Sunday, January 29, 2012

Ibu Maafkanlah



Ryvi adalah mahasiwi semester 5 di salah satu perguruan tinggi di Jakarta, dia adalah mahasiswi yang disenangi oleh teman-temannya karena kecantikannya . Ryvi berasal dari keluarga yang sederhana, namun ia sangat dimanjakan oleh kedua orangtuanya karena ia adalah anak perempuan satu-satunya. Segala sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkannya dipenuhi oleh kedua orangtuanya. Oleh karena itu, sifatnya yang kekanak-kanakkan dan berani membantah terhadap orangtua sudah melekat pada dirinya.

Disuatu hari..

Fitri : “vi lo tau gak...? si sheila kan beli handphone baru, keren banget loh.. dia beli handphone itu dari hasil jerih payahnya sendiri. Hebat yah dia....”
Ryvi : “please deh fit, gue juga bisa kali beli handphone kaya gitu dengan hasil jerih payah gue sendiri, semua orang juga bisa.. jadi gak usah terlalu berlebihan deh..”
Fitri : “iya gue kan cuma kasih tau lo aja, bukan bermaksud buat berlebihan.”
Ryvi : “iya ya udah cabut yuk..”

Ryvi dan temannyapun bergegas pergi, sesampainya di rumah..
Ryvi : “bu, aku pengen beli handphone baru dong.. handphone aku kan udah jelek bu.. pokoknya besok aku mau beli handphone baru....!” Sambil menggumam.
ibu : “iya Ryvi, tapi jangan sekarang dong, ibu kan belum punya uang.. uang kita kan buat lebaran nanti.”
Ryvi : “ahh... ibu, buat lebaran kan bisa nanti lagi.. pokoknya aku pengen beli handphone baru besok..!!” sambil meninggalkan ibunya pergi ke kamar.
ibu : “Ryvi...”

Keesokan harinya...
ibu : “Ryvi... turun nak, kita saur bareng-bareng yuk...” berteriak memanggil sambil menyiapkan makanan.
Ryvi : “bu, hari ini kita beli handphone kan..?”
ibu : “nanti ya sayang... jangan sekarang, lusa kan kita mau merayakan hari idul fitri. Kalau handphone kan bisa ditunda sampai nanti sesudah lebaran.”
Ryvi : “justru itu bu.. karena mau tahun baru jadi aku pengen handphone baru. Aku gak mau tahu pokoknya aku pengen beli hari ini....!” sambil bergegas masuk kamar.

Keesokan harinya Ryvi dan orangtuanya membeli handphone baru. Malam sebelum hari Idul Fitri Ryvi tertidur pulas dan dari kejauhan terdengar suara... “ryvi... ryvi... bangun”, ternyata itu adalah suara kakaknya, Ryvipun terbangun.

Ryvi : “eemm.. ada apa sih ka...?! ganggu aja, aku masih ngantuk ka.”
Kakak : “bangun vi, diluar ada gempa bumi besar.”

Brrraaakkkk.... kakaknya tertimpa oleh reruntuhan rumahnya, Ryvi berteriak bergegas keluar rumah.. mencari ibunya sambil menangis. Diluar pagar ada nenek-nenek pengemis yang sedang melihat kepadanya, Ryvi merasa heran dan penasaran mengapa pengemis itu menatapnya seperti ingin memberitahukan sesuatu. Spontan Ryvipun menghampiri nenek-nenek pengemis itu.

Ryvi : “nenek, apa yang terjadi...? mana kedua orangtuaku..??” sambil menangis dan ketakutan.

Nenek : “untuk apa kau mencari ibumu nak...? ini adalah hari akhir dimana semua anak akan terpisah dengan orangtuanya. Kau anak baik , tapi kamu tetap tidak dapat diampuni karena kau telah berdosa kepada ibumu.”

Ryvipun tercengang dan sangat kaget mendengar perkataan nenek pengemis itu.
Ryvi : “maafkan aku nek.. aku ingin bertemu dengan orangtuaku nek, aku ingin bertemu dan meminta maaf kepada ibuku nek..” Ryvi memohon sambil menangis ketakutan.
Nenek : “kau selalu membantah perkataan dari ibumu nak, dan kau tidak pernah membuatnya bahagia oleh sifatmu yang arogan itu, ini semua sudah terlambat.”
Nenek-nenek pengemis itupun menghilang, Ryvipun menangis dan tidak tahu harus berbuat apa. Goncangan bumi yang sangat dahsyat membuatnya tidak bisa melakukan apapun, Ryvi jatuh pingsan. Dan saat ia terbangun, ia berada disuatu tempat yang tidak ia kenali.

Ryvi : “dimana aku...?? apa yang terjadi dengan kepalaku...?” sambil memegang kepalanya yang telah terbentur reruntuhan dan terdapat tanda merah di keningnya.

Di ujung jalan ia pun terperangah setelah melihat sosok ibunya yang sedang berjalan tenang menghapirinya, Ryvi menangis bahagia setelah melihat ibu yang sangat ia cintai. Tetapi apa yang terjadi..? setelah ibunya tepat di hadapan Ryvi.. ibunya melewatinya dan tidak melihat Ryvi sama sekali.. Ryvipun terheran dan langsung mengejar ibunya sambil berteriak menangis menjerit memanggil ibunya. “ibuu.. ibuu... ini aku buu..”
Akan tetapi , ibunya tidak melihat dan tidak mendengar Ryvi sama sekali.

Ryvipun terus dan terus menangis memanggil ibunya yang terus berjalan... Ryvi memeluk tangan ibunya tetapi ibunya pun tetap tidak merasakan kehadiran Ryvi seolah Ryvi tidak ada. Sesampainya diujung jalan bertemu dengan seorang kakek berjubah putih melihat ke arah Ryvi lalu ia menahan ibu.

Kakek : “tunggu sebentar, kau tidak melihat anakmu..?”
Ibu : “anakku...?” sambil terheran.
Kakek : “kemarilah... (sambil meraih tangan ibu dan menarik ibu kesisi kakek), itu anakmu.” Kakek menunjuk kearah Ryvi. Ibu masih terheran karena ia tidak dapat melihat Ryvi.
Ryvi menatap kakek berjubah putih itu dengan berlinang air mata seolah mengisyaratkan untuk memohon bantuan agar mempertemukannya dengan ibunya.

Kakekpun mengusap mata ibu dan spontan ibupun dapat melihat Ryvi dan berkata “Ryvi, anak ibu.” Ryvi bergegas berlari menghapiri ibu dan memeluk erat tubuh ibunya, suasana harupun menghiasi kebahagiaan Ryvi dan ibunya...
Ryvi : “ibuuu... aku minta maaf sama ibu, aku minta maaf bu”
Ryvi tidak dapat mengeluarkan kata-kata apapun selain memohon maaf kepada ibu. Lalu ibu mencium kening Ryvi dan akhirnya tanda merah di kening Ryvipun hilang begitu saja...
Tiba-tiba terdengar bunyi alarm dan Ryvipun terbangun dengan keadaan yang sudah berlinangan air mata.. “ya allah... ternyata ini cuma mimpi.”
Ryvi tetap menangis mengingat mimpi yang begitu nyata yang sudah dia alami.

Ryvi bergegas keluar dari kamar dan menghampiri ibunya dengan mengangis...
Ryvi : “ibuuuu... aku minta maaf sama ibu, selama ini aku udah banyak berbuat dosa sama ibu..”
Ibu terheran-heran dengan sikap Ryvi.

Ibu : “ryvi, kamu kenapa nak..?” sambil menatap wajah Ryvi yang berlinangan air mata.
Ryvi : “tadi Ryvi mimpi ibu gak bisa liat Ryvi, Ryvi terus kejar ibu buat minta maaf tapi ibu tetap gak bisa liat Ryvi. Ryvi takut.. Ryvi minta maaf sama ibu karena selama ini Ryvi selalu bikin ibu susah, Ryvi selalu bikin ibu marah... Ryvi minta maaf bu. Hik hik hik..”
Ibu : “Ryvi.. sebelum kamu minta maaf sama ibu, ibu sudah memaafkan kamu nak.. ibu sayang sama kamu.” Jawab ibu sambil menangis memeluk erat Ryvi.

Keesokan harinya sikap Ryvipun berubah terhadap ibunya, Ryvi lebih sering membantu ibu mengerjakan pekerjaan rumah, dan berusaha untuk terus menyenangkan hati ibunya.
(Nofia)

Comments System

Disqus Shortname