Terjebak dalam waktu yang sudah
semodern seperti ini, tentu membuat kita lalai dalam urusan agama. Disaat
seperti ini sudah banyak orang yang melupakan kewajiban agama. Terutama islam
walau islam menjadi agama mayoritas di Indonesia, akan tetapi banyak diantara
mereka yang tidak peduli dan bersikap acuh pada agamanya. Entah sebetulnya apa
yang sedang berada di dalam pikiran mereka para anak muda saat ini, tapi mau
dibilang apa lagi jika zaman ini semakin modern maka ada salah satu yang akan
tersingkirkan. Oleh sebab itu para pemuda islam bangkitlah agar agama ini tetap
tegak memancangkan panji-panjinya dan agama ini tidak tersingkirkan oleh zaman
yang makin abu-abu.
Membuat gertakan untuk
menyelamatkan agama ini, yakni dengan membentuk suatu organisasi yang kuat,
membangun mental-mental fundamentalis yang kokoh idealismenya terhadap kekuatan
islam, membangun pribadi-pribadi peradaban, menciptakan generasi rabbani untuk
menguatkan pilar-pilar keislaman di negeri ini. Akan tetapi justru begitu miris
yang terjadi saat organisasi-organisasi islam yang dibentuk justru menimbulkan
kekacauan dan keributan dengan saling berbangga-bangga dengan fikrohnya masing
dan saling menjatuhkan yang sattu dengan yang lainnya, berkelahi mengumbar
fitnah dan segala bentrok dengan tameng
berdalih demi perjuangan dakwah, padahal islam sebagai agama rahmatan yang
humanis begitu berusaha untuk senantiasa mempercantik ukhuwah karena seorang
muslim dengan muslim lainnya adalah seperti satu tubuh jika satu sakit maka
tubuh yang lain pun akan merasakannya.
“Andaikan mereka tida sama-sama
berwatak keras, maka usaha yang kita lakukan pasti berhasil”. Melihat situasi
dan kondisi yang semakin merumit kemudian para pemuda mengambil inisiatif untuk
memperundingkan permasalahan dengan cara musyawarah, meski sekeruh-keruhnya
keputusan musyawarah masih lebih baik daripada sebening-beningnya hasil
keputusan sendiri. Kesepakatan yang menghasilkan kerja-kerja nyata untuk
membangun umat yang maslahat menyebarkan kebermanfaatan dan keselamatan di
dunia dan di akhirat. Dengan jalan ini, dengan kerja-kerja ini kita akan merasa
bangga sebagai seorang muslim dengan keislamannya, agar lebih banyak lagi
kebermanfaatan yang dicipta dengan hal-hal positif yang diikuti dan diteladani.
Gertakan pemuda inilah yang akan menyadarkan kepada dunia bahwa islam adalah
agama rahmatan lilalamin.
Jika kita ingin mempertahankan
agama ini, lakukalah dengan sesuatu yang baik dan bermanfaat tanpa adanya
perselisihan antara satu dengan yang lainnya. Meski saat ini banyak sekali
rintangan-rintangan yang dihadapi dan pasti akan sangat mampu mengoyahkan
keimanan kita, konflik dan perpecahan diantara saudara seiman, saling tuduh dan
membunuh merupakan fakta yang tak bisa terelakan. Jika jalan kebenaran ini
adalah jalan yang terbaik biarkan hati-hati yang merindu kebenaran akan merasakan
sentuhan terlembut dari TuhanNya untuk mengetahui dan membenarkan jalan
perjuangan ini. Tak perlulah terpancing oleh ucapan-ucapan tidak bermanfaat
yang mereka orang-orang jahil keluarkan, meski itu amat menyakitkan perasaan
kita. Kita cukup jadi contoh dan teladan untuk berkata yang baik saja atau
diam, begitu mungkin lebih menyelamatkan daripada memancing segala yang hanya
menghasilkan mudhorot saja.
Setelah sekian banyak hal yang
telah dilakukan umat islam untuk mempertahankan agamanya, maka kita
bersama-sama harus siap menjaga kedamaian dan ketentraman satu sama lain
sebagai satu bangunan batu bata yang kokoh dan saling memberi kedamaian serta
perlindungan kepada yang lain. Ada cara-cara terbaik untuk menegur sahabat yang
tersalah dengan cara paling lembut dan mengetarkan jiwa-jiwa. Oleh sebab itu
mari berbuat, mari melakukan, mari membangun semangat agar para gertakan para
pemuda islam ini semakin menggaung untuk kejayaan islam yang akan disongsong di
depan. AllahuAkbar! (Tyas Nurul Shafara)
*Peserta lomba menulis essay di Semarak Ramadhan SMA N115