Seperti menjemput cahaya dari kegelapan, menunggu pagi setelah
hadirnya malam. Sebuah kehidupan memberi pelajaran yang sangat berharga bahkan
kekayaan tidak menjamin seseorang untuk hidup bahagia. Belajar dari seorang anak
yang bernama Maulana, anak bangsa yang sangat bersemangat menjalani hidup
meskipun saat ini ia hidup dalam keadaan yang serba pas-pasan namun tak
mengurangi tekatnya untuk belajar. Anak berumur 11 tahun ini telah menajalani
kehidupan yang sangat luar biasa ia harus membantu mencari nafkah dan dengan
menjual teh poci ia dapat membantu orang tuanya untuk membayar sekolahnya
sendiri. Anak dari 4 bersaudara ini sudah satu tahun berjualan teh poci di Pasar
Baru Jati Asih, Ayah Maulana adalah seorang tukang bangunan dan ibunya sebagai
ibu rumah tangga yang mengurus adik-adiknya yang masih balita. Saat pagi
menjelang, Maulana harus siap-siap untuk kepasar berjualan, lalu ketika waktu
mulai siang ia harus pulang untuk segera
bersekolah. Maulana tinggal dikampung Bulok Bekasi yang tempatnya tak jauh dari
tempat ia berjualan. Maulana penuh senyum ini harus berkeliling pasar untuk
menawarkan berderet gelas teh yang ada dinampannya kepada para pengunjung pasar
.
Anak kelas 5 SD ini sangat ceria, “Aku seneng berjualan teh poci seperti ini, bukan hanya aku tetapi kakakku
juga berjualan teh poci. Ini semua kita lakukan untuk membantu meringankan
beban orang tua” ujar Maulana. Maulana menjalani semuanya dengan kemauannya
sendiri bukan dipaksa oleh orang tuanya. Ia belajar dari kakannya yang
berjualan teh poci juga namun kakak maulana kini sudah berumur 14 tahun. Teh
poci yang Maulana jual bukan hasil buatan sendiri namun ia lebih suka mengambil
dari agen karena tidak butuh modal hanya dibutukan sebuah keahlian untuk
menjual saja, ketika ditanya mengenai pendapatan ia mengatakan bahwa dalam satu
hari bisa mendapatkan uang sekitar 50 ribu rupiah dari hasil ia berjualan.
Maulana menjual satu gelas teh poci dengan harga Rp. 3.000;. Sebuah mimpi yang
telah dirajut saat ini akan membuatnya mengerti bahwa untuk mencapai mimpi itu
membutuhkan sebuah kerja keras dan niat yang kuat.
Orang-orang di sekitar yang telah mengenal Maulana mengungkapkan bahwa anak seperti
Maulana adalah seorang anak yang pantang menyerah untuk meraih mimpi. Padahal
kalau kita fikir anak-anak semuran Maulana masih banyak yang belum tahu betapa
kerasnya hidup yang harus jalaninya nanti , namun maulana anak hebat yang tak
putus asa dan ia harus membagi waktu untuk sekolah dan bekerja. Selalu ada
hikmah dibalik kisah, berharap anak-anak Indonesia mempunyai semangat yang
besar seperti Maulana dalam keadaan sesulit apapun ia tetap bisa bersekolah.
Maju terus anak Indonesia. (AV)