Friday, November 21, 2014

UKM BSI IBARAT HIDUP SEGAN, MATI MASIH OGAH



JAKARTA, 13 November 2014. Banyak sekali UKM(Unit Kegiatan Mahasiswa) yang masih berada dalam naungan kampus BSI(Bina sarana Informatika). Namun, tak banyak dari mereka yang mampu bertahan dan terus melakukan re-organisasi sesuai yang diharapkan oleh sebuah  organisasi.
Unit kegiatan mahasiswa(BSI) yang kini mulai surut pengunjung dalam lingkungan BSI yang solah mati suri. Ibarat hidup segan tapi mati masih ogah-ogahan.Memang patut disesalkan memang, wadah yang dulu di harapkan dapat memberikan sarana bagi para mahasiswa dalam pengembangan potensi mereka, kini malah harus mangkrak tak ada kejelasan. Kurangnya minat para tunas bangsa ini dalam ikut serta berperan dalam melanjutkan apa yang  telah ditinggalkan para senior terdahulu dianggap sebagai pemicu utama mogoknya sebuah lembaga kegiatan diberbagai kampus tak terkecuali untuk BSI sendiri “Banyak faktor yang membuat hal ini terjadi diantaranya dari segi internal UKM itu sendiri seperti kurangnya pengenalan UKM terhadap mahasiwa-mahasiswanya dan saat ini tidak sedikit mahasiswa yang berfikiran bahwa kuliah itu cukup belajar didalam kelas dan mereka tidak tau pentingnya berorganisasi.” Ungkap Eko Adi Prasetyo anggota senat Salemba 22.
Tiap tahun selalu saja mengalami penyusutan dalam segi pendaftaran anggota baru. Meski, telah dilakukan banyak penyuluhan tentang betapa pentingnya keaktifan seorang mahasiswa saat dalam lingkungan kampus. Karna, banyak hal positif yang bisa didapatkan saat ikut berorganisasi, seperti: informasi yang lebih akurat mengenai kurikulum kampus, beasiswa dari dalam ataupun dari luar kampus, terlebih lagi semakin banyak teman dari kampus lain yang memiliki pandangan yang lebih luas yang tak segan berbagi ilmu ataupun sekedar bersua semata.
Tak ada sisi negatif yang nampak di perlihatkan dari tiap-tiap ukm. Tak ada yang mengajak kepada kemaksiatan, tiada yang mengajak untuk turut serta membenci pemerintahan yang telah ada, tak ada extremisme yang di salurkan lewat pertemuan mereka. Meskipun, banyak yang sudah tahu tapi tak banyak dari mereka yang benar-benar serius ikut dalam kegiatan. Walaupun terkadang panitia ukm begitu terkagum-kagum saat melihat antusiasme para mahasiswa baru yang mendaftarkan diri. Namun,  Banyaknya pendaftar tak cukup menyakinkan memang dikala kegiatan dimulai. Dari ratusan pendaftar, mungkin hanya 10%-nya  yang benar-benar serius. Dan saat re-organisasi mungkin hanya akan tersisa 7-8% saja. Ironi memang tetapi apa mau dikata memang begitulah yang terjadi di lapangan.
Kuliah pulang – kuliah pulang (kupu-kupu) istilah kerennya. Kupu-kupu banyak di temui dari kalangan mahasiswa baru. Dari  mulai yang sibuk karna kuliah sambil bekerja ada juga yang sok sibuk (pengen telihat sibuk) padahal aslinya setelah tidak ada jam kuliah biasanya hanya nongkrong di temani segelas  kopi membicarakan hal yang kurang bermanfaat. Kongkow – kongkow gak jelas, bubarnyapun susah di tebak. Kadang sebentar kadang bisa larut malam dan hal tersebut terus berulang untuk hari berikutnya. Namun, itu hak mereka ingin seperti apa waktu mereka habiskan.
Melihat begitu banyaknya manfaat daripada mudharat yang dapat di petik dalam sebuah acara seperti itu, harusnya dapat membuka kembali nurani para mahasiswa yang selama ini selalu menjadi titik tumpuan utama serta menjadi tolak  ukur dalam maju tidaknya sebuah negara. (Moh Naj Muddin)

Comments System

Disqus Shortname