Monday, April 22, 2013

Saling Menyalahkan Akibat Salah Paham


Permusuhan yang muncul akibat salah paham memang sudah banyak terjadi dilapisan masyarakat, salah paham yang mengakibatkan saling berburuk sangka (suudzon) dan akhirnya satu sama lain saling mempuyai berbagai pendapat dan statment yang semua tidak bisa disalahkan apa lagi dikalahkan. Saling menjatuhkan  pun yang akhirnya menghancurkan integrasi yang terbangun  yang akibatnya akan merusak hubungan baik yang telah terjalin selama ini. Hubungan baik yang seharusnya terjadi kini membuat masalah semakin keruh dan tak jelas arahnya.

Bukankah sesama muslim harus menjaga silaturahmi, dan seperti Rasulullah Bersabda yang artinya “Seorang mukmin terhadap mukmin yang lainnya seperti bangunan yang saling mengokohkan satu dengan yang lain.” (HR. Bukhari – Muslim). Lalu kenapa mereka malah saling menjatuhkan, merendahkan satu dengan yang lain?,  bukankah semuanya yang kita perjuangkan pada suatu kebenaran. Ketika terjadi suatu permasalahan, jalan atau langkah baik banyak yang didapat diambil namun mengapa kita lebih suka mengedepankan keegoisan, kemarahan dan kesombongan yang dipengaruhi oleh setan.

Berteriak semaunya dengan kata-kata yang tidak sepantasnya, padahal cara yang dapat dilakukan banyak tetap saja semuanya mengambil jalan pintas yang akhirnya menimbulkan kecurigaan antara yang satu dengan yang lain dan tepatnya keegoisan masih sangat menempel pada pribadi masing-masing.

Apakah baik jika ketika ada masalah satu sama lain saling mempergunjingkan, mengolok-olok satu sama lain. Apabila terjadi kesalahan pun bukankah harusnya saling memperbaiki dan mengingatkan? Ini merupakan langkah-langkah yang harus kita ambil
1. Saling mengoreksi diri atas kesalahan masing2 yang memyebabkan permasalahan itu terjadi.
2. Positif thinking atas hal-hal yang terjadi tanpa mengedepankan prasangka-prasangka buruk, dan menduga-duga tanpa sebuah informasi jelas.
3. Meninta konfirmasi yang jelas baik dalam bentuk diskusi (bertatap muka), maupun melalui media seperti BBM, sms, chatt dan lain2.
4. Belajar melihat masalah dengan multiperspektif, dengan mengamati dengan berbagai macam    sudut pandang sehingga masalah itu dapat terjadi.
5.  Menahan perkataan-perkataan yang dapat memancing pihak lain terprovokasi.
6. Hati-hati dengan intervensi orang luar yang memanfaatkan masalah, yang akhirnya disintegrasi semakin merajalela.
Apapun masalah yang terjadi banyak cara dan jalan untuk menyelesaikannya, tentulah dengan cara yang baik dan hati yang dingin. Jangan sampai silaturahmi yang dibangun bertahun-tahun menjadi hancur begitu saja, hanya dengan sikap kita yang tidak menyadari akan pentingnya sebuah ikantan persaudaraan. (A5)

Comments System

Disqus Shortname