Tuesday, January 21, 2014

Banjir Susulan Ibukota

 Inpirasi - Banjir bukanlah hal yang asing lagi untuk kita dengar. Hampir di setiap awal tahun, DKI Jakarta selalu dilanda bencana banjir. Tak terkecuali di wilayah Otista Raya, Kp. Melayu, Jakarta Timur. Wilayah ini dilanda banjir yang terbilang cukup parah sejak Senin (13/1) lalu. Namun, banjir tahun ini tidak hanya ‘singgah’ sekali ke rumah-rumah warga seperti biasanya. Tapi kali ini banjir susulan jauh lebih parah dibandingkan dengan banjir sebelumnya. Setelah surutnya air bah pada hari Selasa (14/1), banjir kembali menghampiri rumah-rumah warga pada hari Jumat (17/1) tepatnya pada pukul 20.00 WIB. Saat itu, banjir di wilayah Otista Raya hanya berkisar 20-40 cm. Akan tetapi, banjir datang lebih banyak pada hari Sabtu (18/1) pukul 04.00 WIB. Berdasarkan pantauan banjir tersebut sampai sedada orang dewasa. Berbeda dengan kondisi banjir di wilayah Kp. Pulo, Jatinegara, ketinggian banjir mencapai 6 meter dan menyebabkan warga harus dievakuasi secara menyeluruh.

Sumber datangnya banjir ini tidak hanya dikarenakan oleh intensitas hujan yang luar biasa. Ketinggian air di pintu air Katulampa sudah tidak dapat ditampung lagi dan menyebabkan pintu air terpaksa dibuka. Pintu air besar buatan Belanda itu sudah 3 kali membunyikan sirine yang artinya sudah 7 pintu dibuka. Selain itu juga tersiar kabar bahwa tanggul di Depok jebol.

Sementara itu di wilayah Kp. Melayu, tidak semua warga bersedia untuk dievakuasi, ada beberapa warga yang memilih untuk tetap tinggal dirumahnya. Dibalik bencana banjir ini, ternyata masih ada beberapa warga yang tetap santai menghadapinya. Sempat terlihat beberapa anak-anak warga yang bermain-main air di sekitar rumahnya, dan juga ada beberapa warga yang mencuci pakaian di pinggir rumahnya. “Kapan lagi nyuci di depan rumah gini, kan serasa tinggal di pinggir kali.” Ujar Tendri santai.

Mayoritas warga mengungsi di SDN Bidara Cina, karena disana dipastikan tidak akan terkena banjir. Tempat pengungsian ini pun cukup layak. Disana pengungsi diberikan makanan secara rutin, dan difasilitasi listrik karena sekolah ini menggunakan genset. “Alhamdulillah, disini ransum makanan nggak putus-putus, lagipula banjir kali ini nggak separah tahun 2007 lalu.” Ungkap Siregar yang merupakan salah satu guru di sekolah ini dan turut berpartisipasi dalam membantu korban banjir.

Banjir ini surut pada hari Senin (20/1) pukul 01.00 WIB. Namun listrik kembali menyala pada pukul 21.00 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam bencana ini, hanya saja warga yang terkena bencana banjir merasa kerepotan akibat bencana banjir ini. Terlebih, ada yang hendak melaksanakan resepsi pernikahan pada hari Sabtu itu, namun bencana banjir menyebabkan acara yang sudah dirampungkan menjadi berantakan. “Banjirnya kan dua kali, habis dibersihkan capek-capek rumahnya eh selang dua hari banjir lagi. Terus ada yang ngadain resepsi juga, kan kasihan acaranya jadi berantakan.” Kata Henny, salah satu korban banjir RW 02 ini. Hampir seluruh rumah sebanyak 14 RT di RW 02 terendam banjir, hanya saja ada beberapa rumah yang terletak di dataran yang lebih tinggi tidak terkena banjir, contohnya Musholla Darussalam. Terlihat ada yang memplester rumahnya dengan beberapa tumpukan batu bata untuk sedikit mengantisipasi masuknya air ke dalam rumahnya.
 
Meski warga tidak menyalahkan pihak pemerintah karena menurut mereka ini merupakan faktor bencana, mereka banyak berharap kepada pihak pemerintah untuk menanggulangi masalah ini. “Semoga banjir nggak setahun sekali masuk ke rumah-rumah kami, minimal lima tahun sekali lah gitu. Terus buat konsumsi juga lebih diperhatikan, karena sering banget warga yang nggak ngungsi nggak kebagian makanan.” Harap Wardah. Diduga, banjir masih akan kembali merendam rumah-rumah warga Kp. Melayu pada hari Selasa (21/1) sekitar pukul 16.00 WIB dikarenakan pintu air Katulampa masih berstatus Siaga 2. (MS)

Comments System

Disqus Shortname