Wednesday, February 27, 2013

Jejak Kaki di Lawang Sewu

Inspirasi - Lawang Sewu yang kini menjadi tempat wisata yang terletak di jalan Tugu Muda, Semarang, Jawa Tengah ini menjadi salah satu tempat yang sayang untuk dilewatkan bagi traveller. Tempat yang dulunya merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij ini sekarang mulai ramai dengan pengunjung yang berlibur baik dari dalam kota, luar kota bahkan ada beberapa turis wisatawan asing yang datang mengunjunginnya.


            Gedungnya sendiri beberapa kali digunakan sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah.
            Lawang Sewu yang artinya seribu pintu ini merupakan salah satu sejarah yang masih ada di kota Semarang, meskipun banyak perbaikan atau renovasi namun kekuataan bangunan tuannya sangat terlihat. Dan banyak orang yang bilang pintu yang ada tidaklah benar berjumlah seribu. Pengunjung yang datang disiang hari baik rombongan maupun hanya perorangan cukup membuat kawasan lawang sewu ramai. Banyak yang berfoto-foto untuk diabadikan, maupun beberapa yang benar-benar serius ingin mempelajari sejarah lawang sewu karna disetiap ruangan mempunyai penjelasaan sejarah masing-masing.
            Dengan harga tiket masuk sebesar Rp. 10.000; untuk dewasa Rp. 6.000 untuk anak-anak, dapat juga menyewa guide untuk menerangkan tata letak gedung namun membayarnya dengan tarif harga Rp. 30.000; baik yang menyewa personal maupun rombongan. Saat ini kondisi lawang sewu memang masih terlihat indah dari sisi depan namun didalam gedung banyak ruangan-ruangan yang mulai rusak baik dari atap yang plafonnya berjatuhan, dan kondisi kamar mandi yang tidak terurus serta ada beberapa coretan.
            Saat tim inspirasi menemui salah satu pengunjung yang bernama Pak Heri ia membawa keluarganya dan 2 putra putrinya, beliau mengakui bahwa baru pertama kali datang ke Lawang Sewu meskipun dia asli orang Semarang "Ini kali pertama saya datang mbak, untuk mengajak anak-anak melihat lawang sewu serta untuk belajar mumpung lagi liburan" (dengan logat jawa yang kental). Banyak hal-hal yang disampaikan oleh Pak Heri, beliau ingin tetep ada yang memandu wisata namun bukan ditarif harga sebab masuk pun sudah membayar tiket.
            Memang diakui sangat sulit memahami, banyaknya ruangan dan betapa luas dan besarnya gedung tanpa seorang pemandu. Namun ada pula beberapa diantara pengunjung yang lebih memilih menelusuri ruangan tanpa pemandu dikarenakan faktor biaya yang lebih baik mereka gunakan untuk hal yang lain.  Ada satu ruang bawah tanah yang merupakan salah satu ruangan yang banyak orang tidak ingin melewatkan namun dikarenakan beceknya ruangan tersebut pengunjung harus menyewa sapatu booth yang harus membayar dengan harga sepuluh ribu rupiah.
            Sangat diakui bahwa jika dibanding hari biasa mengunjung lebih meningkat disaat weekend dan liburan sekolah sebab banyaknya orang yang study tour atau hanya ingin berekreasi semata. Serta mengelilingi kota Semarang yang penuh dengan sejarah-sejarah peradaban Indonesia.
            Harapannya adalah adanya perbaikan dari Pemprov daerah setempat untuk ruangan atau gedung yang atapnya atau bagian bagunan yang rusak sebab dikhawatirkan jatuh dan dapat membahayakan para pengunjung yang datang ke Lawang Sewu. Serta benar-benar diperlukan perawatan agar ruangan dan gedung terpelihara dan tidak rusak begitu saja.

Comments System

Disqus Shortname