Inspirasi – Senat mahasiswa kampus BSI Cikarang, pada 1 Oktober
2012 membawa masanya untuk melakukan aksi didepan admin. Hal ini dipicu oleh
banyaknya tuntutan yang diacuhkan oleh WaKC Cikarang.
Massa yang tergerak sekitar 60
orang lebih menggelar aksi tenang, mereka menuntut untuk ditiadakannya biaya
parkir diluar maupun di dalam area kampus, aula yang dijadikan kelas dikembalikan
seperti semula, perluasan sarana ibadah (mushola), tambahan pengamanan kampus
dengan CCTV, pembuatan zebra cross, dan tambahan kuota hot spot kampus.
Pihak kampus sendiri menanggapi
aksi ini dengan tenang dan mengajukan diadakannya mediasi yang dihadiri oleh
Mahasiswa, WaKC, dan Staff Pudir III. “Tidak disalahkan aksi mereka, asalkan
tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar mahasiswa lain dan tidak arogan,”
ujar bapak Fery, WaKC Cikarang
“Saya memberikan apresiasi luar
biasa, karena proses aksi yang berjalan elegant, dan teratur rapi. Sehingga
aksi yang tercipta tidak mengganggu dan membuat ribet para petugas dan satpam
namun mampu menjadi sorot perhatian”, ungkap kagum Jaka Januar yang kini menjabat
sebagai WaPresma 2012.
Mahasiswa Cikarang dapat dikategorikan sebagai
mahasiswa yang peduli, tuntutannya pun logis mengenai sarana dan prasarana yang
berarti juga untuk kepentingan mahasiswa pada umumnya akan tetapi ada beberapa
proses yang terlewati, yakni mengadakan audiensi dan konsolidasi terlebih
dahulu sebelum aksi itu dilaksanakan.
“Semangat mereka bagus, namun
seharusnya juga menerapkan sistem yang baik dalam pelaksanaan aksinya. Yakni
dengan memperbaiki sistem komunikasi yang baik agar tidak terkesan terburu-buru
dan dengan tuntutan yang sudah menumpuk-numpuk langsung diadakan konsolidasi
dan turun aksi”, papar Elmawan Ramadhani mensospol BEM BSI.
Proses mediasi itu dilaksanakan
pada Senin malamnya pukul 19.00 sd 21.00 WIB. Namun, dari hasil mediasi yang
telah dilaksanakan oleh perwakilan mahasiswa dan lembaga mengenai isu-isu yang
ada, menghasilkan jawaban-jawaban yang menurut para perwakilan mahasiswa
Cikarang sangat diplomatis dan tidak sesuai dengan harapan mahasiswa.
Diantaranya untuk parkir didalam
area kampus GRATIS sedangkan untuk diluar (area Cikarang Square) tetap
membayar. Sedangkan untuk aula, lembaga masih menunggu keputusan dari BSI pusat
dan mahasiswa harus membuat Angket serta laporan daftar hadir atau foto-foto
yang mendukung diadakannya aula oleh lembaga. Begitupun dengan permintaan
perluasan mushola, pihak lembaga meminta agar mahasiswa atau perwakilan
mahasiswa membuat sketsa sendiri dan surat pengajuan untuk renovasi mushola. Sementara
untuk keamanan, mahasiswa harus membuat pengajuan dan pernyataan kehilangan
laptop. Dan untuk pembuatan zebra cross, lembaga meminta perwakilan mahasiswa
untuk mendata korban kecelakaan yang terjadi didepan kampus BSI cikarang, dan
hasil data akan diajukan ke Pemda untuk kerjasama antar UKM, Senat Mahasiswa,
dan lembaga dalam perlobiannya. Sedangkan pemakaian hot spot yang masih
dibatasi. 2 line dilos untuk mahasiswa dikarenakan banyak mahasiswa yang
mendwonload berlebihan.
Dari jawaban lembaga, perwakilan
mahasiswa merasa sangat kecewa karena banyak poin yang diberatkan kepada
mahasiswa, dimana segala sesuatunya harus mahasiswa yang memikirkan dan
mengerjakan. Padahal semua tuntutan yang
diajukan oleh mahasiswa merupakan bagian dari fasilitas yang sudah seharusnya
didapat dan dinikmati oleh mahasiswa BSI, yang terkenal sebagai kampus yang
punya iklan dimana-mana yang sudah selayaknya juga merupakan standarisasi
kampus.
“Dengan ini kita tahu bahwa
sebenarnya lembaga tidak memikirkan proses belajar mahasiswanya, melainkan
hanya mencari profit,” ujar Ahmad Fery Apriyanto ketua Senat BSI Cikarang saat
dimintai keterangan.
Meskipun telah melalui tahap
mediasi namun tidak menutup kemungkinan akan dilakukan aksi kembali dengan
jumlah massa yang lebih banyak apabila kesepakatan yang telah diputuskan dari
hasil mediasi tidak direalisasikan oleh pihak lembaga. Terlebih juga mahasiswa
akan menuntut digantinya WaKC Cikarang yang saat ini menjabat.
Segala aspirasi dan harapan dari
mahasiswa merupakan sebuah teguran untuk perbaikan dan untuk sebuah kecintaan
akan lembaga pendidikan di kampus cyber yang
sama-sama pembangunan dan perbaikannya dinanti, selalu ada nilai positif dan
selalu ada nilai pembelajaran dan perbaikan dari arah manapun. Semoga BSI akan
senantiasa menjadi lembaga yang tidak menulikan telinga-telinganya untuk
kemajuan bersama dari lini terendah sekalipun. Semangat BSI! (Winda & DZ)