Monday, June 10, 2013

Mendamaikan Ahlus Sunnah di Nusantara

Judul         : MENDAMAIKAN AHLUS SUNNAH DI NUSANTARA (Mencari Titik Kesepakatan Antara Asy’ariyah dan Wahabiyah)
Penulis : Abu Muhammd Waskito
Editor : Abduh Zulfidar Akaha
Penerbit         : Pustaka Al-Kautsar
Cetakan         : Pertama,Oktober 2012
Tebal : XVI+432 hlm.


Banyaknya ormas-ormas Islam akhir-akhir ini, itu menandakan bahwa kita sebagai umat muslim merasa perlu memperjuangkan ajaran-ajaran Islam yang dibawa oleh Baginda Rasulullah Muhammad Salallahu ‘alaihiwassalam secara kaffah . Terlebih saat ini di Indonesia gerakan westernisasi berusaha mempengaruhi ajaran islam melalui ideologi kebaratan dan kultur budaya yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Selain itu berbagai cara banyak ditempuh oleh musuh-musuh Islam berusaha merusak generasi-generasi muslim di Indonesia. Cara yang mereka tempuh tidak lagi dengan mengangkat senjata,melainkan dengan cara yang lebih halus baik itu melalui media,hiburan,cara berpakaian dan lain-lain.

Di wilayah timur tengah tepatnya di negara-negara muslim seperti Suriah,Irak,Mesir dan Palestina saat ini tengah mengalami gelombang reformasi politik. Tak jelas arahnya kemana apakah semakin menguntungkan kaum muslim atau justru sebaliknya. Praktik kolonialisme bersenjata melalui cara militer di Irak,dan eskalasi konflik di Palestina. Melihat kondisi tersebut,seharusnya kita sadar membuka hati agar segera merapatkan barisan menjadi umat msulim yang bersatu di seluruh dunia untuk bersama-sama memerangi dan menghancurkan musuh-musuh Islam.

Namun kenyataan yang terjadi di Indonesia, dengan banyaknya ormas-ormas Islam yang muncul bukannya bersatu memperkokoh kekuatan islam malah justru terlibat perselisihan antar ormas-ormas Islam itu sendiri. Salah satu masalah besar yang dihadapi kaum muslimin di Indonesia saat ini adalah sulitnya menyatukan Ahlus Sunnah Wal Jam’an (ASWAJA) . Dengan karunia Allah Subhannahu wata’ala ,selama ini bangsa kita didominasi oleh paham Ahlus Sunnah (Sunni). Tetapi eksistensi tersebut menyebar diberbagai organisasi,lembaga,sikap politik dan lain-lain. Jika itu dipandang sebagai keragaman yang saling melengkapi,tentunya sangat mensyukurinya. Namun apa yang terjadi malah justru sebaliknya antar sesama Ahlus Sunnah saling terlibat perselisihan, satu sama lain saling mengklaim golongannyalah yang paling Ahlus Sunnah.

Buku yang ditulis oleh  Abu Muhammad Waskito berjudul “Mendamaikan Ahlus Sunnah Di Nusantara” berusaha untuk mencari titik kesepakatan di antara golongan-golongan yang sedang terlibat perselisihan dalam hal Akidah,Tauhid dan masalah-masalah keislaman yang lainnya. Terlebih lagi terkait dengan Hadist Iftiraqul Ummah atau dikenal dengan hadist 73 golongan. Dimana hadist tersebut menjelaskan tentang Islam yang terpecah menjadi 73 golongan, 72 diantaranya akan masuk neraka,dan hanya 1 golongan yang akan masuk surga yaitu yang mengikuti Ahlus Sunnah. Hadist tersebut menimbulkan kontroversi dikalangan internal Islam,sehingga satu sama lain saling mengklaim dirinya yang berada di golongan Ahlus Sunnah.
Setidaknya dengan hadirnya buku yang ditulis oleh Abu Muhammad Waskito tersebut adalah wujud kontribusinya untuk berusaha menyatukan umat Islam yang masih terkotak-kotak khususnya di Indonesia,dan umumnya umat Islam diseluruh dunia. Jika kita melihat secara mendalam perselisihan yang terjadi saat ini antar umat islam adalah menuding sesat dan saling mengkafirkan satu sama lain merupakan masalah yang cukup urgen saat ini. Bukan hal yang tak mungkin dengan keadaan tersebut membuka celah bagi musuh-musuh Islam di Indonesia untuk menjalankan misinya memerangi islam dengan cara mempraktikan devide at impera adu domba seperti yang pernah dilakukan Belanda saat masa penjajahan.


Dua kelompok yang sampai saat ini terlibat perselisihan rumit yaitu kelompok Asy’ariyah dan Salafi atau yang biasa disebut dengan Wahabi. Keduanya sama-sama mengklaim Ahlus Sunnah,tetapi melihat sikapnya terhadap pihak-pihak yang berbeda paham tampak sangat konfrontatif. Keduanya saling beranggapan dirinya yang mengikuti jalan sunnah. Tak jarang wacana yang provokatif sering ditemukan diberbagai media,buku,artikel dan internet dari kedua belah pihak. Situasinya akan lebih rumit jika dikaitkan dengan isu konflik “Wahabi versus Anti Wahabi” sejak dulu. Dengan melihat kondisi tersebut tentu saja akan membingungkan kaum muslimin yang hendak memahami hakikat Ahlus Sunnah itu sendiri. Perpecahan pun sudah terjadi,perselisihan muncul di mana-mana, antar berbagai elemen umat saling membenci. Kalau sudah terjadi perselisihan bagaimana akan terjadi Ukhuwah,bukankah sesama muslim itu saudara ? dimana saat satu muslim terluka,maka muslim yang lain ikut merasakannya.


Di sisi lain buku “Mendamaikan Ahlus Sunnah Di Nusantara” memberikan contoh-contoh perselisihan yang terjadi di antara As’ariyah dan Wahabiyah. Tak hanya itu Abu Muhammad Waskito dalam pemaparannya juga berusaha mencari jalan solusinya demi tercapainya kesatuan umat muslim yang mengaku dirinya Ahlus Sunnah. Seperti yang terjadi dalam buku yang ditulis oleh KH. Sirajudin Abbas berjudul I’tiqad Ahlus Sunnah Wal Jam’ah yang menganggap pemikiran Ibnu Taimiyah dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab sebagai aliran sesat dan dimasukkan dalam kategori “72 golongan yang akan masuk neraka”. Sebaliknya dalam buku Mulia dengan Manhaj Salaf ,karya Ustadz Abdul Qadir Jawwas dibagian akhir bukunya memasukkan Asy’ariyah sebagai bagian kelompok sesat yang tidak sesuai dengan Ahlus Sunnah wal Jam’ah.


Perselisihan sperti itu di antara dua kelompok tersebut tentunya sangat membingungkan kaum muslimin yang masih belajar tentang hakikat Ahlus Sunnah,terlebih lagi perselisihan tersebut sudah dalam tahap menyesatkan dan mengkafirkan. Untuk itu Abu Muhammad Waskito dalam “Mendamaikan Ahlus Sunnah Di Nusantara “ berusaha mengkaji secara proporsional dimana mengajak bagi para pembaca agar bersikap toleran dan menghargai terhadap pihak-pihak yang berbeda paham dan jangan mudah untuk mengkafirkan dan menyesatkan. Buku tersebut layak dibaca diberbagai kalangan muslim,agar tidak mudah terpengaruh oleh wacana-wacana yang provokatif yang banyak bertebaran di mana-mana. Sehingga kita bisa bersikap toleran dan menghargai sesama umat muslim yang berbeda paham agar mudah tercapainya kesatuan umat.


Dengan tercapainya kesatuan umat,maka kita bisa memerangi musuh-musuh islam yang hendak menghancurkan islam. Terlebih lagi saat ini umat islam di hadapkan dengan tantangan baru yaitu gerakan pemikiran Islam modern yang dimotori oleh Nurcholis Madjid dan kawan-kawannya yang biasa kita kenal dengan Islam Liberal dan juga munculnya gerakan syiahisasi,ahmadiyah dan bentuk penyimpangan-penyimpangan Islam lainnya baik itu isu terorisme yang gencar disebarkan oleh berbagai media serta munculnya aliran sesat.seharusnya menjadi pekerjaan rumah bagi umat muslim untuk merapatkan barisan dan memperkokoh kesatuan umat. Karena dengan munculnya masalah-masalah itu bisa jadi adalah salah satu program gerakan zionis atau musuh-musuh islam yang lainnya yang hendak menghancurkan Islam dengan menebar propaganda melalui media.

Wallahu a’lam bis shawwab
(Al Barca)


Comments System

Disqus Shortname