MajalahInspirasi.net - Dipenghujung akhir selama satu tahun
perputaran bulan mengelilingi bumi, memasuki bulan baru untuk tahun yang baru
didalam bulan Qomariah, bulannya umat muslim. Tahun Baru Hijriah momentum untuk
segera berhijrah bukan perkara tempat dimana kaki berpijak esensii sesungguhnya
adalah telah sejauh apa kita mampu untuk berhijrah meninggalkan kebathilan
untuk menuju cahaya kebenaran yang risalahnya dibawa oleh Muhammmad SAW.
Sudah berbelas abad yang silam, semenjak datang dan perginya
junjungan kita. Mendatangi kaum yang rusak, kaum yang luluh dalam lumpur
kehinaan. Sungguh menakjubkan hasil usaha Utusan Allah Muhammad SAW. Meski
tidak sedikit musuh yang mesti ditentang, tidak sedikit rintangan yang perlu
dilampaui. Berdiri dengan sendirinya, tak ada tempat berpegang selain tali
agama Allah.
Ditengah kaum yang tak beragama, berhadapan dengan kaum yang
mengubah Agama Allah, ditengah kaum yang berkedok dengan topeng kemunafikan,
ditengah kaum yang haus dan lapar dengan syahwat dan nafsu keduniawian.
Muhammad SAW tidak pernah gugup, Muhammad SAW tidak sedikitpun berguncang
pendiriannya, Muhammad SAW tidak pernah ragu dan khawatir untuk menghancurkan
yang bathil (keburukan) dan mempertahankan yang haq (kebenaran). Tak ada yang
setengah-salah, tak ada pula yang separuh-benar. Meskipun kebenaran pada sisi
yang lemah sekalipun, dan kebathilan berada pada pihak yang gagah dan berkuasa.
Mereka yang tertarik dengan pancaran cahaya kebenaran yang
tak disembunyikan kekuatannya, tidak dikeruhi kejernihannya. Maka pengikut dan
sahabat yang rela menderita dan sengsara, mengurbankan harta dan jiwa, demi
membela Agama dan Pemimpinnya.
“ Hai orang-orang yang
beriman! Hendaklah kamu jadi kaum yang mendirikan keadilan dan yang menjadi
saksi karena Alllah. Walaupun menentang diri kamu, ibu-bapak dan kaum
kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih patut
mengurusny., Akan tetapi janganlah kamu mengikuti hawa nafsumu, untuk tidak
berbuat adil; dan dijadikan kamu khianat atau berpaling sesungguhnya Allah itu
amat mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. An-Nisa : 135)
Pada saat yang amat memerlukan bantuan kawan, pada ketika
yang amat menginginkan kekuatan bersama, menentang musuh dalam peperangan, tak
sayang Pemimpin umat ini, menolak ‘sokongan’ mereka yang bimbang-bimbang,
mundur segan, maju tak berani :
,,…Tidak (perlu) kamu
keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak (perlu) kamu memerangi musuh bersamaku;
karena kamu telah rela tidak pergi (berperang) sejak semula. Karena itu
duduklah (tinggallah) bersama-sama orang-orang yang tidak ikut (berperang).” (Q.S.
At-Taubah : 83)
Bukan dengan cara bersekutu kepada yang munafik untuk
menolak pengkhianatan dari dalam dan menangkis serangan lawan dari luar. Melainkan
hanyalah dengan memisahkan diri, berhijrah dari golongan kawan yang sudah jelas
musuh yang nyata kepada lawan yang mungkin sebetulnya adalah kawan yang sejati
untuk tetap memenangkan agama ini. Hijrah dengan keyakinan teguh kepada
kesucian dasar usahanya, hijrah yang mencari kekuatan kedalam kaum yang seasas,
satu cita-cita dan tujuannya serta seiman, yang tak mungkin diragu-ragui oleh
bayangan-bayangan mereka yang berlain tujuannya.
Semarak gemuruh sorak-sorai menyambut Tahun Baru Islam
dengan arak-arakan juga berangsur hilang kemudian senyap, akan tetapi selama
dunia Muslimin tetap menanti pimpinan yang sempurna, maka sesaatpun tidak boleh
hilang gemuruh di dalam dada meski sekejap untuk terus berupaya meneladani dan memberi contoh,
bagaimana cara bekerja, berakhlak dan berprilakunya Pemimpin Pilihan ini. Di dalam
hati para pemuda dan para pecinta kebaikan senantiasa berkobar semangat untuk
terus membela dan mempertaruhkan segala apa yang dimiliki dari harta, jiwa,
waktu, dan segenap daya dan upaya.Pemimpin yang ketabahannya tak mundur maju,
pemimpin yang komitmennya tak ditawar lagi, pemimpin yang kerendahan hatinya
tahan uji, pemimpin yang keikhlasannya berani di jamin, hingga kemudian menjadi
rahmat bagi seluruh alam…
*Dari berbagai sumber *