkait penggunaan dan pemilahan obat dan ternyata banyak hal dari rutinitas kita yang perlu diubah." ujar Desi, pemudi masyarakat yang menjadi target kampanye.

Kampanye ini direspon baik oleh masyarakat, terbukti dari meriahnya acara kampanye ini. "Ini bentuk usaha serius dan konkret ISMAFARSI untuk merespon masalah yang terjadi di sekitar kita" ucap Apri, selaku Staff  Ahli Pengabdian dan Pelayanan Masyarakat ISMAFARSI Pusat, yang juga menjadi penanggung jawab kampanye ini.

Diakhir kampanye informasi obat ini, ISMAFARSI menyatakan sikap untuk mendukung penanggulan resistensi antibiotik di Indonesia dengan membuat dokumentasi berupa video dan foto yang setelahnya akan ditampilkan pada dunia Internasional yaitu International Pharmaceutical Student Federation (IPSF). Sebagai upaya mengabarkan kepada forum Internasional bahwa ISMAFARSI sebagai representasi lembaga mahasiswa farmasi di Indonesia secara serius menanggapi fenomena ini. (RMS)

Comments System

Disqus Shortname