Saturday, June 15, 2013

Analisa LPM Inspirasi BSI : Mafia Minyak Penyebab Naiknya BBM

Dahulu kita dihebohkan dengan pemberitaan tentang Petral yang akan dibubarkan Menteri BUMN Dahlan Iskan tetapi ternyata batal dan bahkan sekarang makin eksis. Sejak dulu Petral disebut-sebut sebagai sarang korupsi puluhan triliun mulai dari zaman order baru sampai sekarang ini. Tak pernah bisa disentuh, petral atau Pertamina Trading Energy Ltd adalah perseroan terbatas anak perusahan Pertamina yang bergerak di bidang perdagangan minyak. Saham Petral 99.83% dimiliki oleh PT. Pertamina dan 0.17% dimiliki oleh Direktur utama Petral Nawazir sesuai dgn UU atau CO Hongkong, Tugas utama Petral adalah menjamin supply kebutuhan minyak yang dibutuhkan Pertamina Indonesia dengan cara membeli minyak dari luar negeri.

Saat ini Petral memiliki 55 perusahaan yg terdaftar sebagai mitra usaha terseleksi. Pengadaan minyak oleh Petral dilakukan secara tender terbuka. Namun Petral juga melakukan pengadaan minyak dengan pembelian langsung. Alasannya : ada jenis minyak tertentu yang tidak dijual bebas atau pembelian minyak secara langsung dapat lebih murah dibandingkan dengan mekanisme tender terbuka.

Tahun 2011 Petral membeli 266,42 juta barrel minyak. Terdiri dari 65,74 juta barrel minyak mentah dan 200,68 juta barrel berupa produk, Harga rata-rata pembelian minyak oleh Petral adalah : USD 113,95 per barel utk minyak mentah, USD 118,50 untuk premium, USD 123,70 utk solar, Total pembelian minyak Petral adalah : USD 7.4 milyar utk minyak mentah dan USD 23.2 milyar utk bensin/solar. Total : US$ 30.6 milyar atau setara dengan Rp. 275.5 triliun per tahun. Itulah jumlah uang yang dikeluarkan Pertamina dan negara untuk  mengimpor minyak, Uang Pertamina dan Negara yang dikeluarkan untuk membeli minyak impor melalui Petral pada tahun 2011 = Rp. 275.5 triliun.

Jumlah uang yag luar biasa besar yang dikeluarkan negara untuk beli minyak impor melalui Petral ini tentu saja tidak pernah luput dari mafia-mafia minyak yg disebut-sebut menguasai dan mengendalikan Petral adalah Muhammad Riza Chalid. Riza diduga kuasai Petral selama puluhan tahun. Disamping Riza, dahulu Tommy Suharto juga disebut salah satu mafia minyak. Perusahaan Tommy diduga mark up atau titip US$ 1-3/barel.

Kita sudah tahu Tomy Suharto, tetapi siapakah Muhammad Riza Chalid ? Dia adalah WNI keturunan Arab yang dahulu dikenal dekat dengan Cendana, Riza, pria berusia 53 tahun ini disebut sebagai  PENGUASA ABADI dalam bisnis impor minyak RI. Riza disebut-sebut sebagai sosok yang rendah hati, tetapi siapapun pejabat Pertamina termasuk Dirut Pertamina akan gemetar dan tunduk jika bertemu ia.


Di Singapore, Muh Riza Chalid dijuluki “Gasoline God Father”. Lebih separuh  impor minyak RI dikuasai oleh Riza, parahnya tidak ada yang berani melawan. Dahulu Global Energy Resources, perusahaan Riza pernah diusut karena temuan penyimpangan laporan penawaran minyak impor ke Pertamina, Tetapi kasus tersebut hilang tak berbekas dan para penyidiknya diam tak bersuara. Kasus ditutup, padahal itu diduga hanya sebagian kecil saja. Global Energy Resources adalah  induk dari 5 perusahan : supreme energy, Orion Oil, Paramount Petro, straits oil dan Cosmic Petrolium yang berbasis di Spore & terdaftar di Virgin Island yang bebas pajak ke lima perusahaan mitra utama Pertamina.

Kelompok Riza cs ini juga yg diduga selalu halangi pembangunan kilang pengolahan BBM dan perbaikan kilang minyak di Indonesia, Bahkan penyelesaian PT. TPPI yg menghebohkan itu karena rugikan negara juga diduga tak terlepas dari intervensi kelompok Riza cs.

Bagaimana cara Riza cs ini menusuk Istana, Cikeas dan Lapangan Banteng ? 

Riza dekat dengan  Purnomo Y dan Pramono Edhie Wibowo, adik Ani Yudhoyono sejak Edhie masih di Kopassus. Purnomo menteri ESDM & Edhie sebagai pintu masuk Riza cs ke Cikeas. Mereka ini sering berkunjung ke Cikeas untuk mengamankan praktek mafia di impor minyak Pertamina. Tentu saja tak ada makan siang yang gratis, Selain di jajaran elit politik, Riza cs juga sangat dekat dengan wakil dirut perusahaan hulu Migas dan Syamsu Alam sebagai manajernya.

Purnomo Yusgiantoro sewaktu jabat Menteri ESDM bertugas mengamankan kontrak-kontrak pembelian minyak impor dari mafia minyak ini. Jero Watjik juga, Dahlan Iskan yang meminta Pertamina membeli minyak secara langsung, justru ditantang oleh Direksi Pertamina, bahwa Pertamina HARUS beli via broker

Nama Riza tidak  tercantum dalam akte Global Energy Resources Holding perusahaan broker minyak milik nya . Dalam akte Global, yang tercatat adalah Iwan Prakoso (WNI), Wong Fok Choy dan Fernadez P. Charles. Tetapi sesungguhnya Riza lah pemiliknya

Untuk memperkuat posisi Riza cs di Pertamina, sebagian direksi Pertamina yang kurang setuju dgn pembelian minyak via broker diganti saat itu. Sekarang semua direksi Pertamina yang ada merupakan kelompok pendukung Riza sang Mafia Minyak dengan dukungan penuh Istana, Cikeas, Menko Perekonomian

Bukan hanya impor minyak saja Riza cs berkuasa. Dalam pembelian atau penampungan batubara minyak dari Pertamina Riza juga berkuasa. Pembelian batubara minyak dari pertamina dilakukan oleh Orion Oil dan Paramount Petroleum milik Riza Cs. Riza adalah penguasa minyak RI (tituiitbom/inspirasi)

Comments System

Disqus Shortname