Saturday, August 31, 2013

Miss World Buat Pancasila Menangis

"...Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa tidak hanya dasar  hormat menghormati agama-agama masing-masing, melainkan pula menjadi dasar yang memimpin ke jalan kebenaran,keadilan,kebaikan, dan kejujuran (Mohammad Hatta, kumpulan karangan IV, hlm 167)

Kutipan tersebut menjadi kata pembuka dalam artikel ini, pro-kontra miss world makin hari kian ramai kabarnya. Namun sebelum kita fokus pada pokok solusi ada baiknya kita mengetahui sejarah Miss World yang bergulir hingga sampai saat ini.

Miss World adalah kontes kecantikan internasional yang diprakarsai oleh Eric Morley pada tahun 1951 dan pertama kali diadakan di Inggris. Setelah kematiannya pada tahun 2000, Istri Morley, Julia Morley, menggantikannya sebagai ketua. Bersama rivalnya Miss Universe dan Miss Earth, kontes ini menjadi salah satu yang dikenal oleh masyarakat umum.

Miss World dimulai sebagai Festival kontes bikini, untuk menghormati pakaian renang yang baru diperkenalkan pada saat itu, tetapi disebut "Miss World" oleh media. Pada awalnya direncanakan sebagai acara one-off. Setelah mempelajari kontes Miss Universe yang hadir di kemudian hari, Morley memutuskan untuk membuat kontes menjadi acara tahunan

Pertentangan terhadap penggunaan bikini mengakibatkan pergantian bikini dengan baju renang yang lebih sopan setelah kontes pertama. Miss World pertama pada tahun 1951 adalah Miss yang pertama dan yang terakhir yang dinobatkan sebagai pemenang dalam busana bikini. Pada Miss World 2013 semua peserta akan menggunakan satu potong baju renang ditambah sarung tradisional dari perut hingga bawah untuk menghormati budaya lokal.

Organisasi Miss World
Organisasi Miss World memiliki dan mengelola final tahunan Miss World, sebuah kompetisi yang telah tumbuh menjadi salah satu terbesar di dunia. Sejak diluncurkan pada tahun 1951, Organisasi Miss World telah mengumpulkan lebih dari £ 250 juta untuk badan amal anak-anak.[16] Miss World adalah waralaba di lebih dari 100 negara. Miss World, Limited adalah sebuah perusahaan swasta, dan dengan demikian angka untuk pendapatannya, biaya dan kontribusi amal tidak secara terbuka tersedia.

Disamping meningkatkan jutaan pound untuk amal di seluruh dunia di bawah bendera programnya Beauty With a Purpose (Kecantikan dengan Tujuan), Miss World juga dikreditkan dengan secara langsung mempengaruhi peningkatan dramatis dalam pariwisata di Sanya, Cina, kota tuan rumah dari final Miss World pada tahun 2003, 2004, 2005, 2007, dan 2010.


Bikini dan Budaya Indonesia
Indonesia memiliki peradaban dan catatan sejarah yang sangat kental dengan budaya timur. Kesopanan dan keasusilaan dijunjung tinggi dalam bermasyarakat, maka dari perancang dasar negara saat itu sangat berhati-hati dalam mengkonsepnya. Baik secara sosial,politik,ekonomi dan budaya, tersusunlah Pancasila dan UUD 45.  Bangsa yang menerapkan sosiao-demokrasi, sosio-nasionalisme dan berketuhanan yang maha esa seperti diutarakan bung Karno, mudah-mudahan bukan menjadi antek dari negara atau bangsa asing, melainkan dapat "Membangun Dunia Baru" yang lebih setara dan bermartabat. Sungguh menjadi permakluman apabila ada seseorang yang hendak meninjau suatu perkara dari segi agama, rupanya ia sangat berhati-hati sekali karena khawatir pembicaraan tersebut menimbulkan perselisihan dan perpecahan.

Padahal sebenarnya bukan pada perkara agama saja yang menimbulkan perselisihan dalam hal sosial dan budaya juga dapat terjadi apabila berdasarkan keinginan perorangan atau golongan untuk meraup keuntungan pribadi.


Siapakah yang Meraup Keuntungan dari Pagelaran Miss world ?
Tahun 2013 ini Indonesia untuk pertama kalinya didaulat menjadi tuan rumah Miss World 2013. Sebanyak 130 kontestan akan berkompetisi untuk meraih mahkota wanita tercantik sejagad.  Rencananya, karantina peserta dilaksanakan di Nusa Dua Bali dan  puncak acara digelar di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, 28 September 2013

Ajang Miss World 2013 di Indonesia diselenggarakan oleh MNC Group milik Hary Tanoesoedibjo.  Liliana Tanaja Tanoesoedibjo, istri Hary Tanoe, merupakan pendiri Miss Indonesia Organization. Keuntungan besar jelas akan didapat oleh pihak penyelenggara, wajar saja karena hak siar lajang lenggak-lenggok wanita lajang berbusana minim itu sepenuhnya milik penyelenggara. Sejak dilangsungkan pertama kali tahun 1951 di Inggris, kontes kecantikan ini memang ditujukan dalam rangka bisnis. Kontes ini diselenggarakan pertama kali oleh Eric Morley. 

Tahun 2000 kontes Miss World berpindah tangan kepada istri Eric Morley, Julia Morley. Di tangan wanita ini, ajang tersebut terus berkembang menjadi sebua bisnis raksasa/global.  Miss World yang berpusat di London ini membuat waralaba (franchise) ajang tersebut dan sudah dibeli di 130 negara. Uang yang didapatkan dari bisnis kontes wanita ini mencapai 450 juta dolar Amerika. Miss World tidak ubahnya Miss Universe, hanya beda pemilik saja. Jika Miss World punya pengusaha Inggris, Miss Universe adalah milik pengusaha Amerika Donald Trump. Kedua kontes ini selain ajang untuk memperkenalkan produk pakaian renang atau bikini juga terdapat misi politik yang harus diemban oleh pemenang kontes ini.


Pernyataan Sikap Kita Seharusnya
"Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan-perempuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu. Dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani." (Surah Al-Ahzab, ayat 59)

Tabarruj akan membawa laknat dan dijauhkan dari rahmat Allah, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Akan ada di akhir umatku (nanti) wanita-wanita yang berpakaian (tapi) telanjang, di atas kepala mereka (ada perhiasan) seperti punuk unta, laknatlah mereka karena (memang) mereka itu terlaknat (dijauhkan dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala)” [HR ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamush shagiir” (hal. 232) dinyatakan shahih sanadnya dalam kitab “Jilbaabul mar-atil muslimah” (hal. 125)

Perhelatan Miss World 2013 sebaiknya tidak diselenggarakan di Indonesia. Bahwa itu dipandang sebagai kebebasan (bagian dari HAM) kita hormati. Tapi ketika itu diselenggarakan di Indonesia, justru menjadi pelanggaran HAM. Perlu ada batasan dalam kebebasan yang dianut di Indonesia. Karena kontes kecantikan tak sesuai dengan budaya Indonesia, sehingga Miss World tak layak digelar di bumi pertiwi. Sesuai pasal 28J UUD 45, kebebasan dibatasi oleh UU, susila, agama. Bagi masyarakat Indonesia, wanita adalah ibu, kehormatan bangsa. Kecantikannya bukan untuk dipertontonkan dan diperlombakan. Budaya kita lekat dengan santun, tata krama, dan menjunjung tinggi kearifan.

Maka sudah selayaknya kita membuka mata baik dari segi Agama, sosial dan budaya. Selayaknya Miss World tidak diselenggarakan di Indonesia, dna menjadi kewajiban bagi kita sebagai warga negara yang pancasialis dan menjunjung tinggi UUD 45 untuk menolak keras perhelatan ajang pamer tubuh wanita ini. Apabila sampai saat ini masih ada yang berkomentar "ngapain mikirin beginian, lagian pesertanya bukan orang islam urus aja agama lu sendiri" maka orang tersebut hanya menganut pancasilais oplosan, yang hanya bisa berkomentar namun tidak mau mengamalkan. Padahal persoalan terpenting bagi negeri ialah bagaimana kita dapat meresapi dan mengamalkan pancasila sebagai pegangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia.

Min Syahril 

Comments System

Disqus Shortname