Inpirasi - Banjir bukanlah hal yang asing lagi
untuk kita dengar. Hampir di setiap awal tahun, DKI Jakarta selalu dilanda
bencana banjir. Tak
terkecuali di wilayah Otista Raya, Kp. Melayu,
Jakarta Timur. Wilayah ini dilanda banjir yang terbilang cukup
parah sejak Senin (13/1)
lalu. Namun, banjir tahun ini tidak hanya ‘singgah’ sekali ke rumah-rumah warga
seperti biasanya. Tapi kali ini banjir susulan jauh lebih parah dibandingkan
dengan banjir sebelumnya. Setelah
surutnya ‘air
bah’ pada hari Selasa
(14/1), banjir kembali menghampiri rumah-rumah warga pada hari Jumat (17/1) tepatnya pada pukul 20.00 WIB. Saat itu, banjir di
wilayah Otista Raya hanya berkisar 20-40 cm. Akan tetapi, banjir datang lebih
banyak pada hari Sabtu (18/1) pukul 04.00 WIB. Berdasarkan pantauan banjir tersebut sampai sedada orang
dewasa. Berbeda dengan kondisi banjir di wilayah Kp. Pulo, Jatinegara,
ketinggian banjir mencapai 6 meter dan menyebabkan warga harus dievakuasi
secara menyeluruh.
Sumber datangnya banjir ini tidak hanya
dikarenakan oleh intensitas hujan yang luar biasa. Ketinggian air di pintu air
Katulampa sudah tidak dapat ditampung lagi dan menyebabkan pintu air terpaksa
dibuka. Pintu air besar buatan Belanda itu sudah 3 kali membunyikan sirine yang
artinya sudah 7 pintu dibuka. Selain
itu juga tersiar kabar bahwa
tanggul di Depok jebol.
Sementara itu di
wilayah Kp. Melayu, tidak semua warga bersedia untuk
dievakuasi, ada beberapa
warga yang memilih untuk tetap tinggal dirumahnya. Dibalik bencana banjir ini, ternyata
masih
ada beberapa warga yang tetap santai menghadapinya. Sempat terlihat beberapa
anak-anak warga yang bermain-main air di sekitar rumahnya, dan
juga
ada beberapa warga yang mencuci pakaian di pinggir rumahnya. “Kapan lagi nyuci
di depan rumah gini, kan serasa tinggal di pinggir kali.”
Ujar Tendri santai.
Mayoritas warga mengungsi di SDN Bidara
Cina, karena disana dipastikan tidak akan terkena banjir. Tempat pengungsian
ini pun
cukup
layak. Disana pengungsi diberikan makanan secara
rutin, dan difasilitasi listrik karena sekolah ini menggunakan genset. “Alhamdulillah, disini
ransum makanan nggak putus-putus,
lagipula banjir kali ini nggak
separah tahun 2007 lalu.” Ungkap Siregar yang merupakan salah satu guru di
sekolah ini dan turut berpartisipasi dalam membantu korban banjir.
Banjir ini surut pada hari Senin (20/1)
pukul 01.00 WIB. Namun listrik kembali menyala pada pukul 21.00 WIB. Tidak ada
korban jiwa dalam bencana ini, hanya saja warga yang terkena bencana banjir
merasa kerepotan akibat bencana banjir ini. Terlebih, ada yang hendak
melaksanakan resepsi pernikahan pada hari Sabtu itu, namun bencana banjir
menyebabkan acara yang sudah dirampungkan menjadi berantakan. “Banjirnya kan dua kali, habis dibersihkan capek-capek rumahnya eh selang dua hari banjir lagi. Terus
ada yang ngadain resepsi juga, kan kasihan acaranya jadi berantakan.” Kata Henny, salah satu
korban banjir RW 02 ini. Hampir seluruh rumah sebanyak 14 RT di RW 02 terendam
banjir, hanya saja ada beberapa rumah yang terletak di dataran yang lebih
tinggi tidak terkena banjir, contohnya
Musholla Darussalam. Terlihat ada yang
memplester rumahnya dengan beberapa tumpukan batu bata untuk sedikit
mengantisipasi masuknya air ke dalam rumahnya.
Meski warga tidak
menyalahkan pihak pemerintah karena menurut mereka ini merupakan faktor
bencana, mereka banyak berharap kepada pihak pemerintah untuk menanggulangi
masalah ini. “Semoga banjir nggak
setahun sekali masuk ke rumah-rumah kami, minimal lima tahun sekali lah gitu. Terus buat konsumsi juga lebih
diperhatikan, karena sering banget warga
yang nggak ngungsi nggak kebagian makanan.” Harap Wardah.
Diduga, banjir masih akan kembali merendam rumah-rumah warga Kp. Melayu pada
hari Selasa (21/1) sekitar pukul 16.00 WIB dikarenakan pintu air Katulampa
masih berstatus Siaga 2. (MS)