“Kami ceritakan kepadamu
(Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah
pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan kami tambahkan petunjuk
kepada mereka.” (Surah Al-Khaf 18 :13)
Arti surah tersebut, kita dapat
simpulkan bahwa pemuda sangatlah penting peranannya untuk kelanjutan zaman dan
sesungguhnya mereka adalah pemuda yang beriman kepada Allah.
Pemuda merupakan lapisan yang
paling kritis. Mereka memiliki wawasan ke depan, tidak pernah puas dengan apa
yang ada, penuh cita-cita dan harapan. Baik dalam sesuatu hal yang positif
ataupun hal yang negatif.
Pemuda cenderung dimanfaatkan
oleh orang-orang yang ingin merusak lingkungan terutama di bidang dakwah.
Mereka disajikan dengan hal-hal yang melanggar norma kesopanan dan agama. Hal
tersebut akan membuat mereka jauh dari agama terutama kepada Allah. Penghasutan
tersebut bukan hanya dilakukan secara langsung, seperti lewat media massa, jejaring sosial ataupun hal
lainnya. Tetapi mereka juga dapet dihasut secara tidak langsung, seperti
masuknya budaya barat yang melanggar norma dan agama.
Lingkungan masyarakat dari yang
buruk menjadi baik, dari jahiliyah menjadi islam dapat dimanfaatkan untuk
berdakwah. Islam mengajarkan pemuda untuk berkreasi, peduli dengan lingkungan
dan kreatif, bukan untuk merusak.
Rasulullah saw tidak rela pemuda
yang berprestasi tidak dapat mengeluarkan semua aspirasinya dan menjadi sampah
masyarakat. Pemuda dapat mengeluarkan aspirasinya melalui islam. Karena islam
tidak mengekang dan melecehkan.
Melaui dakwah kita dapat memberi
ilmu terhadap sesama dan mendapat banyak kebaikan. Perlahan-lahan dakwah juga
dapat mengubah lingkungan masyarakat yang buruk menjadi baik, membawa
orang-orang tetap berada di jalan Allah dan menghindarkan semua larangan Allah
yang akan merusak lingkungan terutama diri sendiri.
Kebanyakan orang-orang malas
mendengarkan syiar islam karena bahasa yang sulit dipahami. Tapi dalam
Al-Qur’an dikatakan berdakwah harus dengan bahasa yang mudah dipahami, “Dan
kami tidak mengutus seseorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar
dia dapat memberi penjelasana kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang
Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Yang
Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. Ibrahim 14:4)
Jadi, dengan bahasa yang mudah
kita bisa dapat mendengarkan dakwah dengan hikmah dan akan mendapatkan banyak
manfaat. (Riesya Chaerunisa)
*Peserta lomba menulis essay di Semarak Ramadhan SMA N 115 Jakarta