Friday, May 24, 2013

Mimpi Menuntun Menutup Auratku

Hari itu lahir bayi seorang perempuan yang tak disangka-sangka karna sebelumnya saat diUSG diperkiraankan mengandung bayi laki-laki,  Semua persiapanpun telah dilakukan mulai dari pakaian, tempat tidur dan segala perlengkapan yang pada dasarnya memilih warna yang cocok untuk laki-laki. Sembilan bulan mengandung bayi yang memang telah dipersiapkan namanya dengan nama indah yang memang cocok untuk seorang anak laki-laki. Setelah tepat 9 bulan 10 hari telah dilahirkan seorang bayi perempuan oleh Ny. Nani Harsono tak pernah menyangka kalau ternyata benar-benar yang dilahirkan adalah seorang anak perempuan. Lahir dan berkembang dengan anak-anak pada umumnya Ulfah memiliki karateristik yang berbeda berprilaku sama persis dengan anak laki-laki, suka bermain ketapel, gundu dan lain-lain. Bahkan boneka-boneka yang dibelikan oleh orangtuanya malah dikasihkan kepada teman-temannya.

Ulfah memang anak yang sebenarnya cantik namun prilakunya sama sekali tak mencerminkan kalau sebenarnya dia adalah seorang perempuan. Bahkan gaya tubuh dan bahasanya menyerupai anak laki-laki.
Kini umur Ulfa sudah menginjak 15 tahun yang sebentar lagi akan lulus SMP, dan memulai menduduki bangku SMA dengan mengunakan seragam putih abu-abu.
Ibu Ulfa menyuruhnya untuk sekolah dipesantren karna orang tuanya menginginkan Ulfa menjadi seorang wanita yang tulen, dengan prilaku selayaknya seorang wanita pada umumnya.
“Nak, kamu mau sekolah dimana?”
“Kalau disekolah teknik, bagaimana buk?”
“Teknik, nggak salah?”
“nggak”
“ibu maunya kamu kepesatren, tapi kalau kamu punya pilihan lain selain di sekolah teknik ibu akan menyetujuinya”
“Ia, nanti aku cari”
“kalau nggak dapat tetap harus dipesantren”
Ulfa yang sangat disayang oleh ibunya itu memang kadangkala lebih memilih hal-hal yang ia sukai dari pada harus mengikuti kata-kata ibunya yang akhirnya ia tak berniat melakukannya dan hanya sia-sia belaka.
“Ibu, Ulfa udah tau mau sekolah dimana?”
“Dimana nak?”
Di SMA 24 Buk, yang dekat dengan rumah bibi”
tapi itu kan jauh”
tidak apa-apa”
Pengumuman lulus pun berlangsung ternyata Ulfa lulus dengan peringakat 2 yang memang sangat memberikan sebuah kebanggan untuk orang tuanya. Kesesokan harinya ulfa bersiap untuk bersekolah berpamitan dengan orangtuanya dan diantarkan oleh tukang ojek pribadinya kesekolah. Hari pertama yang hanya mengenal beberapa teman dikelas saja. Dan ada beberapa cowok yang dikira tidak asik untuk diajak berbicara sebab sangat diam dan disebelahnya yang terdapat segerombolan wanita-wanita yang sedang ngerumpi membicarakan cowok yang dianggap tampan dikelasnya.
Akhirnya Ulfa pulang dengan tampang yang lemas.
“Kenapa nak?” Ujar ibu yang menyambuku pulang
“Nggak asik bu, anak-anaknya”
“Ngga asik gimana?
“Ya gitu mungkin akan lebih asik kalau Ulfa sekolah diteknik” Sambil melepas sepatu
“Belajar buat menerima konsekuensi, itukan pilihanmu sendiri”
Keluarga yang memang sangat mengutamakan ilmu agama itu sering menasehatiku untuk berjilbab namun dengan berbagai alasan aku sering menolaknya.
“Nak, sekarang kamu sudah mulai remaja, kapan mau menutup auratmu?”
“Ibu buk nanti, kalau saatnya sudah tepat”
“Segerakanlah nak”
“Tak baik kamu mengulur-ulur waktu, itu sebuah kewajiban kita untuk mentutup aurat”
“Ia buk”

Memang setiap hari jumat Ulfa diwajibkan mengenakan jilbab namun dari rumah pakai nanti disekolah masih pakai dan saatnya pulang ia lepas, dengan bilang kalau menggunakan jilbab itu gerah, rambut bau, dan sangat terlihat seperti wanita. Padahal dengan memakai jilbab Ulfa terlihat semakin cantik.
Keesokan harinya Ulfa memakai jilbab dengan rapi dan bersiap-siap untuk berangkat kesekolah.
Orang seisi rumah kaget dengen perubahan Ulfa yang begitu cepat bahkan ibunya pun tak pernah menyangka ini semua akan terjadi pada anaknya yang ia cinta itu.
“Nah Ulfa kan cantk kalau pake jilbab”
“Ia buk” dengan tersenyum malu
Ibunya tak banyak bertanya tentang perihal mengapa Ulfa tiba-tiba mengenakan jilbab, ia menunggu sampai Ulfa mau bercerita sendiri.

Bahkan yang teman-teman disekolahpun tak menyangka kalau gadis cantik berjilbab itu adalah Ulfa yang sering bikin Ulah disekolah dan gayanya yang seperti anak laki-laki.
“Ulfah, Ulfah sekarang kamu cantik kayak cewek” Sambil meledek
“Lah memang aku cewek kan?” Ungkapnya dengan tersenyum
“oh aku kira kamu cowok”
Ulfa pun tak menghiraukan kata-kata temanya yang mengejeknya itu sebab ia sudah yakin dengan segala keputusan dan resiko yang ia ambil.

Sepulangnya dari sekolah teman-teman yang biasanya bermain dengan ulfah pun tak percaya bahwa ulfah sudah memutuskan untuk menutup auratnya dan mulai mengubah sikapnya yang tadinya seperti laki-laki sedikit demi sedikit menjadi peminim.
“Assalamualaikum, Ibu aku pulang” dengan ceria
“Walaikumsalam, ada apa nak sepertinya kamu sangat gembira”?
“Hari ini banyak teman yang meledek Ulfa karna Ulfa memakai jilbab”
“Seneng aja buk, mungkin disini Allah menguji sampai dimana keyakinan Ulfa menutup aurat”
“Anak ibu sangat pandai sekarang” sambil memuluk Ulfa
Alasan Ulfa memakai jilbab pun belum ia beritaukan kapada siapapun hingga waktu yang benar-benar tepat semua ulfa perbaiki karna ulfa memang benar-benar menjadi seorang wanita yang seutuhnya sama seperti yang diinginkan oleh orangtuanya dan sesuai dengan ketentuan Allah yang sudah seharusnya seorang wanita perbaikaan dan bertingkah laku layaknya wanita yang semestinya.
Malam yang indah didepan teras rumah berteman sinar bintang yang bertaburan membuat Ulfa ingin berlama-lama menikmati indahnya ciptaan tuhan. Tiba-tiba ibu memegang pundaku dari belakang dengan posisiku yang duduk kursi.

“Ibu, ayo duduk bu” Sambil menarik tangan ibunya
“Ibu boleh Tanya nak”
Tanya Apa bu”
tentang kamu yang tiba-tiba mengenakan jilbab”
Ulfa hanya tertawa melihat ibunya
Kenapa tertawa nak”

Lalu ulfah menceritakan alasan mengapa ia memakai jilbab. Awalnya Ulfa setelah beberapa hari ibu mempertanyakan kapan Ulfa mau memakai jilbab malam itu ulfa mimpi bertemu makhluk aneh yang menjambak rambut ulfah namun tiba-tiba ibu datang dan membawa jilbab lalu ibu menyuruh ulfa memakai jilbab itu dan makhluk aneh itu tak dapat menyentuh tubuh ulfa. Disitu Ulfa sadar mungkin itu sebuah petujuk serta hidayah dari Allah bahwa sudah seharusnya Ulfa mengenakan jilbab. Meskipun banyak orang yang meledek, mencaci namun itu semua adalah bentuk ujian dari Allah sampai mana kita bisa beristiqomah dan menjaga diri kita untuk mempertahankan jilbab itu. Ibu yang saat itu memandangku sangat kaget dengan mimpiku dan membuatnya tertawa. Sudah 5 Tahun aku memakai jilbab semoga takkan pernah ku lepaskan dalam keadaan mendesakpun aku ingin jilbab yang aku kenakan takkan pernah kulepaskan. (Alvionita)

Comments System

Disqus Shortname