Sunday, August 4, 2013

Pemuda dan Dakwah Islam

“Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan kami tambahkan petunjuk kepada mereka.” (Surah Al-Khaf 18 :13)

Arti surah tersebut, kita dapat simpulkan bahwa pemuda sangatlah penting peranannya untuk kelanjutan zaman dan sesungguhnya mereka adalah pemuda yang beriman kepada Allah.

Pemuda merupakan lapisan yang paling kritis. Mereka memiliki wawasan ke depan, tidak pernah puas dengan apa yang ada, penuh cita-cita dan harapan. Baik dalam sesuatu hal yang positif ataupun hal yang negatif.

Pemuda cenderung dimanfaatkan oleh orang-orang yang ingin merusak lingkungan terutama di bidang dakwah. Mereka disajikan dengan hal-hal yang melanggar norma kesopanan dan agama. Hal tersebut akan membuat mereka jauh dari agama terutama kepada Allah. Penghasutan tersebut bukan hanya dilakukan secara langsung, seperti  lewat media massa, jejaring sosial ataupun hal lainnya. Tetapi mereka juga dapet dihasut secara tidak langsung, seperti masuknya budaya barat yang melanggar norma dan agama.

Lingkungan masyarakat dari yang buruk menjadi baik, dari jahiliyah menjadi islam dapat dimanfaatkan untuk berdakwah. Islam mengajarkan pemuda untuk berkreasi, peduli dengan lingkungan dan kreatif, bukan untuk merusak.

Rasulullah saw tidak rela pemuda yang berprestasi tidak dapat mengeluarkan semua aspirasinya dan menjadi sampah masyarakat. Pemuda dapat mengeluarkan aspirasinya melalui islam. Karena islam tidak mengekang dan melecehkan.

Melaui dakwah kita dapat memberi ilmu terhadap sesama dan mendapat banyak kebaikan. Perlahan-lahan dakwah juga dapat mengubah lingkungan masyarakat yang buruk menjadi baik, membawa orang-orang tetap berada di jalan Allah dan menghindarkan semua larangan Allah yang akan merusak lingkungan terutama diri sendiri.

Kebanyakan orang-orang malas mendengarkan syiar islam karena bahasa yang sulit dipahami. Tapi dalam Al-Qur’an dikatakan berdakwah harus dengan bahasa yang mudah dipahami, “Dan kami tidak mengutus seseorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasana kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. Ibrahim 14:4)


Jadi, dengan bahasa yang mudah kita bisa dapat mendengarkan dakwah dengan hikmah dan akan mendapatkan banyak manfaat. (Riesya Chaerunisa) 

*Peserta lomba menulis essay di Semarak Ramadhan SMA N 115 Jakarta

Comments System

Disqus Shortname