Thursday, March 27, 2014

Menuju Peningkatan Kualitas Kampus


Sehingga perguruan tinggi tidak hanya berlomba-lomba untuk memasarkan ‘jualan’ nya tetapi mampu mengakomodir kebutuhan para pencari ilmu di dalamnya untuk senantiasa meningkatkan kualitas. sumber daya manusia yang dihasilkan menjadi insan-insan yang terampil dibidangnya

Webomatrics atau web rangking merupakan pemeringkatan akademik institusi pendidikan tinggi terbesar, untuk saat ini. Pemeringkatan berstandar internasional yang diharapkan mampu menempatkan laman kampus di dunia maya menjadi sumber terpercaya bagi publik.

Beragam kegiatan akademik terakomodasi lewat sistem yang dibangun. Mahasiswa dapat memaksimalkan segala fasilitas yang disediakan di laman website kampus untuk melakukan pendaftaran, perkuliahan, hingga kelulusan dalam jarak jauh.

Adapun kriteria penilaian perguruan tinggi berdasarkan versi THES (the Times Higher Education Supplement) yakni Ada 4 parameter yang menjadi acuan penilaian dalam rangking webometrics yaitu: Presence (20%), Impact (50%), Openness (15%),dan Excellence (15%). Untuk parameter Excellence merupakan jumlah artikel-artikel ilmiah publikasi perguruan tinggi yang bersangkutan yang terindeks di Scimago Institution Ranking (tahun 2003-2012) dan di Google Scholar (tahun 2007-2012). Presence adalah jumlah halaman website (html) dan halaman dinamik yang tertangkap oleh mesin pencari (Google), tidak termasuk rich files. Impact merupakan jumlah eksternal link yang unik (jumlah backlink) yang diterima oleh domain web universitas (inlinks) yang tertangkap oleh mesin pencari (Google). Openness merupakan jumlah file dokumen (Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps, .eps), Microsoft Word (.doc,.docx) and Microsoft Powerpoint (.ppt, .pptx) yang online/open di bawah domain website universitas yang tertangkap oleh mesin pencari (Google Scholar).
 Penilaian dilakukan setiap enam bulan sekali berdasarkan kehadiran laman dan dampaknya terhadap publik. Fokus pada aktivitas, keluaran, relevansi, dan dampak jadi bukan karena popularitas konten yang diukur berdasarkan jumlah pengunjung.

Untuk merancang dan mengelola konten website merupakan indikator yang paling menentukan peningkatan rangking suatu perguruan tinggi, seperti kemudahan untuk mengunduh karya ilmiah karena semakin banyaknya publikasi yang diberikan perguruan tinggi kepada khalayak. Selain itu penugasaan kepada dosen-dosen untuk membuat tulisan atau artikel secara rutin dan mempublikasikannya disitus resmi.

Disini diperlukan kedisiplinan para dosen/instruktur dan pengajar untuk mengunggah skripsi, tesis, karya ilmiah ke jurnal atau situs kampus. Karena dampak  dari aktifitas tersebut juga merupakan pengawasan secara online sehingga jika ada mahasiswa maupun dosen yang melakukan plagiat hasil karya pasti ketahuan karena materinya sama.

Sehingga perguruan tinggi tidak hanya berlomba-lomba untuk memasarkan ‘jualan’ nya tetapi mampu mengakomodir kebutuhan para pencari ilmu di dalamnya untuk senantiasa meningkatkan kualitas. sumber daya manusia yang dihasilkan pun menjadi insan-insan yang terampil dibidangnya.

Tidak kalah penting kampus juga harus punya manfaat bagi masyarakat sekitar. Kontribusi kampus terhadap pertumbuhan perekonomian harus menjadi salah faktor dalam menentukan perguruan tinggi berkualitas. Proses belajar mengajar yang efektif dan kreatif untuk mewadahi lewat penempatan suasana akademik yang kondusif. Kampus yang berupaya untuk menggalakan penelitian, seminar, hingga temu wicara di setiap pertemuan akademik. Suasana kampus yang dinamis juga diharapkan agar membuat para mahasiswa betah belajar di kampus.

Meskipun peringkat yang disematkan pada setiap kampus bersifat relatif dan tidak dapat ditelan bulat-bulat. Karena bisa saja sistem pemeringkatan yang terjadi menerapkan dualisme, yakni penetapan standar tinggi namun tidak dibarengi dengan sarana dan prasarana yang memadai. Ketersedian tenaga dosen tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang diajar setiap tahun,  fasilitas perkuliahan juga tak ada standar di setiap kampus. Akhirnya siapa bermodal kuat maka kampus tersebutlah yang memiliki fasilitas mentereng.

Meski demikian, proses pendidikan yang mengarahkan menuju pemenuhan kebutuhan utama mahasiswanya, yakni bekerja. Ternyata masih banyak diminati dan digandrungi masyarakat. Oleh karena demikian terus berupaya untuk meningkatkan segenap potensi dari segala lini dan  peningkatan kualitas menjadi pilihan untuk tetap menjaga eksistensi di hati masyarakat.

*dari berbagai sumber

Comments System

Disqus Shortname