Wednesday, March 25, 2015

Pemberontakan kaum muda menggugat ketidakadilan bernegara

Serangkaian aksi mahasiswa di Jakarta dan sejumlah kota besar di tanah air dalam sepekan ini menjadi topik menarik dan ramai diperpincangkan di media sosial.

Ribuan mahasiswa berkumpul mengadakan rapat akbar, sebagian lainnya turun ke jalan dan menumpahkan kemarahan dengan membakar foto Jokowi - JK.

Ihwal aksi tersebut menghentak kesadaran publik yang kian gusar terhadap bobroknya perilaku pemerintahan baru hasil pemilu curang.

Namun di mata media pro penguasa, aksi protes mahasiwa dipandang sinis, dengan dalih: "itu peristiwa biasa dan tidak layak diberitakan karena tidak ada imbalan liputan".

Media-media pendukung Jokowi - JK memang sejak awal Pilpres telah terorganisir dan dikendalikan oleh Forum Pemred. Sebuah wadah para pemimpin redaksi dan pemilik modal yang berserikat untuk menyokong agenda penguasa.

Maklum bila kemudian sebagian besar media komersial bertindak sebagai corong penguasa untuk membelenggu segala bentuk aspirasi yang dianggap tidak sejalan dengan kepentingan Istana.

Tapi hebatnya, elemen-elemen mahasiswa dan pemuda terus bergerak melakukan perlawanan dan kian mendapat dukungan yang luas dari jutaan pengguna media sosial.

Mahasiswa dan kaum muda di negeri ini makin menyadari bahwa negara telah dicengkram oleh kekuatan pemodal besar, jaringan kapitalis global dan kawanan politik busuk.

Realitas ketidakpastian berbangsa dan bernegara makin terpuruk, kaum pribumi diposisikan tertindas dan termarginal akibat serangkaian kebijakan penguasa yang menghamba pada kepentingan asing dan aseng.

Berbagai pihak telah menyuarakan keprihatinan akibat makin terpuruknya situasi ekonomi, angka penggangguran yang membengkak, maraknya kasus korupsi serta realitas kemiskinan yang terus melilit kehidupan rakyat.

Pakar ekonomi Kwik Kien Gie secara lantang menegaskan bahwa kemiskinan yang dialami jutaan rakyat telah melampaui batas kemanusiaan.

Menurutnya ketimpangan sosial, ekonomi dan politik yang terjadi berlangsung dalam waktu yang lama dan terus meningkat tanpa adanya solusi konkret dari penguasa.

Kenyataan itu jelas harus dihentikan. Mahasiswa, pemuda, buruh, dan seluruh elemen bangsa harus bersatu melakukan pemberontakan. Sudah waktunya kita bersatu dalam konsolidasi nasional untuk mengakhiri ketidakadilan bernegara.

Tanpa adanya kesadaran tersebut, selamanya kita akan terjajah dan dimiskinkan oleh praktek bernegara yang tidak sejalan dengan cita-cita pendiri bangsa !

by Faizal Assegaf - Ketua Progres 98

Comments System

Disqus Shortname