Inspirasi-- Kajian Islam Liberal dengan tema kupas tuntas paham liberal. Dalam keterangannya Akmal Sjafril pembicara sekaligus aktifis anti JIL mengungkapkan bahwa JIL hanya mitos dan tabir. Acara ini terselenggara atas kerjasama Badaris dengan Indonesia Tanpa JIL (ITJ) Jakarta dilaksanakan pada sabtu 05/13 bertempat di mushala Al Fath Bsi Fatmawati dan diikuti oleh puluhan mahasiswa Bsi serta komunitas ITJ jakarta. Bang Akmal biasa disapa menuturkan bahwa Islam Liberal yang paling mengikuti perkembangan zaman, membela kaum mioritas dan menjunjung nilai-nilai HAM hanyalah sebuah klaim yang mereka buat untuk menunjukan eksistensinya.
Menamakan diri dengan Islam Liberal mereka telah merusak tatanan yang ada pada masyarakat terlebih mengotak atik sesuatu yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh ilmu manusia dengan Allah yaitu keilahian.
lelaki lulusan teknis sipil ITB ini menuturkan kembali banyaknya universitas- universitas besar bahkan yang menamakan diri universitas islam negeri sekalipun menjadi sarang liberalisasi, selain pembentukan sistem pembelajaran dan dosen yang mengarahkan kedalam keliberalisasian, identik dengan seorang mahasiswa yaitu memiliki kecerdasan dan kekritisan yang tinggi, sayangnya kekritisan dan kecerdasan itu hanya dipakai untuk nakal- nakalan saja, tanpa adanya filterisasi dari masing-masing individu maka sudah pasti terjadi proses liberalisasi tersebut.
"Jika mampu menyentuh titik motivasinya, para mahasiswa adalah pendakwah yang paling tangguh diantara yang lainnya untuk memerangi Jaringan Islam liberal ini". ungkap Akmal Sjafril
Berawal dari sebuah aksi nyata yang bukan hanya sekedar wacana serta dengan peran kita masing- masing Indonesia Tanpa JIL ( ITJ ) optimis mampu memerangi mereka dengan dua modal yang kita miliki yaitu semangat berjihad dan rela berkorban, dan mereka tidak memiliki itu. “ mereka yang mengajak keneraka habis- habisan, ko kita para pendakwah yang mengajak kesurga seadanya saja?” tutupnya.
Setelah kajian, acara dianjutkan dengan penggalangan dana untuk warga Suriah yang sebelumnya dijelaskan keadaan masyarakat Suriah pada waktu itu oleh salah satu relawan dan acara berakhir tepat saat waktu shalat dzuhur tiba. (Nida)