Wednesday, August 21, 2013

Terorisme Zionis

“Perang selalu disertai kekerasan. Tetapi, kekerasan yang dilakukan Yahudi dalam perang terhadap bangsa Arab sudah sampai ke level terorisme terorganisir. Ini merupakan hasil alami dari keterkaitan antara militer Israel dengan keyakinan beragama mereka yang mendorong untuk melakukan perbudakan, pembunuhan, dan pemusnahan bagi bangsa lain. Tindakan teror yang dilakukan militer Israel mempunyai dua target. Pertama, mengosongkan wilayah Arab dari penduduk aslinya seoptimal mungkin. Kedua, menghabisi warga Palestina dimanapun mereka tinggal. Sehingga tidak ada lagi yang akan mengangkat dan membela permasalahan tanah tersebut. Para pemimpin Israel yakin bahwa dengan menggunakan kekerasan akan sangat membantu mewujudkan target-targetnya tanpa adanya perlawanan yang berarti, “ (Bassam Al-‘Asali).

Terorisme menimbulkan kecemasan dan rasa takut terhadap mereka yang cinta kedamaian, karena merusakkan komponen dan maslahat kehidupan di bumi, tindakan terorisme adalah melakukan tindakan yang mengancam harta, kehormatan, kebebasan, dan kemuliaan manusia, dengan dilandasi rasa kebencian dan keinginan membuat kerusakan di muka bumi.

Timur Tengah merupakan wilayah yang sangat sensitif, terutama daerah Teluk dan Semenanjung Arabia, karena sumber minyak terbesar terdapat di wilayah tersebut. Maka prinspinya, Israel dan Iran di bawah pemerintahan Syah akan menjadi ‘Penjaga Wilayah Teluk’ untuk kepentingan Zionisme. Itulah faktor utama Amerika/Zionis memberikan dukungan penuh militer bagi kedua negara tersebut. Hasilnya adalah menjadikan Israel sebagai perpanjangan tangan Amerika di wilayah tersebut dengan menjadikan Israel sebagai sebuah kekuatan militer yang bisa digunakan untuk menjaga kepentingan Amerika.

Proyek besar Zionis adalah terorisme anti-Arab. Mereka mengusir warga Palestina sebagai langkah awal untuk membuat pemukiman mereka di sana. Zionis juga melakukan terror terhadap kaum Yahudi di luar Israel agar mau pindah ke Palestina. Atau setidaknya, mau memberikan bantuan untuk mendukung proyek besar Zionis.

Zionis jelas didirikan atas dasar terorisme dari awal didirikannya. Karena organisasi ini terang-terangan menetapkan untuk mengumpulkan dengan mengandalkan dukungan Eropa yang kemudian disusul pula oleh Amerika, semua keturunan Yahudi yang ada diberbagai penjuru dunia dan dengan berbagai kewarganegaraan untuk mendirikan sebuah negara teokrasi, yang dipenuhi rasa permusuhan terhadap semua penghuni bumi ini yang bukan dari kelompok mereka.

Idiologi agama Yahudi adalah fondasi berdirinya pemikiran politik zionis. Untuk selanjutnya menjadi asas bagi penjajahan, pembantaian, penghancuran, pengusiran, dan perampasan yang mereka lakukan. Dengan fondasi itu juga mereka berhasil mendirikan sebuah negara yang tidak ada bandingannya di dunia saat ini, yaitu sebuah negara teokrasi. Dengan asas itu juga, pimpinan politik mereka mengklaim bahwa perampasan dan perluasan wilayah serta apa saja yang mereka lakukan adalah sebagai komitmen mereka melaksanakan perintah Tuhan. Artinya, sama sekali tidak boleh dilanggar bila tidak ingin mendapatkan murka Tuhan. Nah, dengan konsep seperti inilah kaum Zionis memegang kekuasaan di Amerika Serikat.

Paradigma Amerika, menyatakan bahwa kewajiban Amerikalah untuk menyebarkan kebudayaan mereka di Arab dan dunia Islam yang nantinya akan mampu menurunkan angka keturunan. Menurutnya, dengan menurunnya angka kelahiran akan melemahkan perjalanan jihad umat Islam di masa mendatang. Pada suatu masa nanti, semangat kebangkitan Islam akan padam.

Kendala amat penting yang dihadapi Barat sebenarnya bukanlah kalangan fundamentalis Islam. Tetapi justru Islam itu sendiri. Islam adalah sebuah peradaban yang berbeda dari yang lain. Penganutnya meyakini ketinggian wawasan dan budaya, serta kekuatan yang mereka miliki.

Sedangkan Islam memandang bahwa adanya keberagaman syariat, agama, nasionalisme, budaya dan peradaban adalah sunatullah yang tidak bisa diubah-ubah. Hidup berdampingan, saling mengenal, dan terjadinya dialog antarumat dan antarbangsa itulah jalan bagi langgengnya pluralitas. Begitu pula dengan adanya kerjasama berbagai pihak dalam kebaikan dan takwa, bukan atas dasar dosa dan permusuhan.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamusaling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al-Hujurat:13)

Hidup berdampingan antarbangsa dan majunya manusia amat bergantung pada kepemimpinan yang dipenuhi tatanan nilai dan akhlaq yang berlandaskan keimanan, terutama nilai keadilan.

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan siapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, maka mareka itulah orang-orang yang zhalim.” (Al-Mumtahanah : 8-9)

Perang dalam Islam hanyalah untuk mengatasi tindak kezhaliman dan menyebarkan keadilan. Menentang penjajahan dan perampasan hak-hak kemanusiaan, serta mengembalikan hak yang terampas kepada pemiliknya. Hebatnya peperangan tidak menjadikan kaum Muslimin melupakan hak dan kemuliaan serta arti kemanusiaan. Menjaga nilai-nilai kemanusiaan terhadap mereka yang tidak ikut andil dalam perang.

Jihad melawan penjajahan Israel hukumnya fardhu ain. Siapa yang dengan sengaja meninggalkannya berarti telah melakukan suatu dosa karena melalaikan sebuah kewajiban untuk setiap kekuatan yang dimiliki umat, dengan diri, harta, ataupun sarana lainnya.


Ya Allah, jika ada diantara hamba-Mu yang mendengar uraian yang berisi keadilan serta perbaikan dan bukan perusakan, untuk kebaikan agama dan dunia, lalu dia enggan menerima selain mundur dari menolong agama-Mu, dan menolak untuk turut memuliakan agama-Mu setelah mengetahuinya maka kami menjadikan-Mu saksi atas perbuatannya, wahai Yang Maha Menyaksikan. Kami menjadi saksi atasnya semua apa yang menempati bumi dan langit-Mu. Engkau sungguh tidak butuh pertolongannya dan Engkaulah yang akan menghukum dosa-dosanya. (Imam Ali bin abi Thalib) #

Comments System

Disqus Shortname