Wednesday, February 27, 2013

Eko, Pendidikan yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi


Inspirasi – Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio, sebelumnya dikenal sebagai seorang entertainment dan pelawak, orang politik, tokoh muda dan entrepreneurship. Kini beraktifitas di Senayan menduduki kursi Dewan Perwakilan Rakyat di dalam komisi X dari Fraksi PAN. Terlahir di Nganjuk, Jawa Timur dan bersekolah SD, SMP, SMA di Jakarta. SDN 03 Pagi di Jakarta Barat, SMP Negeri di Bandengan Utara, SMA di Jakarta Kota. Kemudian kuliah di ISIP (Institut Sosial dan Ilmu Politik), kemudian kuliah di IKJ (Institut Kesenian Jakarta).

Bagaimana Pandangan Mas Eko terhadap Pendidikan di Indonesia ?

Kalau ditanya pendidikan di Indonesia bagaimana, jujur saja melihatnya jauh dari keinginan-keinginan, dari guru serta standar anak-anak pelajar masih banyak kekurangan-kekurangan yang ada. Padahal anggaran pendidikan sudah 20% dari APBD dan APBN. Makanya ketika masuk DPR dan di Komisi X terus memperjuangkan semaksimal mungkin bahwa pendidikan bukan hanya sebatas komoditas semata-mata cari uang dan sebagainya. Tetapi bagaimana menciptakan pendidikan yang memiliki integritas tinggi, bermoral padahal kita bisa lihat pada undang-undang No.20 tahun 2003 mengatur tentang pendidikan. Belum yang terbaru undang-undang No.12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi. Semuanya mengatur tentang pendidikan tetapi kondisi pendidikan masih begitu-begitu saja karena pemerintah memang belum melakukan semaksimal-maksimal mungkin, atau melakukan kajian-kajian yang sangat menyeluruh berkaitan dengan pendidikan yang ada.

Karena yang saya katakan tadi anggaran 20% didistribusikan kepada 17 lembaga kementerian, seharusnya bisa lebih fokus untuk pendidikan saja dari mulai PAUD, SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi. Dari situ saja kita bisa lihat bahwa pemerintah belum melakukan secara total dari apa yang diamanatkan undang-undang.

Apalagi sekarang saya di komisi X, ada perubahan kurikulum untuk 2013. Ini melihat bahwa kita sadar APBN ini ada 1.500 triliyun seharusnya ada anggaran 300triliyun untuk pendidikan. Oleh karenanya stakeholder yang ada di pemerintah harus peduli dengan hal ini. Jika terus seperti ini apa yang terjadi dengan sumber daya manusianya juga akan terus-terusan seperti itu.

Kalau kita lihat saat ini pemerintah tarik-menariknya apakah mau memajukan pendidikannya, atau industrinya, atau ekonominya, atau sosial politik dan budayanya. Tetapi kalau dasarnya tidak bagus, maksudnya pendidikannya tidak bagus tetapi ekonomi bagus, akhirnya akan melorot juga. Berbeda jika pendidikan yang bagus maka SDM nya akan menjadi bagus, saat SDM sudah bagus maka cita-citanya tercapai berbicara sosial, politik, dan ekonominya juga akan menjadi bagus.

Apa Harapan dan Solusi terhadap Permasalah yang Ada ?

Harapan dan Solusi tentunya semua ingin anak didik kita menjadi suatu yang terbaik menjadi yang mandiri, berdaya saing tinggi, berbudaya, bermartabat, siap kerja. Kalo sudah harapan itu ada yang paling penting adalah pendidikan nasional secara keseluruhan, antara negeri dan swasta sudah berintegrasi melakukan terobosan-terobosan sekolah bertarif murah untuk semua anak didik. Harapannya itu kita berharap pemerintah betul-betul 20% pure untuk pendidikan.

Kalau saya melihat Bina Sarana Informatika, yang tadi saya telah katakan mandiri, berdaya saing tinggi, berbudaya, bermartabat, dan siap kerja. BSI kampusnya banyak dimana-mana juga ada, akademinya macem-macem ada informatika, broadcast, dan lainnya. Membuat orang itu berdaya saing tinggi karena tidak perlu S1 dengan teori yang terlalu banyak, karena akademi akan banyak praktek-praktek dan siap kerja. Biaya kuliahnya juga perbulan tidak lebih dari Rp.200.000, dan buat mahasiswa yang sudah di BSI pilihannya tepat dan sudah benar.

Comments System

Disqus Shortname