Thursday, March 3, 2016

BSI Di Gandeng Sinetron Follower Terbanyak








    Hadir dalam setiap acara di televisi bukanlah suatu hal baru lagi bagi kampus dengan mahasiswa terbanyak di indonesia karna setiap kota di pulau jawa berdiri bangunan dengan logo birunya. Mulai dari iklan yang unik dalam penyampaiannya sampai almamater birunya yang merajai kursi-kursi penonton di berbagai acara talkshow, komedi dan kuis di layar kaca indonesia.
    Namun kali ini (3/03/2016), tepat di hari jadi BSI yang ke-28, mahasiswa maupun alumni dikejutkan dengan edaran gambar yang menyatakan bahwa BSI akan muncul sebagai sponsor dalam kuis di sebuah sinetron. Sinetron yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan dan di gandrungi anak muda jaman sekarang. Bukan hanya karena ekspektasi masyarakat yang tinggi akan ceritanya tetapi efek negatif yang ditimbulkan dimata masyarakat dengan peran kelompok anak muda yang menghabiskan waktu yang dirasa kurang bermanfaat.
    Sinetron yang tayang perdana pada 12 Oktober 2015 ini memang memperoleh apresiasi tinggi dari masyarakat. Namun hal yang harus di garis bawahi adalah sinetron dari rumah produksi Sinemart ini sudah mendapat peringatan dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Dilansir dari bintang.com, KPI mengungkapkan bahwa banyak adegan-adegan kekerasan yang ditampilkan. Tak hanya itu, sinetron yang menceritakan tentang pergaulan remaja di Ibukota ini juga menuturkan kata-kata yang di rasa tak pantas dan juga menampilkan adegan-adegan vulgar saat penayangannya pada 26 Desember silam.
    Lalu pertanyaannya bagi yang melihatnya adalah “Ada apa dengan BSI?” Perguruan tinggi swasta dengan label institusi pendidikan ini memilih mensponsori sebuah sinetron yang isinya tak mencerminkan kata ‘didik’ yang disandangnya. Jika alasannya untuk ajang menarik perhatian calon peserta didik, mengingat bulan yang sudah mendekati jadwal penerimaan mahasiswa baru, hal itu mungkin dianggap wajar. Tapi mengapa harus di sinetron kontroversial ini? Memang, peran media dalam mengenalkan sesuatu itu tak perlu dipertanyakan, karena hasilnya luar biasa. Dalam iklan pada televisi di rasa cukup jika memang ingin menarik mahasiswa baru dan memperkenalkan BSI di masyarakat. Tapi sebagai sebuah institusi pendidikan, seharusnya BSI mampu memilah tempat yang baik untuk memperkenalkan diri, survey telah membuktikan hampir semua orang tahu BSI dengan mahasiswa yang banyak dan kampus di setiap sudut kota terutama pulau jawa .
    Seperti institusi pendidikan lain yang tampil di televisi dengan segudang prestasi, sebenarnya BSI tidak kalah jauh dengan perguruan tinggi lainya yang sudah banyak meraih prestasi di bidang akademik maupun non akademik yang di raih oleh organisasi mahasiswa (Ormawa). Jika di katakan masih kurang efektif seharusnya tidak perlu muncul di dalam layar kaca, yang nantinya akan menimbulkan kontra dari mata masyarakat yang menilainya. Perguruan tinggi haruslah mencerminkan sebagai kaum intelektual tinggi yang nantinya akan di gunakan setelah lulus, dan kualitas kampus bukan di lihat dari berapa banyak orang yang telah mendaftar, melainkan berapa banyak prestasi yang telah di raih oleh mahasiswanya.
Semoga di usia BSI yang ke-28 ini, BSI benar-benar dapat merealisasikan diri menjadi sebuah tempat belajar yang berkualitas. Tempat belajar yang dikenal bukan hanya karena sering muncul di televisi, tapi juga dikenal karena mampu tampil dengan prestasinya yang segudang dan kebijakan yang baik. (Ningsih)

Comments System

Disqus Shortname