Wawancara di kantornya Cawang Jakarta pada (17/07) menurutnya Ramadhan ialah bulan training, bulan pembakaran dimana ada rumusan dalam surat Al Baqarah 183,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Rumusan tersebut ialah Iman+Shaum = Taqwa yang artinya tidak bisa ia shaum saja namun tidak mempunyai taqwa. Maka beliau berpesan bahwa benahi iman dibarengi dengan puasa karena tidak mungkin orang yang imannya ikut-ikutan akan mendapat taqwa. Tentu yang ia dapatkan ialah puasa yang ikut-ikutan.
"Begitu miris ketika sudah berpuluh-puluh tahun kita bertemu dengan Ramadhan namun tidak ada peningkatan" tentu harus ada target-target untuk mempersiapkannya jauh lebih baik. Karena banyak hikmah yang terkandung dalam Ramadhan diantaranya kita bisa bangun lebih awal sebelum shubuh, selain itu kita harus displin terhadap waktu, dan yang tidak kalah ialah bagaimana kita mampu mengendalikan hawa nafsu dengan baik.
Di akhir pembicaraan ia berpesan kepada Mahasiswa BSI untuk terus memperbaiki diri dibulan Ramadhan. Sebab kita hidup bukan hanya pada bulan ini saja, bulan yang akan datang pula harus lebih baik. Ia juga memberi masukan kepada Civitas BSI untuk memahami Bulan Ramadhan, apa yang telah kita dapatkan pada bulan Ramadhan kita pertahankan. Seperti Tadarus,Puasa, Qiyamulail dan lainnya agar terjaga terus iman kita. [a002]