Monday, November 10, 2014

Kartu Ajaib Solusi atau Pencitraan ?

Jakarta, 7 November 2014. Gebrakan presiden baru indonesia cukup menyita perhatian para cendikiawan-cendikiawan dalam negeri, yang selama ini cukup kritis  menanggapi segala kebijakan yang di lahirkan oleh para petinggi  tanah pribumi. Gebrakan yang cukup mencengangkan di antaranya; akan di edarkannya Tiga(3) kartu sekaligus yang akan di bagikan ke seluruh pelosok negeri guna menanggulangi permasalahan yang selama ini menjadi aib negeri ini. Untuk bidang kesehatan akan di berikan kartu indonesia sehat(KIS). Di bidang pendidikan akan di bagikan Kartu indonesia Pintar. Guna penanggulangan kesejahteraan keluarga akan di edarkan Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera(KSKS)

Belum genap 100 hari kerja kiranya,  jikalau kita menghitung kembali saat dimana presiden Ir. Joko Widodo di daulat sebagai presiden ke-7 di tanah pertiwi dengan menggandeng suksesor indonesia yang tak perlu di ragukan lagi intregitasnya, Drs. H. Muhammmad Jusuf Kalla. Keserasian yang di gembor-gemborkan dari berbagai media nasional sampai luar negeri membawa dampak yang cukup besar bagi partai utama pendukung mereka PDI P(partai demokrat indonesia perjuangan) yang selama beberapa tahun terakhir mengalami defisit suara yang cukup drastis. 

Meski, hanya di usung oleh beberapa partai yang tergabung dalam koalisi Indonesia hebat: PDI P, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa(PKB), Partai Hanura. Di kabarkan kekisruhan  yang terjadi dalam tubuh partai PPP(partai persatuan pembangunan) menyebabkan berbelotnya haluan mereka dari “koalisi merah putih”  ke dalam rangkulan koalisi Indonesia hebat.  

Langkah kontroversial presiden mantan gubernur Jakarta tersebut, mulai mendapat kecaman yang cukup keras dari para anggota DPR karna tiadanya komunikasi secara langsung guna merumuskan darimana anggaran itu di ambil dan untuk siapa kebijakan tersebut di berikan. Jikalau benar besaran anggaran yang akan di gunakan untuk pembiayaan kartu ajaib di ambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN). Secara langsung  menyiderai Undang-Undang yang berlaku karna tanpa sepengetahuan anggota DPR selaku pihak yang berwenang untuk bidang tersebut.

Dananya akan di ambil dari anggaran menteri keuangan” jawaban presiden ke-7  tenang, Menanggapi semua pertanyaan dari para pencari berita yang tak ada henti-hentinya mencerca  kebijakan terbaru itu.Presiden beranggapan akan lebih bermanfaat kiranya subsidi yang selama ini mengalami persoalan pelik di lapangan mulai di alihkan untuk sesuatu yang lebih jelas dan pasti. Mengingat kembali, kebijakan presiden terdahulu yang menghadapi berbagai isu miring tentang kebijakan Bantuan Langsung Tunai(BLT) untuk para warga yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Wajah yang  tenang dan penuh kenyakinan selalu di tampilkan oleh orang nomor satu Indonesia. Tak pernah sedikitpun dilihatkan wajah malas jikalau di hadapkan dengan para wartawan yang selalu menanyakan sisi kelemahan serta kelebihan yang di miliki kartu ajaib yang akan segera beredar itu.

Alangkah manfaat yang besar akan di nampakkan oleh kartu ajaib tersebut,  jikalau benar-benar terealisasikan sesuai dengan rumusan yang di sertainya. Dengan demikian kesejahteraan yang pasti akan di terima oleh masing-masing penduduk Indonesia, sama dan tak ada perbedaan dalam pandang pembangunan menuju Indonesia maju setara dengan negara-negara yang memiliki tujuan yang sama untuk mensejahterakan rakyat. 

Bukan perkara mudah memang untuk menjadikan negara ini  lebih madani dari yang sebelumnya. Mengingat kurangnya pendidikan yang mumpuni oleh setiap warga. Namun, akan lebih memberikan harapan positif jikalau kita para pribumi bersama-sama menjaga dan mengawasi harapan bapak presiden baru kita guna kemajuan bersama. (Mohamad Naj mudin)

Comments System

Disqus Shortname