Inspirasi - Banjir merupakan
hal yang tidak pernah ada habisnya untuk di bicarakan. Tidak ada satupun rezim
hingga saat ini yang mampu mengatasi bencana yang satu ini. Setiap tahunnya warga Jakarta
harus menelan pil pahit akan datangnya bencana ini, kerugian yang dialami juga bukanlah
jumlah yang sedikit. Berdasarkan survey
banjir tahun ini bertambah parah di banding tahun
sebelumnya.
Intensitas curah
hujan yang tinggi sejak Desember tahun lalu membuat beberapa tempat di Ibukota
terendam banjir. Tidak terkecuali di daerah Cengkareng
yang selalu menjadi langganan banjir
yang datang setiap tahunnnya.
Kali ini
hal tersebut memaksa warga Cengkareng untuk
meninggalkan tempat tinggal mereka sejak 18 Januari 2014 lalu.
Tercatat ketinggian
air di daerah Cengkareng
meningkat dari 40 cm menjadi 60
cm
pada Minggu (19/01) kemarin.
Warga Cengkareng yang rumahnya
terendam banjir kini
ditampung
di beberapa posko bencana salah
satunya
terletak di SMP N 249. Jumlah pengungsi sampai saat ini berjumlah 493 jiwa, 60 diantaranya adalah
balita. Disamping itu sangat disayangkan pihak pemerintah khususnya Pemprov DKI Jakarta sendiri terkesan sangat
lambat dalam menangani banjir kali ini.
Hal itu dibuktikan
dengan kurangnnya bantuan untuk para ngungsi di posko SMPN 249.
Pada minggu pagi
bantuan mulai berdatangan dari DAMKAR, Kecamatan dan Yayasan Bunda Tzu Chi. Sementara itu menurut penuturan Mimbar Ketua Kordinator Posko Banjir “Untuk bantuan kita masih
sangat kurang dari mulai makanan, peralatan bayi, obat – obatan, dll. Melihat
banyaknya jumlah pengungsi, di khawatirkan para pengungsi akan terlantar.” Berdasarkan
hal tersebut pemerintah seharusnya
bisa lebih cepat tanggap dalam mengatasi bencana banjir, melihat bencana ini
merupakan hal yang
datang setiap tahunnya
dan hingga saat ini masih terlihat ketidaksiapan
pemerintah dalam mengatasi banjir. Semoga rezim
yang berkuasa saat ini akan mendapat jalan keluar dari masalah yang sudah
seharusnya bisa diatasi dengan berbagai kemajuan di berbagai bidang saat ini. (MYS)