Tuesday, May 21, 2013

Pelatihan Biotilik Sungai Ciliwung

 Dalam menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2013 bulan depan, Komunitas Ciliwung bersama-sama dengan beberapa penggiat lingkungan dan Kementrian Lingkungan Hidup menyelengarakan pelatihan pengamatan biota sungai yang rencananya akan di aplikasikan menyambut hari besar tersebut.

 Bertempat di Wisma BPPT Jl. Dishub, Tugu Selatan Ciliwung Sungai Cisampay, Puncak Bogor kegiatan pelatihan biotilik yang mengusung kampanye "Selamatkan Sungai Kita Sekarang" bertujuan untuk menyatukan visi dan misi antar komunitas serta melatih fasilitator dari berbagai lapisan masyarakat. Yang ditujukan agar dapat membimbing dan menginformasikan kepada khalayak ramai terutama generasi muda dalam mengisi kegiatan di hari besar tersebut yang akan dilansungkan di sepanjang aliran sungai ciliwung dari dari hulu sampai dengan hilir.

  BIOTILIK berasal dari kata ‘Bio’ yang berarti biota, dan ‘Tilik’ berarti mengamati dengan teliti, sehingga BIOTILIK merupakan sinonim dengan istilah biomonitoring. BIOTILIK juga merupakan singkatan dari BIOta TIdak bertuLang belakang Indikator Kualitas air. BIOTILIK adalah metode pemantauan kesehatan sungai dengan bioindikator makroinvertebrata bentos, misalnya capung, udang, siput, dan cacing. BIOTILIK telah diterapkan di DAS Brantas untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat, khususnya generasi muda, agar berpartisipasi menjaga kelestarian ekosistem sungai.


  Pelatihan yang berlangsung pada 13 s/d 14 Mei 2013 ini menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan, baik dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Badan Lingkungan Hidup (BLH), Jurnalis Independen, Badan Pengawas Lingkungan Hidup (BPLHD), sampai dengan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). Beberapa hal yang dibahas diantarannya permasalahan sungai ciliwung, pengendalian DAS (Daerah Aliran Sungai), kualitas air, metode kampanye interaktif dengan generasi muda, dan ditutup dengan proses pengidentifikasian biota sungai.

  Pada sesi pembukaan diisi oleh Ibu Erna Witoelar selaku pendiri Gerakan Ciliwung Bersih (GCB), beliau menyampaikan dukungan yang sangat besar terhadap kegiatan ini juga mengharapkan peserta dapat memahami point-point yang akan dilaksanakan dengan menyiapkan strategi dan sinergi yang disetrai pembagian jobdesk kegiatan secara jelas dan sistematis. Dilanjutkan dengan pemateri dari perwakilan ECOTON yang memaparkan bahwa sungai yang baik adalah sungai yang terjaga polulasi ikannya. Saat ini ECOTON tengah mengembangkan Suaka Ikan sebagai kawasan perlindungan ikan serta melindungi spesies langka yang diikuti dengan mempelajari Undang-undang perlindungan ekosistem sungai guna memahami konsep hukum dan Advoksi Lingkungan. "ECOTON yang telah berdiri kurang lebih 13 tahun ini berupaya untuk menemukan parameter yang konkrit untuk mengembalikan ekosistem sungai seperti sediakala" Jelas Prigi. Beberapa hal yang perlu dilakukan diantaranya, penelitian, edukasi lingkungan kepada anak-anak sekolah, kampanye kreatif dan advokasi lingkungan, tambahnya.

  Sedangkan dari pihak BPLHD yang diwakili oleh Ir. Hj Dewi Nurhayati,Msi menjelaskan mengenai kebijakan, rencana dan program pengendalian DAS. Rencana tersebut dapat dilihat melalui 6 segmen, mulai dari hulu, tengah dan hilir. Saat ini hampir seluruh segmen mendapat warna merah yang artinya daerah tersebut tengah mengaami kerusakan yang amat parah, Ungkapnya. Beliau mengharapkan pihak-pihak terkait dapat menciptakan sistematika disertai target-target yang berupa langkah nyata diantaranya rehabilitasidan pemulihan.

Selain diisi berbagai materi dan penjelasan mengenai biomonitoring sungai acara ini juga diselingi dengan diskusi hangat yang memperbincangkan dan mempertanyakan kondisi sungai saat ini. Beberapa permasalahan yang disampaikan peserta diantaranya, Apa kriteria dalam membangun di area DAS? Apakah peraturan yang telah dibuat sudah melibatkan peran serta masyarakat? Bagaimana dengan fungsi sungai resapan? dan banyak pertanyaan lainnya.

"Dengan dihadiri 66 peserta yang terdiri dari Guru, LSM, Anak-anak Sekolah dan Komunitas diharapkan dapat berkomitmen dan bersinergi dalam keberlanjutan kegiatan pengindentifikasian serta ikut merestorasi daerah aliran sungai dari hasil-hasil yang didapatkan di lapangan" tutup Abdul Kodir selaku pendiri Komunitas Ciliwung Condet dan merangkap sebagai ketua pelaksana pelatihan biomonitoring sungai sore itu. (A8)

Comments System

Disqus Shortname