Friday, January 11, 2013

Muslimah dan Isu Problematik Wanita


Inspirasi - Musuh-musuh agama kita tahu dengan baik bahwa wanita muslimah merupakan salah satu unsur kekuatan masyarakat muslim. Oleh sebab itu, mereka berusaha sekuat tenaga, sepanjang siang dan malam, untuk melumpuhkan pergerakannya dan menggiringnya ke dalam lembah fitnah.

Musuh-musuh Islam begitu gentarnya ketika melihat fenomena wanita-wanita muslimah yang kembali memberi kontribusi besar untuk umat ini dengan melahirkan ulama-ulama aktifis dan para mujahid-mujahid pembela agama Allah. Fenomena ini membuat mereka mencurahkan sekian besar perhatiannya untuk membuat para wanita-wanita muslimah itu menjadi mandul dan hanya melahirkan generasi yang tidak memiliki jati diri dan jauh dari ajaran agama.

Mencapai tujuan tersebut, mereka para musuh-musuh Islam dengan sengaja mempropaganda dengan berbagai cara untuk merusak wanita muslimah dengan isu problematika wanita yang pada substansinya menyatakan bahwa persoalan wanita adalah hal yang mesti dibicarakan kembali dengan alasan bahwa selama ini wanita muslimah terzalimi, belahan yang tidak diberdayakan, paru-paru yang tidak berfungsi, dan tidak mendapatkan hak-haknya karena laki-laki yang telah mendominasi sendi-sendi kehidupan di muka bumi.

Selain itu, mereka juga melancarkan serangan terhadap pemakaian hijab dengan segala cara untuk menyeru kepada para wanita-wanita muslimah agar segera melepaskan diri dari 'belenggu' dan bersikap bebas. Malangnya propaganda busuk ini berhasil merasuki banyak kalangan muslim sendiri, baik laki-laki maupun perempuan. Banyak orang yang terimbas dan ikut-ikutan menyebarkan rumor-rumor bathil tersebut. Mereka seakan-akan lupa bahwa sepanjang sejarah, wanita tidak pernah mendapat kedudukan yang terhormat, kecuali dalam ajaran Islam.

Kesadaran dan pemahaman akan gerakan feminisme yang sulit menempuh ruang mistifikasi sosial telah berubah menjadi gumpalan subordinatif dari pikiran modernitas yang sangat material dan artifisial. Antara budaya, politik, kekuasaan, dan ekonomi akan saling bertabrakan kepentingan dalam usahanya merebut ruang publik sehingga muncul desakan-desakan kekuasaan yang membutuhkan pendekatan alternative bagi perubahan sosial dalam masyarakat. Ada ritme yang harus diikuti sehingga semakin ritme itu diikuti, maka semakin sulit untuk keluar dari kenyataan sosial yang menjadi pandangan hidup dalam masyarakat.

Kecenderungan berpikir linear dari konstruksi sosial terutama pergeseran dari satu manifestasi sosial ke manifestasi sosial yang lain dalam masyarakat akan lebih didororng oleh perubahan-perubahan struktur sosial itu sebagai sebuah keharusan. Pemahaman akan distingsi sosial yang bersifat artikulatif ke metodologis memberikan dorongan fungsional lebih baik bagi perubahan-perubahan sosial itu dalam masyarakat. Sejarah berulang-ulang telah terjadi dan mendeterminasi peremuan dalam ruang publik, bahwa mereka memang adalah korban dari pikiran-pikiran dusta, bahasa-bahasa bohong, kata-kata yag tak bermakna dari dunia material modernitas. Pada saat yang sama mereka tidak mampu melakukan demistifikasi atas berbagai problem yang muncul dengan konstruksi dan tata cara rasionalisasi pengetahuan yang lebih baik. Padahal reproduksi yang muncul sesungguhnya adalah rasionalisasi yang bersifat aksiden dari kapitalisme itu sendiri.
  
Islam hadir mengangkat kaum wanita dari kerak lembah yang mengenaskan dan menempatkannya pada kedudukan yang sangat terhormat. Islam memandangnya sebagai belahan jiwa laki-laki dan menjadikan berbakti kepada ibu lebih utama daripada berbakti pada ayah. Islam memuliakan wanita ketika menjadi seorang istri, bahkan ketika masih kanak-kanak. Penghormatan Islam terhadap wanita terlihat jelas ketika Al-Qur'anul Karim memuat satu surah khusus yang membahas tentang wanita dan menamakannya surah An-Nisaa' (kaum wanita).

Dengan perhatian yang sebesar itulah, Islam membentuk wanita muslimah sedemikian rupa sehingga melahirkan tokoh-tokoh besar yang menyemarkan dunia dengan kebijaksanaan dan keadilan. Wanita-wanita itu merupakan ibu-ibu yang telah melahirkan fajar Islam. Kebesaran Islam menjulang karena jasanya. Kekuatan Islam terbangun karena perannya. Berkat mereka, kemulian Islam tersebar luas dan pilar-pilarnya tertancap dengan kokoh. Itulah gambaran peran kaum ibu di masa-masa keemasan Islam dahulu.

“  Hai istri-istri Nabi, siapa diantara kamu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan dilipatgandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan yang demikian itu mudah bagi Allah. Dan barangsiapa diantara kamu yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang shalih, niscaya Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezeki yang mulia. Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga menimbulkan keinginan (tidak baik) orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliah yang dahulu dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya, Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah Nabimu) sesungguhnya, Allah adalah Mahalembut dan Maha Mengetahui. “ (Al-Ahzab: 30-34)

Islam telah membuat wanita-wanita muslimah mendapatkan peran agar tetap bisa mengartikulasikan hak-haknya, dengan sikap kepatuhan pada pesan-pesan Tuhan untuk senantiasa dijalankan. Sesuai langkah-langkah dan bagaimana bisa terus melakukan pendekatan pada Allah dengan sebuah transendensi sebagai upaya untuk melihat ke atas, berzikir kepada Tuhan sebagai wujud syukur atas nilai-nilai dan hidayah yang masuk kedalam fikir yang kemudian menerobos kepada rongga-rongga dada yang menunjukan kebenaran.

Untuk itu berkaca kepada kehidupan generasia agung (assabiqunal awwalun), agar kita semua dapat mengenali dan mencontohkan kehidupan mereka dengan keharumannya karena mereka yang hidp bersama insan mulia Muhammad SAW adalah teladan-teladan yang pantas diikuti dan lentera yang layak dijadikan petunjuk. Mari menuju oase yang subur dengan buah-buahnya yang ranum untuk berjumpa dengan wanita-wanita yang tulus dan menghirup aroma ketulusan mereka (para istri-istri Nabi). Waallahualam (DZ)

Comments System

Disqus Shortname