Ketiga
mahasiswa ini tampaknya sadar betul negaranya 'dikepung' generasi muda pecandu internet
dan ponsel pintar. Mereka pun berupaya memberikan solusi dengan menciptakan
sebuah aplikasi yang diklaim bisa menjauhkan orang-orang dari ponsel pintar
mereka. Bagaimana tidak, dari hasil survei yang diungkap di awal tahun 2014,
Singapura dan Hong Kong didapuk sebagai negara dengan tingkat penggunaan ponsel
pintar tertinggi di Asia Pasifik. 87 persen penduduk Singapura memiliki ponsel pintar, padahal penduduknya saja hanya
5,4 juta jiwa.
Hal ini mendorong Libern Lin, FangLingqing dan Lester Yap, mahasiswa
dari Republic Polytechnic, Singapura mengembangkan sebuah aplikasi untuk ponsel
pintar yang diberi nama Apple Tree. Aplikasi ini dirancang khusus agar setiap
orang lebih banyak menghabiskan waktu untuk berinteraksi dengan keluarga dan
teman-temannya,Dari pada hanya memelototi ponsel mereka
saja. Apa yang bisa dilakukan aplikasi ini? Jadi ketika rekan-rekan pengguna ponsel terlihat sibuk
sendiri dengan ponsel masing-masing, meskipun hanya sekadar untuk mendengarkan mp3,
Maka ponsel
pengguna akan lumpuh seketika. Dan bila penggun
bisa menahan godaan untuk tidak ikut main ponsel, maka sebuah pohon apel
virtual akan tumbuh di layar ponsel
mereka. Makin lama pengguna mampu menahan diri untuk tidak, memegang ponselnya,
maka pohon apel tadi akan 'berbuah'.Eits, ini bukan sembarang 'buah apel'. Di
balik buah apel digital ini tersimpan sebuah insentif yang
nantinya dapat dikumpulkan oleh pengguna lalu 'dipanen' dan ditukarkan dengan hadiah tertentu. Tentu
saja, makin lama pengguna mengabaikan ponselnya, makin rimbun 'pohon apel' miliknya.
"Ide
untuk membuat aplikasi ini datang ketika teman-teman saya menyarankan agar saat
kami bertemu, ponsel-ponsel kami harus dikumpulkan jadi satu agar kami bisa lebih banyak berinteraksi secara
langsung," tutur salah satu penemu, Lin seperti dikutip dari BBC , Rabu
(19/11/2014). Tampaknya ide itu memberikan keuntungan tersendiri bagi Lin dan
kedua rekannya. Tak tanggung-tanggung, Lin, Lingqing dan Yap pun diganjar
sebuah penghargaan bergengsi di Singapura yang bernama Splash Awards dan mengantongi
hadiah sebesar 30.000 dollar Singapura (24.000 dollar AS atau sekitar Rp 291.5
juta). Bukan hanya itu saja, ketiganya juga diminta menyempurnakan aplikasi
tersebut agar pada bulan Maret 2015, Apple Tree dapat diluncurkan ke publik
sebagai bagian dari perayaan ulang tahun Singapura yang ke-50.
Tingginya
penggunaan ponsel di Asia Pasifik juga mendorong salah satu kota di Tiongkok,
yaitu kota Chongqing untuk membuat jalur khusus yang bisa digunakan oleh para
pengguna smartphone. Namun belum diketahui secara pasti apakah jalur itu
benar-benar bermanfaat atau hanya menimbulkan malapetaka bagi sesama
pengguna ponsel yang bisa saja
bertabrakan saat sama-sama menggunakan jalur tersebut. (Afif)
Sumber :
Detik