Monday, October 29, 2012

Lepas, Atribut Kepartaian Di Kampus



Inspirasi – Atribut partai politik yang 'wara-wiri' di ranah kampus, kerap saja memunculkan stigma yang bermacam-macam. Bukankah kampus  daerah penimbaan ilmu dan legalitas pencarian jati diri bukan akhirnya dijadikan sebagai lahan jualan partai politik, lagi pula sudah jelas peraturan yang ada bagi mahasiswa dan para akademisi untuk melepaskan atribut kepartaian jika memasuki wilayah kampus, namun masih saja ada oknum-oknum yang tidak mengerti aturan main pendidikan yang sengaja memampang jelas pernak-pernik idealis kepartaiannya.

Memiliki keyakinan dan ideologis bersama partai politik secara personal dan individual tidaklah dikatakan salah secara mutlak, namun perlu disadari kembali dimana area bermainnya, apakah dilevel mahasiswa yang masih memiliki beban dan tanggung jawab bersama nilai IPK dan tugas akhirnya, sehingga tidak menjadi tepat dengan disuguhkannya barang jualan ala partai politik di ranah ini.

Menghargai sebagai proses pembelajaran dan pengetahuan mungkin bisa saja namun perlu didukung dengan adanya sistematisasi yang cantik sehingga sebuah ideologi tersebut tidak memunculkan kekhawatiran dipihak manapun, untuk kampus yang memiliki puluhan ribu mahasiswa dan termasuk urutan terbesar kedua setelah UT (Universitas Terbuka), BSI untuk segala hal apapun dan tidak terkecuali parpol bisa menjadi barang konsumtif yang renyah. 

“Hal itu biasa dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab, juga oleh para alumni demisioner dan para dedengkot penjaga organisasi mahasiswa dari luar,” pengakuan seorang aktifis dari UKM Badaris.  

Level kemahasiswaan memang menjadi posisi yang matang untuk dicekoki segala ideologis apapun, karena menduduki jabatan keMahaan nya sebagai puncak dari siswa/pembelajar untuk segal hal yang menentukan arah jalan tujuan hidupnya, namun kembali lagi bukan ideologi tersebut yang menjadi sumber permasalahannya namun cara dan menyesuaikan tempat bermainnya saja.

Kampus tetaplah arena untuk pembelajaran sebanyak-banyaknya, kampus tetaplah sebuah wadah eksperimen dan laboratorium uji coba khazanah ilmu dan pengetahuan, kampus tetaplah sebuah entitas dimana juga memiliki pernak-pernik keorganisasiannya sendiri meski kerap dijustifkasi sebagai anak cicit dan miniatur dari partai politik. Namun berjualan diranah kampus menjadi tidak cerdas akhirnya.

Biarkan saja karya terus tercipta menjadi nilai kontributif yang membahana, agar terus menjadi saksi kesejarahan akan sebuah nilai dan ideologi kebermanfaatan yang akan terus mengaliri dari lini manapun, akan ada selalu secercah pembelajaran untuk terus menggaungkan keindependenan untuk keberpihakan pada kebenaran dan kebaikan. (DZ)

Comments System

Disqus Shortname