Oleh : Abdul Hajad
Mpm komisi III ADM dan Perancangan Undang-Undang
Periode 2011-2012
Mahasiswa
apabila didefinisikan sebagai kaum intelektual muda tentunya saat ini akan
banyak pertanyaan yang mempertanyakanya. Kenapa? sebab lebel sebagai intelektual
muda seakan tidak terlihat dalam diri para mahasiswa saat ini, khususnya dalam
hal-hal aspek kemasyarakatan seperti sosial, politik, agama dan budaya. Dimana
mahasiswa yang sering diidentikkan dengan sebutan agent of change dan iron
stock atau yang lainnya yang selalu ada digarda terdepan dengan
gerakan-gerakan massif dan progressifnya ternyata bersikap apatis (tidak mau
tahu) dan hedonis (masa bodo atau mementingkan diri sendiri) .
Mendengar
istilah kata mahasiswa mungkin saat ini banyak orang yang sudah menganggapnya dengan
penyikapan dan sebutan yang bisa-bisa saja dengan berbagai perilaku dan sikap
yang ditunjukkan mahasiswa dalam melihat problematika sosial dimasyarakat yang
ada saat ini. Mahasiswa yang seharusnya menjadi pilar-pilar perubahan dalam
melakukan transformasi sosial dan memberikan kontribusi-kontribusi positif dengan
ide-ide solutifnya sudah mulai terkikis dengan kehidupan glamour terbawa arus modernitas
zaman. Padahal sejarah telah membuktikan dalam tinta emasnya ditangan
mahasiswalah perubahan itu terjadi.
Mahasiswa
yang selalu mengedepankan filosofi tri dharma perguruan tinggi terutama point
ketiga yaitu pengabdian kemasyarakat semestinya senantiasa berfikir logis,
kritis dan idealis melihat kondisi bangsa dan negaranya. Kemiskinan yang
merajalela, kebodohan yang ada ditengah-tengah masyarakat, kasus korupsi dan
sebagainya seharusnya membangkitkan dan menyadarkan akan peran penting
mahasiswa dalam melakukan perubahan dan perbaikan. Tapi sangat disayangkan
realitas yang ada saat ini dimana mahasiswa hari ini disibukkan oleh hal-hal
yang sia-sia dan tidak bermanfaat.
Sadar atau
tidak istilah-istilah seperti agent of
change, dan sebagainya tersebut sudah mulai menghilang dari lebel mahasiswa
sebagai generasi harapan bangsa dengan maraknya tindakan-tindakan bodoh yang
dilakukan mahasiswa hari ini. Baik tindakan kriminal seperti penyalahgunaan narkoba, sex bebas dan
tindakan-tindakan anarkisme yaitu tawuran antar mahasiswa dan
kerusuhan-kerusuhan yang sering dilakukan mahahasiswa sendiri dalam aksi-aksi
turun kejalannya. Aksi turun jelan dalam menyuarakan aspirasi rakyat yang
seharusnya mendapat simpati malah hujatan akibat tindakan-tindakan anarkis yang
mengganggu ketertiban umum. Sungguh ironis!, tapi mau diakata apa? inilah
realitas yang ada.
Tindakan-
tindakan mahasiswa dalam berbagai aksinya tidak lagi mencerminkan cikal bakal
generasi intelektual yang mengedepankan aspek konseptual dan moral bukan
emosional sebagai harapan masa depan bangsa. Mahasiswa seringkali menunjukkan
sikap anarkisme (kekerasan) dan pragmatism (mencari keuntunga) karena banyak
dibekingi partai politik. Sehingga opini yang terbentuk dimasyarakat dalam
beberapa tahun belakangan ini mahasiswa dipandang tidak lagi sebagai agent of change tetapi sebagai agent of destroyer yang senantiasa
mengganggu ketertiban umum dan kehidupan bermasyarakat.
Permasalahannya
tidak sampai disitu, ditambah sikap apatis mahasiswa dalam melihat kondisi
sekitarnya secara fakta dan realita yang menyangkut masa depan bangsa dan
negeri ini serta keberadaan orang banyakpun sudah merajalela tertanam dalam diri
mahasiswa hari ini. Sungguh tragis, kepekaan dan sikap kritis yang seharusnya
menjadi life style, mind style dan paradigma idealis para mahasiswa dalam berfikir kini malah justru
dilupakan bahkan ditinggalkan. Jiwa reformis dan revolusioner seakan menghilang
dalam sanubari hati nurani mahasiswa sebagai kaum intelektual muda yang akan
menjadi iron stock (cadangan dimasa depan) baik berupa ide dan konsep pemikirannya,
kontribusi dan kerja-kerja nyatanya.
Adapun
perilaku hedonis dengan budaya konsumerisme yang sering dilakukan para mahasiswa
dengan mengatasnamakan modernitas dan life style seakan-akan menyempurnakan
sikap dan kondisi mahasiswa hari ini yaitu apatis dan hedonis sehingga
menghasilkan sifat-sifat personal yang kerdil yaitu individualistik apatis-hedonis life style. Mementingkan diri
sendiri tidak peduli dengan keadaan yang ada, kondisi sekitar juga orang lain, miskin
ide, mudah frustasi, bertingkah laku bodoh dan semaunya. Itulah sifat dan sikap
yang terlihat dalam diri mahasiswa hari ini.
Lantas
siapakah yang harus bertanggung jawab dengan kondisi yang ada terkait
keberadaan mahasiswa hari ini? Saya katakan dengan tegas disini bahwasannya salahkan
diri kita masing-masing sahabat. Sebagai seorang mahasiswa saya meyakini bahwa jiwa-jiwa
reformis dalam diri setiap rekan-rekan semua masih ada hanya saja kesadaran dan
kepedulian yang belum terbangun. Ditambah arus pergaulan jahiliyah yang serba
konsumtif membuat kita semua lupa akan siapa kita? Sebagai apa kita? Dan apa
peranan kita sebagai mahasiswa? Mari kita renungkan bersama-sama, tentu kalian
semua yang bisa menjawab. Salam kebangkitan hati dari saya, Hidup Mahasiswa!