Pelantikan
menteri di bawah pimpinan bapak presiden Ir.H. Joko widodo berbendarakan nama
kabinet baru yaitu “Kabinet kerja”. Dimana harapan besar ditujukan kepada para
menteri untuk terus bekerja, bekerja dan bekerja mengingat begitu kritisnya
sistem pemerintahan dalam negeri. Sejumlah nama asing di temukan dalam
perombakan kabinet tersebut. Diantaranya untuk menteri kelautan dan perikanan
yang di pimpin oleh ibu Susi Pudjiastuti.
Ibu susi lahir
di Pengandaran, 15 Januari 1965. Saat ini ia tercatat sebagai pemilik dan
presiden direktur(presdir) “PT ASI Pudjiastuti Marine Product” perusahaan yang
bergerak dalam bidang eksportir hasil-hasil perikanan dan “PT ASI Pudjiastuti
Aviation” atau lebih di kenal dengan sebutan “Susi Air”. Banyak pesawat canggih
yang di datangkan langsung dari luar negeri yang sudah diketahui integritasnya.
Guna menumbuhkan kepercayaan lebih dari para pelanggan(customer) Susi Air –pun
tak segan untuk merogoh kocek lebih dalam untuk merekrut para ahli penerbangan
untuk bersedia bekerja sebagai pilot di perusahaannya.
Anak ke-3 dari
pernikahan bapak Haji Ahmad Karlan dengan beristrikan ibu Hajjah Suwuh Lasminah
yang berasal dari jawa tengah yang sudah lima generasi menetap di pengandaran.
keluarganya adalah saudagar sapi dan
kerbau yang terkenal. Kebanyakan ternak sapi dan kerbau tersebut dibawa dari Jawa Tengah dan
di perdagangkan ke Jawa Barat. Ibu susi hanya berijasah SMP. Setamat SMP ia
sempat melanjutkan ke jenjang SMA, di SMA Negeri 1 Yogyakarta. Namun ia
berhenti sekolah saat menginjak kelas dua (2).
Setelah tak
menempuh pendidikan. Saat berumur 18 tahun
Ia beranikan diri untuk memulai berwirausaha sebagai pengepul ikan dengan hanya
bermodalkan Rp 750.000 di dapat dari
menjual perhiasan. Bisnisnya terus berkembang pesat hingga sampai pada tahun
1996. Akhirnya ibu susi memutuskan untuk mendirikan sebuah pabrik pengolahan
ikan “PT ASI Pudjiastuti Marine Product”
dengan produk unggulan bermerk “SUSI Brand”. Bisnisnya tersebut berkembang pesat
dan meluas sampai ke pasar ASIA dan AMERIKA. Tuntutan permintaan akan barang
dagangannya terus bertambah. Setelah di pertimbangkan betapa pentingnya sarana
transportasi udara untuk mengangkut lobster, ikan, dan hasil laut lain kepada
pembeli dalam keadaan segar.
Pada tahun
2004, dibelilah sebuah pesawat Cessna Caravan seharga Rp 20 milliar menggunakan
pinjaman bank. Bermodalkan satu pesawat tersebut ibu susi mulai berani
mendirikan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa penerbangan bernama “PT
ASI Pudjiastuti Aviation”.
Patutlah
kiranya jikalau ia disebut sebagai srikandi masa kini. Sudah banyak penghargaan
yang ia raih; “Pelopor Wisata dari Dinas
kebudayaan dan Pariwisata jawa Barat tahun
2004, Young entrepeneur of the year dari Ernst dan young Indonesia tahun
2005, Primaniyarta Award for Best small & medium Enterprise Exporter 2005
dari Presiden Republik Indonesia. Tahun 2006. Dan masih banyak lagi.”
Kehidupan
rumah tangganya tak semulus bisnisnya. Ia sempat dua kali bercerai dan kemudian
menikah dengan Cristian von Strombeck. Dari pernikahan-pernikannya ia di
karuniani tiga anak; Panji Hilmansyah, Nadine Kaiser (dari pernikahannya dengan
Daniel Kaiser) dan Alvy Xavier.
Dengan segala
pengalaman pahit dan manis dalam hidupnya tersebut. Ia memberanikan diri untuk
menerima undangan Bapak presiden ke-7 kita untuk menahkodai kementrian kelautan
dan perikanan. Semoga ibu susi sukses dan terus beramanah dengan apa yang telah
menjadi tanggung jawabnya. Amin. (Udin)