Tuesday, September 30, 2014

BSI, “Jangan bilang Kami Tidak Butuh”

Bukanlah menjadi suatu yang bijaksana kiranya perguruan tinggi swasta sebesar BSI(BINA SARANA INFORMATIKA) harus tenggelam dalam nama besar yang telah lama di rajut dengan susah payah dari tahun 1988 sampai sekarang. Bersamaan terbangunnya kampus  BSI di berbagai daerah, harusnya mampu memberikan gambaran yang cukup jelas betapa kuat pondasi financial serta kokohnya struktur kepengurusan yang bertanggung jawab penuh  terhadap keberlangsungan  BSI. Bukan sebaliknya,  itulah yang di harapkan para mahasiswa baru ketika membulatkan tekad untuk menjadikan BSI sebagai tempat menimba ilmu satu sampai 3 tahun lebih kedepan nantinya.

Bertepatan tanggal, 15 September 2014. Menilik kalender  yang di berikan kampus secara khusus kepada para mahasiswa baru, maka pada tanggal tersebutlah ajaran baru perkuliahan di berbagai kampus BSI di mulai. Kesan yang tak begitu menyenangkan mulai di tangkap para mahasiswa dari berbagai jurusan, di BSI kramat, salemba khususnya. Berawal dari pembangunan yang belum sepenuhnya rampung , bau tajam cat tembok , menyebabkan banyak  mahasiswa yang merasakan sesak di bagian dada. Di tambah lagi lantai yang seharusnya di jadikan tempat berkumpul mahasiswa seraya menunggu kehadiran dosen pengampu, di biarkan kotor begitu saja. Toilet laki-laki dan perempuan begitu berantakan tak terawat;kaca di atas wastafel sudah rusak, kran wastafel sudah berkarat  dan tak mampu lagi menyumpulkan air sedikitpun, pojokan yang seharusnya bersih malah di jadikan gudang dadakan untuk  menaruh barang yang tahu kegunaannya.

Hari pertama perkuliahan tak sepenuhnya bisa di anggap wajar.  Sebagian dosen yang sebenarnya bisa mengikis sedikit kekecewaan mereka terhadap ketidak siapan pengurus kampus, malah tidak hadir untuk sekedar pengenalan kampus atau lebih-lebih memberikan materi.

Hari kedua tak kalah mengejutkan.  Website intranet, “mahasiswa.kampus.id” yang seharusnya menjadi titik point penilaian kehadiran mahasiswa mengalami kendala. Pada pukul  08:00 - 00:10 semua masih terasa normal koneksi intranet aman terkendali. Namun, ketika kelas perkuliahan hendak di mulai sekitar pukul 10:45 terasa kejanggalan, website tidak dapat di kunjungi padahal dalam tray signal wifi menunjukan hampir  5 bar(excellence conection). Hal ini tak hanya di alami satu/dua mahasiswa saja malahan semua koneksi di area BSI kramat salemba solah terbuang dari peredarannya. Permasalahan ini mau tak mau mengharuskan para dosen untuk melakukan pendataan kehadiran mahasiswa secara manual  kembali, dengan mengedarkan beberapa lembar kosong dan di berikan kepada mahasiswa dengan tujuan mereka menulis ,“Nama, Nim” sebagai bukti kehadiran mereka di kelas.

Selasa, 30 september 2014. Hampir dua(2) minggu lebih. Namun, Semua masih belum menunjukkan perubahan ,   website masih belum dapat di akses. Selama itu pula kami harus mengusahakan sendiri untuk menyempatkan waktu meminta sana kemari hanya untuk meng-copy  modul perkuliahan.

Ketidak jelasan fasilitas yang di janjikan pihak kampus,  sempat mereka pertanyakan. Salah satunya free akses wifi di lingkungan BSI. Sejak hari pertama penyisiran point-point yang kemungkinan di jadikan tempat free wifi oleh sebagian mahasiswa tak kunjung menunjukan hasil. Mereka sempat menanyakan kepada pihak ADM(administrasi) namun tak ada jawaban pastinya. Sikap mereka tak menunjukkan keprofesionalisan dalam bekerja. Mereka hanya menjawab sekenannya solah mereka pekerja yang tak di bayarkan gajinya b erapa tahun saja. Begitu tragis  SDM ahli indonesia jikalau merekalah yang  di jadikan patokan dalam penilaian asing.

Permasalahan ini sempat mereka tanyakan kepada dosen pemberi materi, jawabannya, “saya kurang tahu menahu masalah tersebut. Nanti, saya coba untuk berkoordinasi dengan pihak yang bertanggung jawab dalam pengadaan akses wifinya”

Hari demi hari berlalu permasalahan dan kendala tetap memiliki rupa yang sama layaknya sebelumnya. Perbaikan ataupun sekedar niatan baik dari pihak kampus pun tak jua terlihat. Beginikah seharusnya perguruan swasta besar memperlakukan mahasiswanya?apakah keterbatasaan dana yang di berikan wali mahasiswa  terlalu sedikit dan hanya cukup untuk biaya operasional, belum sampai untuk biaya pemeliharaanya? Atau jangan-jangan kebesaran BSI sudah mulai menemukan titik jenuhnya?.
Jikalau mahasiswa Kramat,salemba di berikan waktu dan tempat untuk menyuarakan permasalahan mereka inilah kata mereka :  BSI, “JANGAN BILANG KAMI TAK BUTUH”


Benalu di negeri pemalu

Mereka berbondong dengan semangat
Dari berjarak kini semakin merapat
Melambaikan tangan tinggi terangkat
Seperti malaikat yang menawarkan harkat dan martabat
Sang tahun seolah mangkat
Menanggalkan beban yang teramat berat
Kita di rangkul dengan rapat,  layaknya seorang kerabat
Yang Rela mati menuju ladang penuh granat
Ratusan tahun telah berlalu
sang malaikat telah terangkat, bermahkotakan logam-logam berat
pribumi naif kian terinjak
oleh satu benalu di negeri pemalu 




Mohamad Naj mudin
BSI Kramat salemba (sekarang)
088801059***
najmudin027@gmail.com


Comments System

Disqus Shortname