MajalahInspirasi.net-Ramadhan. Hidup ini adalah sebuah
perjalanan yang panjang, dan kita semua tidak ada yang tahu tentang apa
sesungguhnya yang ada di depan. Sebagaimana perjalanan tentu saja kita membutuhkan
pemimpin sebagai keharusan dari segala
upaya yang ditempuh untuk mengambil bagian dan konsekuensi pemahaman yang
dimiliki.
Bisa saja kita membayangkan di
depan sana adalah sebuah padang rumput hijau yang luas dengan segala bunga dan
buah-buahan beraneka ragam sehingga kita bisa puas menikmati segala macam hal
yang ada. Tentu kita akan bersusah payah dengan segenap kemampuan dan kekuatan
agar sampai ke tempat tujuan nan indah tersebut. Namun justru bisa saja di
depan sana ternyata sebuah akhir dari perjalanan yang berupa jurang terjang
yang menjatuhkan lokomotif kendaraan kita. Inilah sebuah rahasia yang memang
hanya taqdir Allah saja sebagai penentu dan kuasa atas segala kehendakNya.
Karenanya demikian tugas kita sebagai makhluk ciptaannya hanyalah menyembah
sebanyak-banyakNya hanya untuk mendapat maghfiroh dan keberkahan dari Allah
SWT. Dan Imam Ghazali mengatakan “Hendaknya
suatu perjalanan dipimpin oleh orang yang paling baik akhlaknya, paling lembut
dengan teman-temannya, paling mudah terketuk hatinya, dan paling mungkin
dimintakan persetujuannya untuk urusan penting. Seorang pemimpin dibutuhkan
karena pandangannya yang beragam untuk menentukan arah perjalanan dan
kemaslahatan perjalanan. Tidak ada keteraturan tanpa kesatuan pengaturan. Tidak
ada kerusakan kecuali karena banyaknya pengaturan. Alam ini menjadi teratur
karena pengatur alam semesta ini adalah satu.” (Ihya Ulumudin)
Keterhubungan antara satu dengan
yang lainnya adalah sebuah keniscayaan jika bertemu di persimpangan jalan,
banyak kawan-kawan yang ditemukan dan dijumpai meski hanya bertutur sapa ringan
atau cukup menyunggingkan senyuman, namun tidak sedikit ditemukan karakter dan
sifat yang unik dimiliki yang satu dan tidak dimiliki oleh yang lainnya. Berkat
interaksi tersebut adakala muncul sebuah ketidaknyamanan, perbedaan pendapat,
perselisihan, bahkan bisa memunculkan ketidaksukaan bahkan kebencian dan
permusuhan. Ketetapan hati untuk terus bersama berjalan dan bergerak di jalan
kebenaran yang sama adalah sebuah keputusan bahwa kami ingin berjalan bersama
untuk menuju surgaNya. Karenanya, toleransi dan saling menghargai selama bukan
kategori yang jelas merupakan sebuah penyelewengan dari ajaran Allah dan
Rasul-Nya adalah satu pelajaran berharga agar kita bisa terus berlatih dalam
kesyukuran dan kesabaran. Sabda Rasulullah SAW : “Jika ada seseorang yang mencacimu dan menghinamu dengan sesuatu yang ia
ketahui ada pada dirimu, maka janganlah engkau kembali melakukan hal yang sama
lantaran ada sesuatu yang engkau ketahui ada pada dirinya. Karena dengan
demikian engkau akan mendapatkan
pahala. Dan ia mendapatkan dosanya. Dan
janganlah engkau mencaci seseorangpun.”
Perjalanan ini adalah perjalanan
yang dijauhi oleh orang-orang yang selalu dibalut kekhawatiran tentang masa
depan keduniannya. Jalan yang membuat orang-orang jahil merasa heran, mengapa
masih bertahan di atas jalan kebenaran. Disinilah, berkumpul orang-orang yang
menghendaki perjalanan menuju akhirat. Orang-orang yang mencoba mengabaikan
ketakutan tentang sulitnya perjalanan. Disinilah perjalanan yang menyimpan
karakternya sebagai perjalanan yang ditempuh oleh manusia menuju keselamatan di
akhiratNya.
Perjalanan di kehidupan ini
adalah kendaraan di mana ketakwaan kepada Allah SWT, mengenal Allah, mencintai
Allah dan tidak berpaling dari Allah adalah merupakan sebaik-baik bekal hingga
sampai dipuncak kemenanganNya. Melaui perjalanan inilah kami membersamai
merengkuh bekal-bekal tersebut bersama saudara-saudara yang berada pada jalan
yang sama. Memandang bahwa sebagaimana berkah suatu makanan itu adalah ketika
dinikmati bersama-sama, maka berkah berupa pelipatgandaan pahala melaui
amal-amal shalih yang kami lakukan adalah merupakan komitmen untuk tetap hidup,
bergerak dan terus melangkah dijalan ini.
“Dan berpegang teguhlah kalian kepada tali Allah, dan janganlah kalian
terpecah belah.” (QS. Ali Imran :103)
Di dalam perjalanan yang amat
panjang akan ada onak dan duri yang mengahadang, tentang nafsu dan syahwat yang
menjadi ujian, tentang ego dan kesombongan yang menjadi perusak keimanan. Andai
ditengah perjalanan ini, kami harus mengalami terpaan ujian, fitnah, godaan,
dan rayuan. Berharap agar setiap buhul yang ada, simpul yang tercipta tak akan
menghempaskan kami dari jalan ini. Hingga kami sama-sama tersenyum penuh
keharuan dan berpeluk mesra dalam kesukaan di dalam Al- Adn. Wa’Allahu alam