Sunday, November 11, 2012

Mimpi Anak Penjual Teh Poci


Seperti menjemput cahaya dari kegelapan, menunggu pagi setelah hadirnya malam. Sebuah kehidupan memberi pelajaran yang sangat berharga bahkan kekayaan tidak menjamin seseorang untuk hidup bahagia. Belajar dari seorang anak yang bernama Maulana, anak bangsa yang sangat bersemangat menjalani hidup meskipun saat ini ia hidup dalam keadaan yang serba pas-pasan namun tak mengurangi tekatnya untuk belajar. Anak berumur 11 tahun ini telah menajalani kehidupan yang sangat luar biasa ia harus membantu mencari nafkah dan dengan menjual teh poci ia dapat membantu orang tuanya untuk membayar sekolahnya sendiri. Anak dari 4 bersaudara ini sudah satu tahun berjualan teh poci di Pasar Baru Jati Asih, Ayah Maulana adalah seorang tukang bangunan dan ibunya sebagai ibu rumah tangga yang mengurus adik-adiknya yang masih balita. Saat pagi menjelang, Maulana harus siap-siap untuk kepasar berjualan, lalu ketika waktu mulai siang ia harus  pulang untuk segera bersekolah. Maulana tinggal dikampung Bulok Bekasi yang tempatnya tak jauh dari tempat ia berjualan. Maulana penuh senyum ini harus berkeliling pasar untuk menawarkan berderet gelas teh yang ada dinampannya kepada para pengunjung pasar .

Anak kelas 5 SD ini sangat ceria, “Aku seneng berjualan teh poci seperti ini, bukan hanya aku tetapi kakakku juga berjualan teh poci. Ini semua kita lakukan untuk membantu meringankan beban orang tua” ujar Maulana. Maulana menjalani semuanya dengan kemauannya sendiri bukan dipaksa oleh orang tuanya. Ia belajar dari kakannya yang berjualan teh poci juga namun kakak maulana kini sudah berumur 14 tahun. Teh poci yang Maulana jual bukan hasil buatan sendiri namun ia lebih suka mengambil dari agen karena tidak butuh modal hanya dibutukan sebuah keahlian untuk menjual saja, ketika ditanya mengenai pendapatan ia mengatakan bahwa dalam satu hari bisa mendapatkan uang sekitar 50 ribu rupiah dari hasil ia berjualan. Maulana menjual satu gelas teh poci dengan harga Rp. 3.000;. Sebuah mimpi yang telah dirajut saat ini akan membuatnya mengerti bahwa untuk mencapai mimpi itu membutuhkan sebuah kerja keras dan niat yang kuat.

Orang-orang di sekitar yang telah mengenal Maulana mengungkapkan bahwa anak seperti Maulana adalah seorang anak yang pantang menyerah untuk meraih mimpi. Padahal kalau kita fikir anak-anak semuran Maulana masih banyak yang belum tahu betapa kerasnya hidup yang harus jalaninya nanti , namun maulana anak hebat yang tak putus asa dan ia harus membagi waktu untuk sekolah dan bekerja. Selalu ada hikmah dibalik kisah, berharap anak-anak Indonesia mempunyai semangat yang besar seperti Maulana dalam keadaan sesulit apapun ia tetap bisa bersekolah. Maju terus anak Indonesia. (AV)

Comments System

Disqus Shortname