“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan
Al-Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya
adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.” (QS. Yusuf : 3 )
Bercerita adalah metode
komunikasi universal yang sangat berpengaruh kepada jiwa manusia. Allah
mendidik jiwa manusia menuju keimanan dan kebersihan rohani dengan mengajak
manusia berpikir dan merenung, menghayati, dan meresapi pesan-pesan moral yang
terdapat dalam firman-Nya.
Mengapa mendongeng ?
Lihatlah dalam Al-Qur’an selalu
terdapat kisah-kisah sebagai ilustrasi bagaimana menjalani hidup ini dengan
lurus dan benar yang dapat kita jadikan sebagai cermin kehidupan.
Karena bercerita memiliki
beberapa fungsi yang amat penting, yaitu :
1. Membangun
kontak batin
Membangun kontak
batin sering kali lebih efektif apabila dilakukan melalui cerita.
2. Media
penyampaian pesan/nilai agama
Menyampaikan
nilai moral dan agama melalui cerita biasanya lebih nyaman didengarkan oleh
anak-anak. Secara otomatis pesan-pesan moral dan agama yang kita selipkan akan
didengarkan anak dengan senang hati pula.
3. Pendidikan
imajinasi
Untuk merangsang
imajinasi dan memperkaya daya fantasinya, kita dapat melakukan secara efektif
dengan bantuan bercerita.
4. Pendidikan
emosi
Melalui cerita
emosi anak dapat dilatih untuk merasakan dan menghayati berbagai lakon
kehidupan manusia.
5. Membantu
proses identifikasi diri/perbuatan
Melalui cerita,
anak-anak akan mudah memahami sifat-sifat, figur-figur, dan perbuatan mana yang
baik, dan sebaliknya. Bercerita dapat berperan sebagai proses pembentukan watak
seorang anak.
6. Memperkaya
pengalaman batin
Dengan
mendengarkan cerita, pengalaman batin akan lebih kaya dan ini akan sangat
membantu kematangan jiwanya.
7. Hiburan
dan penarik perhatian
Bercerita
merupakan sarana hiburan yang murah meriah. Selain itu, apabila kegiatan tambah
menjenuhkan bercerita dapat dimanfaatkan untuk menarik perhatian anak-anak yang
mulai kurang aktif.
8. Merekayasa
watak/karakter
Dengan cerita
dimaksudkan terjadi proses yang terus menerus untuk menanamkan dan menyadarkan
tauhidnya melalui pendekatan ruhaniah. Sehingga ruhaniah tersebut yang akan
menguasai hati, memberikan pengaruh kepada pikiran, dan memerintahkan anggota
badan dengan mengendalikan yang baik. Membentuk menjadi kebiasaan sehingga
menjadi karakter.
Terampil Bercerita
Ketrampilan
dalam bercerita, baik dalam olah vokal, olah gerak, bahasa, dan komunikasi
serta ekspresi perlu dikuasai pembawa cerita.
Selain itu,
penyajian cerita yang harus dikombinasikan secara proporsional adalah sebagai
berikut : narasi, dialog, ekspresi,
visualisasi gerak/peragaan (akting), ilustrasi suara, baik suara lazim maupun
suara tak lazim, media/alat peraga, teknis ilustrasi lainnya : misalnya lagu,
permainan, musik, dan sebagainya.
Sebagai sebuah
ketrampilan, penguasaannya tidak cukup hanya dengan memahami ilmunya secara
teoritis saja. Yang lebih penting dari itu adalah keberanian dan ketekunan
dalam mencobanya secara langsung. Ketrampilan teknis bercerita hanya dapat
dikembangkan melalui latihan dan pengalaman praktik bercerita.
Pentingnya mengetahui
penyaluran pengetahuan kepada anak-anak dengan bercerita adalah hal-hal yang
perlu dipelajari dan dikuasai dalam membangun generasi rabbani pada jiwa
anak-anak. Selain lebih efektif dan mudah terserap, bercerita menjadi sarana
untuk memengaruhi jiwa anak-anak. Oleh karena demikian ketrampilan ini perlu
terus dilatih, diasah, dan dikembangkan bagi kaum pembelajar. Mendongeng Seru!
(Dz)
*dari berbagai sumber