Inspirasi – Dimasa
perpanjangan waktu pembukaan pendaftaran untuk calon peserta PEMIRA BSI, 3 Desember
2012, kantor pendaftaran Presma dan Wapresma BSI yang berlokasi di Sekretariat
MPM, Salemba 22 masih nampak lenggang.
Dari perwakilan 30 elemen mahasiswa yang berada di IKBM
belum ada satu elemen pun atau hasil koalisi yang memajukan calonnya. Meski
sebenarnya dari beberapa informasi yang didapat sudah banyak agenda konsolidasi
ataupun rapat darurat yang dilakukan oleh beberapa elemen secara hidden maupun terang-terangan, guna
menyusun strategi dan membaca peta politik yang tengah tercipta dalam kancah percaturan
perebutan kekuasaan sebagai Presiden Mahasiswa (PRESMA) BSI 2013.
Menanggapi soal kondisi ini, Jaka Janwar selaku Wapresma BSI
2012 turut ambil suara, “Bukan gag ada yang berani mencalonkan, hanya saja
calon yang ada bisa jadi sedang memberi kesempatan kepada rekan-rekan yang lain
yang ingin mencalonkan diri juga, saling menghargai intinya,”
Akan tetapi, proses berlama-lama menuggu sambutan maupun
lahapan satu atau beberapa elemen yang beraksi
untuk memberikan berkas administratif ke KPUbsi, banyak hal yang
akhirnya luput dari pandangan kita semua, yakni sebuah keprofesionalitasan KPUbsi
dan MPM (Majelis Permusyawarat Mahasiswa) sebagai kepanitian PEMIRA. Dalam hal
ini, aktor pengatur skenario tersebut akan terus berada diposisi yang diayunkan
untuk membuat perubahan dan mengundurkan jadwal yang telah disepakati dengan
alasan ketiadaan calon yang mendaftar.
“Banyak syarat yang
memberatkan seperti IPK 3.00, mungkin juga anak-anak IKBM sekarang makin apatis
dan hedonis, bisa jadi karena memang tidak ada yang bernyali,” tutur ketua
KPUbsi Muhamad Taufik N A, organisatoris yang juga berprofesi sebagai Aslab di
BSI Fatmawati.
Peningkatan sosialisasi dalam sarana publikasi PEMIRA oleh
KPUbsi ini perlu juga dijadikan koreksi. “Kalo bisa sosialisasi pencarian calon
PRESMA juga bisa masuk ke kelas-kelas, bukankah kita sedang mencari Presiden
Mahasiswa bukan Presiden IKBM saja”, masukan dari seorang ketua Senat Kramat 168
berdarah Papua. Ada hal menariknya juga yakni sesuai yang tertera dalam AD/ART
KPUbsi calon Presma dan Wapresma adalah mahasiswa yang telah menjadi anggota
biasa di elemen yang tergabung dalam IKBM BSI, bukan mahasiswa umum.
Kemudian atas segala kendala yang ada, hanya menyeruakan prasangka
dan alibi yang berdampak dengan kondisi mangkirnya pendaftaran calon Presma dan
Wapresma BSI. Seperti agenda yang sudah dilakukan pada Sabtu lalu itu. Dan bisa
saja berulang meski dengan penambahan waktu pendafataran ini hingga Selasa
mendatang.
Dengan demikian, kondisi ini munculkan pertanyaan klasik,
apakan sebuah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) BSI yang mewadahi Ikatan Keluarga
Besar Mahasiswa (IKBM) dengan banyak kepala-kepala organisatoris di dalamnya,
tidak mampu memaksimalkan paham batas waktu yang disepakati dan ditetapkan oleh
KPUbsi dalam memberikan progress yang baik bahkan untuk hal terkecil yakni
pencarian bakal calon untuk pemimpinnya? Kemudian yang terjadi ialah harus meniadakan
keprofesionalitasan dan membuat cacat sisi lembaga independen pengaturnya (KPUbsi-red).
Butuh sebuah ketegasan dan sikap yang bersumber bukan dari
pengaruh golongan ataupun segala hal yang memberatkan, butuh dukungan dan
motivasi serta kekuatan untuk sama-sama mengkoreksi dan membangun demi kebaikan
dan perbaikan dari lini terkecil hingga mencapai ruang lingkup skala besar yang
kemudian akhirnya memunculkan sosok-sosok berkarakter dalam pembangunan
jiwa-jiwa organisatoris yang professional dari ranah arena pembelajaran politik
kampus. Salam semangat dan tetaplah bergerak. (DZ)