Thursday, March 29, 2012

Tindakan Reprensif Polisi-Aksi Penolakan BBM


Inspirasi-Jakarta. BBM (Bahan Bakar Minyak) adalah sumber kebutuhan rakyat yang mempengaruhi segala kebutuhan pokok lainnya, bahan bakar minyak merupakan komoditi utama bagi keberlangsungan hidup masyarakat dalam menjalankan aktifitasnya dengan kendaraan bermotor. Tanpa adanya BBM maka angkutan umum tidak akan bisa berjalan, pekerjaan rumah tangga pun juga akan terganggu kestabilannya.

Namun, ternyata ulah pemerintah untuk kebijakan menaikan harga bahan bakar ternyata bukan kali ini saja, dan dirasa sangat ironis sebagai rakyat Indonesia penghasil dan pengekspor bahan bakar minyak yang besar harus merasa terhimpit dengan kenaikan harga minyak dunia.

Nampaknya pemerintah memang sudah tidak berpihak kepada rakyat, dan memang lebih mengutamakan kekayaan dan kepentingan pribadi. Palang merah Indonesia (PMI) menyesalkan tindakan polisi yang mengambil 5 orang demonstran saat hendak dibawa ke rumah sakit pusat angkatan darat,Jakarta pusat. Mereka terkena semprotan gas air mata saat melakukan unjukrasa menentang kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Rabu,(28/3/2012).

"Kemarin itu ada 7 orang korban gas air mata. Yang dua orang pingsan dibawa pakai mobil ambulans PMI. 5 Orang yang sadar lantas dibawa ke mobil tahanan polisi," ujar Sekretaris PMI DKI Jakarta Irwan Hidayat seperti dilansir detik.com

Irwan menceritakan saat membawa para korban gas air mata saat unjuk rasa yang berakhir bentrok tersebut menuju rumah sakit terdekat yaitu RSPAD, tiba-tiba mobil ambulans di stop oleh polisi yang mengatakan salah satu dari mereka adalah pelaku yang melempar bom Molotov ke arah polisi.

"Sekitar sore hari pukul 17.00 WIB eskalasi semakin tinggi. Kita bawa korban yang kena gas air mata. Yang lima ini diipaksa turun oleh polisi," lanjutnya.

Akhirnya, meski dengan terpaksa. Petugas ambulans mengantarkan 5 orang tersebut menggunakan mobil lain menuju mobil tahanan polisi.

"Kami sudah menjelaskan bahwa siapa pun yang sudah masuk ke dalam ambulans PMI, keselamatan jiwa adalah yang paling utama," ungkapnya.

Namun, polisi tak menghiraukan penjelasan dari petugas ambulans dan tetap membawanya dengan mobil tahanan.

Tindakan represif polisi saat menghalau masa di gambir tersebut banyak menuai kritikan dari berbagai kalangan. #Firman Nur Zaman dan Desi Zoehriyah

Comments System

Disqus Shortname