Wednesday, August 8, 2012

Filosofi Bubuk Kopi

  Ada seorang anak yang menghampiri ayahnya kemudian mengeluh tentang kehidupannya dan menanyakan kepada ayahnya mengapa kehidupan itu terasa berat dan tidak adil terhadap dirinya. Ia sudah frustasi untuk menghadapinya dan hampir menyerah menjalaninya. Setiap satu masalah selesai muncul masalah baru lagi, yang tampaknya tak akan pernah usai.

  Ayahnya yang seorang koki kemudian membawa anak tersebut ke dapurnya, dia kemudian mengisi 3 buah panci dengan air lalu menaruhnya di atas kompor yang menyala. Setelah air di panci-panci itu mendidih, dia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci yang kedua dan bubuk kopi di panci yang terakhir, ia melakukan semua hal tersebut tanpa berkata apa-apa. Si anak yang melihat hal yang dilakukan ayahnya hanya diam dan menunggu dengan tidak sabar sambil memikirkan apa yang sebenarnya yang akan ditunjukan oleh ayahnya.

  Setelah 30 menit, sang ayah mematikan api di kompor. Dia menyisihkan wortel lalu menaruhnya di mangkuk, kemudian mengangkat telur dan meletakkan di mangkuk yang lain, lalu menuangkan kopi di mangkuk lainnya. 
Kemudian dia bertanya kepada sang anak,"apa yang kamu lihat, nak?"
"wortel, telur, dan kopi," jawab si anak.

  Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel tersebut, si anak melakukannya dan merasakan bahwa wortel tersebut terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya, dia mengikuti ucapan ayahnya dan mengambil telur kemudian memecahkannya, ternyata ia mendapati telur tersebut sudah menjadi sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi yang dituangkan di mangkuk tadi, si anak tersenyum saat mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.

Kemudian anak itu bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?"
Ayahnya berkata,"ketiga benda tadi telah menghadapi sebuah ujian yang sama, melalui proses perebusan yang sama tetapi masing-masing menunjukan hasil yang berbeda."

"Wortel sebelum direbus kuat, keras dan susah untuk dipatahkan, namun setelah direbus menjadi lembut dan lunak. Telur sebelum direbus mudah pecah, cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan, namun setelah direbus isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik, setelah direbus di dalam air, bubuk kopi merubah air tersebut," ujar ayahnya.

"Kamu termasuk yang mana?" tanya ayahnya kembali.
"Maksudnya?" si anak balik bertanya kepada ayahnya.
Lalu ayahnya menjelaskan,"Ketika kesulitan menghadangmu, bagaimana kamu akan menghadapinya, apakah kamu akan menjadi wortel yang awalnya keras namun dengan adanya penderitaan dan kesulitan membuatmu menyerah dan menjadi lunak serta kehilangan kekuatanmu, atau kamu adalah telur yang awalnya lembut dan dinamis namun setelah masalah menghampirimu menjadikan hatimu keras dan kaku, yang dari luar terlihat sama tetapi sebenarnya kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa serta hati yang kaku."

"Atau kamu memilih menjadi bubuk kopi, yang merubah air panas, suatu hal yang menimbulkan kesakitan menjadi sebuah hal yang terasa nikmat. Ketika kamu menjadi bubuk kopi, saat keadaan menjadi semakin buruk kamu akan menjadi semakin baik dam membuat keadaan di sekitarmu juga ikut membaik." Tambah ayahnya. #RM

Comments System

Disqus Shortname