Friday, August 2, 2013

Fakta dan Mitos Menjawab Pemetaan Konflik Mesir Part II

Beberapa artikel jawaban dan protes atas tulisan Ibu Dina sepertinya makin banyak tersebar. Membaca keseluruhan dari berbagai sudut dan sisi menjadikan IM dan Mursi sebagai biang keladi atas konflik yang ada di Mesir. Bahkan ia menyatakan bahwa era kepemimpinan Mursi sama seperti Mubarak. Walaupun pada akhirnya ia sebut persoalan yang kontradiktif, menngatakan bahwa "kisruh Mesir harus dijadikan pelajaran, bukannya malah ikut berseteru demi mendukung (atau tidak mendukung) presiden sebuah negara yang letaknya ribuan kilo dari kita ".

Namun pada kenyataannya secara tidak langsung justru isi dari seluruh artikel tersebut mengandung sinis terhadap IM dan Mursi. Apabila ini menjadi pelajaran kenapa harus Pancasila yang menjad letak perbedaan kita dengan koflik di Mesir. Apakah ada yang menjamin pancasila akan berdiri tegak di Indonesia ? Yang perlu menjadi pelajaran dari semua ini adalah, ternyata segala sistem yang dibuat oleh manusia akan mudah dan selalu ada celah untuk diruntuhkan atau diubah sesuai kepentingannya. Demokrasi,sekularisme, pluralisme, serta kapitalisme semuanya akan tumbang dan ternyata hanya kekuatan sistem Allah dan kekuatan Allah SWT lah yang maha kuat, Maha agung dan Maha segala-galanya.

Militer Ngotot Gulingkan Mursi
Kembali kita petakan masalah yang ada, dari semua berita baik di media cetak maupun elektronik sudah jelas bahwa Militer lah yang sangat ngotot ingin menjatuhkan kepemimpinan Mursi,buka link berikut : [Militer Ngotot Gulingkan Mursi]  padahal Syaikh Yusuf Qaradhawi mengatakan dalam Pidato pada salah satu stasiun Televisi khusus,”Pada hari ini sulit menemukan rakyat Mesir berada pada suatu tempat,” mengacu pada pecahnya rakyat Meir pada hari Minggu (30/6) antara pendukung dan pemberontak yang keluar ke jalanan dalam rangka protes di tempat yang berbeda, dan bukan lagi di Tahrir Square sebagaimana wakyat Mesir yang bersatu pada Revolusi 25 Januari 2011 yang memiliki satu tujuan yaitu menggulingkan Rezim mantan Presiden hosni Mubarak.

Syaikh mengatakan."mengapa kita tidak kembali pada satu barisan dan saling memahami diantara kita? Hendaknya kita saling memahami sebagaimana ayah dengan anaknya dan kakak dengan adiknya.” Dan Syaikh menambahkan, “jika Presiden Muhammad Mursi memiliki kesalahan maka kita berhak meluruskan kesalahannya,…..lalu mengapa kita bisa sabar dengan Rezim Mubarak selama 30 tahun nemun tak mampu sabar dalam setahun ini !?, apakah setahun ini mampu memperbaiki kesalahan yang telah dibuat 30 tahun ?”

Mengisi Kekosongan dengan Islam
Pemetaan konflik di Mesir bukan pada alasan kenapa Mursi harus dilengserkan atau IM sebagai biang keladi sebagaimana yang dituliskan Ibu Dina. Melainkan kita harus sadar  bahwa kekuatan internasional seluruhnya, berkonspirasi untuk menghancurkan Sistem Islam. Kita harus sadar bahwa golongan Timur,Barat,kanan maupun kiri memusuhi menyimpan dendam dan menunggu kelengahan.

Tidak ada kesesatan yang lebih sesat dari pada beranggap bahwa kita melepaskan diri dari suatu blok. Jika tidak termasuk golongan kiri maka ia kanan atau jika tidak termasuk sosialis pasti ia materialis. Kita umat Islam harus menyadari bahwa ia mempunyai kepribadian tersendiri dan khas. Ia asli dan berkarakteristik bersumber dari Islam. Karena ke orisinalitas dan kekhasan ini ia bisa menduduki posisi kepemimpinan dalam bidang pemikiran maupun politik secara umum. Ia harus menyadari bahwa kekosongan saat ini dialami tidak bisa diisi dengan pemikiran-pemikiran Marx dan Lenin, atau prinsip-prinspi Guevara, yang juga merupakan bagian darinya.

Kekurangan ini tidak bisa diisi kecuali oleh Islam, baik dalam akidah, tatanan, akhlak, maupun perundangan-undangan. Semua itu menjadikan pergerakan Islam berada didepan tanggung jawab sejarah yang krusial. Tanggung jawab yang membutuhkan tindakan berlandaskan iman dan kehendak berdasarkan perencanaan.

Namun bukan berarti kita mengalah dengan sistem tersebut. Jika orang-orang Islam saja saat ini mengalah terhadap sistem kafir kenapa mereka orang-orang kafir tidak mau mengalah terhadap sistem Islam. Maka dari itu Dakwah di parlemen juga dibutuhkan, untuk lebih jelasnya silahkan baca Pendapat Ulama Soal Dakwah Lewat Parlemen. Diakhir artikel kita simak kata-kata ini

“Islam beribadah itu akan dibiarkan. Islam berekonomi akan diawasi. Islam berpolitik itu akan dicabut seakar-akarnya”. Ini adalah ucapan terkenal dari tokoh sejarah yang dicintai umat Islam di Indonesia, Muhammad Natsir.

Yang terpenting dari konflik Mesir saat ini adalah kita sebagai umat Muslim wajib merasakan,menolong,bersimpati dan berempati terhadap kondisi saudara-saudara kita dengan cara apapun sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.

 “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”. (HR. Muslim).

Min Syahril
Sumber :

Buku Bagaimana Harusnya Muslim berfikir Karya Fathi Yakan
Dakwatuna.com
Google
Eramuslim

Comments System

Disqus Shortname