Inspirasi - Generasi
muda adalah harapan bangsa dimasa mendatang, merupakan sebuah ungkapan yang
sangat diidamkan oleh para pejuang yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa
Indonesia pada masanya. Namun apa jadinya bila generasi muda Indonesia yang
harusnya menjadi penopong bangsa dimasa depan terkontaminasi dengan hal-hal
yang tidak sesuai dengan norma-norma dan kepribadian bangsa?
Belajar
merupakan sebuah kewajiban anak bangsa dalam berpartisipasi memajukan bangsa
Indonesia. Selain itu kepribadian bangsa yang terlihat dari sikap anak bangsa
itu yang menjadi cermin akan masa depan bangsa Indonesia. Pergaulan dan
keseharian yang mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang harus sangat
diperhatikan kepada para generasi bangsa. Terutama era globalisasi seperti sekarang
ini, pemuda-pemudi Indonesia hampir kehilangan jatidiri mereka karena derasnya
pergaulan negara barat yang sangat menggiurkan.
Dimulai dengan pergaulan yang tidak
kompetitif, seorang remaja bisa terjerumus pada hal-hal yang melanggar
norma-norma yang berlaku. Berbohong, merokok,
menggunakan NARKOBA sampai dengan Free Sex. Berbicara seputar ROKOK, sekarang
tidak hanya remaja yang berusia 18 tahun keatas yang mengkonsumsi barang berzat
adiktif tersebut. Namun bocah atau remaja berusia mulai dari 13 tahun atau
setara dengan siswa Sekolah Mennegah Pertama (SMP) sudah berani mengkonsumsi
barang tersebut.
Tak
perlu dipungkiri lagi, hal tersebut terjadi karena kurangnya perhatian dan
pengawasan dari lingkungan sekitar, seperti orangrtua, guru, dan orang-orang
terdekatnya. Selain itu faktor pergaulan juga yang menjadi salah satu penyebab
utama para remaja dibawah umur tersebut mencoba mengkonsumsi rokok. Bermula
dari keinginan mereka untuk mencoba suatu hal yang baru sampai menjadi suatu
gaya hidup atau kebiasaan yang harus mereka lakukan.
Seperti yang diungkapkan oleh seorang pelajar SMP
didaerah Bogor, ia berpendapat bahwa sehari tanpa rokok itu seperti ada
seseuatu yang kurang. Bocah yang berumur sekitar 14 tahun itu juga
mengungkapkan bahwa apabila ia tidak merokok, ia akan diasingkan dan dijauhi
oleh teman-teman sepergaulannya. Dari
hal tersebut sudah sangat terlihat jelas, hasutan dari teman atau orang-orang
terdekat sangat mempengaruhi kebiasaan seseorang.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa rokok mengandung
bermacam-macam zat-zat berbahaya bagi tubuh manusia. Misalmya seperti zat TAR
yang berbahaya bagi paru-paru karena mengandung senyawa karbonmonoksida. Tak
hanya itu, tapi juga terdapat Nikotin, Acrolin, Amonia, Formic Acid, Hydrogen
Cyanida dan berbagai macam zat-zat berbahaya yg lainnya sehingga membuat siapa
saja yang mengkonsumsinya menjadi ketagihan. Rokok tidak hanya berbahaya bagi
konsumennya saja tapi orang yang berada disekitarnya pun dapat terkena
akibatnya.
Sekarang
apa jadinya bila generasi muda Indonesia menderita penyakit-penyakit yang
terdapat pada rokok tersebut? Dampak yang akan dialami oleh para remaja-remaja
kita akan sangat berpengaruh pada kesehariannya. Perilaku dan pola pikirnya pun
akan berbeda dengan remaja-remaja normal lain yang tidak berkelut dengan rokok.
Walaupun disetiap instansi pendidikan maupun ditempat-tempat umum sudah
digencarkan ‘Bahaya Merokok’ entah mengapa masyarakat Indonesia (khususnya
perokok) tetap menjadikan rokok sebagai suatu kebutuhan yang harus dipenuhi.
Bercermin
dari hal tersebut sangatlah jelas bahwa generasi muda harus diperhatikan lebih
lagi, karena apa yang akan terjadi dimasa depan semuanya ada ditangan generasi
penerus bangsa yaitu pemuda/pemudi Indonesia. Jauhkan mereka dari hal-hal yang
bersifat melenceng dan tidak sesuai dengan seharusnya untuk masa depan
Indonesia yang lebih baik. (RW)