Thursday, July 4, 2013

Dr. Mursi Anak Petani Yang Menjadi Presiden Tumbang oleh Militer

Dr. Mursi lahir pada 20 Ogos 1951 di Wilayah As-Syarqiyah, di sebuah perkampungan Al-Udwah.  Beliau hidup dalam sebuah keluarga sederhana dan taat agama, ayahnya seorang petani dan ibunya seorang Ibu rumah tangga. Menikah pada tahun 1978, mempunyai lima anak dan tiga cucu. Diktehaui kelima anaknya adalah hafiz dan hafizah al-Quran, bahkan beliau dan istrinya adalah hafiz/hafizah al-Quran.

Mursi mendapat gelar insinyur dari Universitas Kairo dengan nilai istimewa pada tahun 1975. Kemudian dia meraih gelar master di bidang teknik dari universitas yang sama. Pendidikan doktor ditempuhnya di University of Southern California, yang diselesaikannya pada tahun 1982.

Mursi kemudian menjadi asisten profesor pada California State University di Northridge, California, antara tahun 1982 dan 1985. Pada masa itu pula, Mursi sempat bekerja di Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Setelah itu, Mursi pulang ke Mesir dan menjadi dosen teknik pada Universitas Zagaziq hingga tahun 2010. Di universitas tersebut, Mursi meraih gelar profesor. (Baca Kompas.com : Dari Penjara Ke Istana).

Revolusi Mesir awal tahun lalu telah mengantar seorang anak petani menjadi presiden. Ia memang belum lama terpilih sebagai presiden. Namun, seabrek pelajaran berharga sudah bertaburan darinya. Pidato yang ia sampaikan sarat dengan petuah yang patut diteladani oleh pengelola republik ini seharusnya seorang pemimpin bersikap. Ia menempatkan diri bukan sebagai penguasa, melainkan pelayan. Ia menempatkan toleransi di atas segala-galanya. Ia mengubur dalam-dalam perbedaan.

Keputusan Militer Mesir menghapus legitimasi mayoritas rakyat Mesir yang dititipkan pada Mursi menjadi catatan buran pengkhianatan demokrasi Mesir. Pasalnya dalam umur pemerintahan yang baru setahun, perjuangan memulihkan stabilitas negeri Kinanah tersebut harus terhenti di tangan militer. Di lain sisi keputusan ini hanya menguntungkan oposisi yang tidak siap menerima kenyataan demokrasi. 

Ada kekhawatiran yang dirasakan Sang Presiden -yang kini dikhianati- tentang masa depan Mesir. Sebegai seorang pemimpin yang memahami perpolitikan, dia merasakan bahaya tengah mengancam masa depan Mesir.  Ada pihak-pihak yang selama ini ditakutkan akan mencuri revolusi dan kini ada bersama barisan rakyat yang menginginkannya jatuh. 

Chanel Misr 25 yang dimiliki oleh Jama'ah Ikhwanul Muslimin Mesir, bersama beberapa chanel yang pro perjuangan kelompok Islamis Mesir (Hafez Chanel dan Alnas Chanel) menghilang beberapa saat setelah diumumkannya pengkudetaan terhadap Presiden Mursi yang terpilih secara demokratis.

Polisi Mesir menggrebek Pusat Media Mesir di kawasan 6 Oktober tempat studio chanel-chanel tersebut berada dan mengevakuasi kru yang berada di sana. Polisi juga menangkap beberapa pekerja dan wartawan chanel televisi pro Islam tersebut. 

Keberandaan chanel ini telah memiliki peran besar mengawal perjalanan revolusi dengan pemberitaan yang jujur dan membangun. Setelah revolusi 25 Januari 2011beberapa chanel ini berdiri di Mesir dengan misi membawa suara revolusi melawan kebohongan dan fitnah chanel-chanel milik fulul terhadap gerakan Islam dan pemerintah. (Inspirasi dari berbagai sumber)

Comments System

Disqus Shortname