Tuesday, October 22, 2013

Pengabdian Butuh Ketulusan

Rabu pagi ini, pelajaran pertama adalah olah raga untuk kelas 3. Guru olah raga tidak hadir hari ini, karena sedang mendampingi siswa yang sedang mengikuti lomba olah raga di luar sekolah.  Mengajar di kelas 3 dengan anak-anak yang super aktif memang menyisakan kesan tersendiri. Belajar sambil bermain adalah salah satu cara membuat anak-anak tidak bosan menerima materi pelajaran. Begitu juga saat berolah raga, butuh permainan agar anak-anak tidak bosan.

Ku mulai pelajaran olah raga ini dengan memberikan beberapa gerakan pemanasan untuk anak-anak. Dilanjutkan dengan berjalan menuju ke gunung Pulosari, tidak jauh jarak yang di tempuh,kemudian siswa-siswi pun kembali lagi ke sekolah. Keceriaan mewarnai halaman sekolah saat anak-anak kelas 3 berbaris dengan membentuk lingkaran besar dan mulai bermain. Permainannya pun membuat aku dan anak-anak berkeringat, tapi tetap asyik dan penuh keceriaan.

Matahari kian meninggi, pelajaran olah raga berakhir saat bel istirahat berbunyi. Aku pun kembali ke ruang guru, berkumpul bersama teman-teman yang lain. Usai istirahat, aku mengajar di kelas 6. Mata pelajaran kali ini adalah matematika. Tidak pandai berhitung sebenarnya aku. Tapi saat sudah memahami materinya, aku pun bisa menyampaikan isi materinya pada siswa-siswa kelas 6. Materi matematika kali ini adalah tentang bangun kubus dan cara menghitung volume kubus. Ternyata masih dijumpai ada beberapa siswa yang belum pandai berhitung. Kesabaran ku seolah-olah teruji. Dengan perlahan dan penuh kesabaran, aku membimbing siswa yang belum pandai berhitung untuk menghitung dengan cara sederhana yang mereka kuasai. Di tengah kegiatan belajar mengajar,aku perhatikan siswa-siswa kelas 6 ini sedikit mengantuk dan kurang bersemangat, mungkin karena sudah jam terakhir  jadi mereka merasa kelelahan.

Aku pun sedikit memberi selingan saat mengajar, dengan permainan yang cukup membuat mereka semangat lagi. Setelah ku rasa cukup, aku memfokuskan para siswa ke papan tulis kembali. Senang rasanya bisa membantu para siswa menyelesaikan soal matematika. Ada kebahagiaan tersendiri, saat bisa berbagi sedikit ilmu dengan mereka, bahagia yang tidak aku dapatkan ditempat lain. Saat ini di SD negeri Pandat 2 memang sedang kekurangan guru, karena banyak guru yang sedang bertugas di luar sekolah. Jadi, jika ada kekosongan guru di kelas , aku dan teman-teman yang menggantikan.

Bel pulang mengakhiri pelajaran matematika. Setelah dipimpin berdoa oleh ketua kelas, siswa-siswa pun keluar kelas dengan menyalami tangan ku secara bergantian. Aku pun pulang bersama keempat temanku tak lama setelah siswa siswi pulang. Pulang dari sekolah, seperti biasa aku dan keempat teman ku menyantap makan siang yang telah bu lurah siapkan. Kemudian beristirahat. Saat sore hingga malam kami gunakan untuk mempersiapkan materi untuk hari esok.  Saat sedang menyiapkan materi, hand phone berdering , tanda ada panggilan masuk, ternyata kakak ku yang menelpon. Tak lupa di sela perbincangan aku pun menanyakan cara menyelesaikan soal demi soal matematika untuk kelas enam, karena aku mengalami kesulitan saat mengerjakan soal materi volum kubus. Sepuluh soal pun terjawab dan terselesaikan dengan bantuan kakak dan adik ku melalui telepon.

Dirasa cukup, aku pun menutup telepon dan bergegas menuju kamar untuk tidur karena malam semakin larut dan dingin. Materi sudah ku siapkan, dan aku siap berbagi ilmu matematika  lagi dengan siswa-siswi kelas 6 di pelajaran pertama  untuk esok pagi.
Cerita dari : Dewi Nur Laeli, dari BSI Cut Mutia, Bekasi
Lokasi pengabdian : gunung Pulosari, Banten, SD negeri Pandat 2

Comments System

Disqus Shortname