Inspirasi-Dalam
tubuh BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) BSI terjadi reshuffle kepengurusan, yang
mana disebut sebagai agenda upgrading dalam upaya penguatan dan peningkatan
kinerja untuk BEM BSI Dedikatif tepat ditanggal 23 Juni 2012. “Saya akan
mereshuffle struktur jika keadaan kabinet, tidak saling menopang karena sebagai
sebuah organisasi kita tidak dapat memprediksi berjalannya organisasi tersebut
akankah stabil atau labil, reshuffle ini memang sengaja dilakukan agar roda
keorganisasi BEM dapat terus berjalan ditengah kelabilan yang ada,” Syaiful
Ulum selaku Presiden Mahasiswa BSI menjabarkan.
Mahasiswa
Semester 6, jurusan Manajement Informatika ini turut menjelaskan bahwa urgenitas
dilakukan reshuffle ini yakni menilai dan menimbang berjalananya keorganisasian
setelah proses perekrutan dan naiknya Presma di bulan Maret, kemudian semakin
mendesaknya dengan agenda Mubes dibulan April, dan beberapa rentetan peristiwa
dan kejadian yang terjadi di beberapa fraksi UKM dan Senat, namun ironisnya
sangat sedikit antusiasme IKBM dengan BEM karena dari 30 fraksi yang ada hanya
5 fraksi yang dapat berkoordinasi secara berkesinambungan dengan BEM
(diantaranya : Badaris, Sema Cikarang, Sema Margonda, Sema Cengkareng, dan Sema
BSD) sehingga dicapai pada kesimpulan sangat lambannya pergerakan strategi
politik kampus yang ada padahal seharusnya terkait akselerasi BEM harus lebih
sigap dan lebih matang serta maksimum
dibandingkan Senat dan UKM manapun namun yang terjadi selanjutnya berdampak
pada minimnya informasi dan konsolidasi ke BEM sendiri sebagai sebuah
organisasi yang menaungi dan memayungi UKM dan Sema dibawahnya.
Ulum, pria
kelahiran 25 Januari 1991 ini juga turut menambahkan penjelasan dan klarifikasi
terkait seorang menteri sosial dan politik dari Sema Cengkareng yang sempat
diberikan surat pencopotan tanggungjawab oleh pemimpin organisasi BEM ini. Hal
ini sebelumnya sudah dilakukan konsolidasi dan koordinasi kepada pimpinan
fraksi tersebut secara valid, jadi tidak benar jika dinyatakan bahwa langkah
tersebut ada kesewenangan sepihak. Selain itu, karena yang bersangkutan juga
berasal dari Senat Cengkareng, sebuah tempat dan fraksi yang sama dimana
Presiden Mahasiswa ini dilahirkan menjadi sebuah tendensi bahwa tidak ada
tebang pilih untuk tetap mensinergikan berjalannya keorganisasian di BEM, siapa
yang punya akselerasi kinerja yang baik dan mumpuni dialah yang pantas untuk
menduduki sebuah posisi di BEM.
Agenda reshuffle
struktur BEM ini pun juga tidak tersampaikan dengan optimal keseluruh ranah
fraksi (Senat dan UKM) meskipun menteri kominfo sudah menjelaskan baik
pemberitahuan via online ataupun dengan HP genggam berupa SMS sudah dijalankan,
kepada fraksi-fraksi yang ingin mengirimkan kandidatnya untuk mengisi ruang
kosong dibangku kepemimpinan BEM namun tetap saja pemberitahuan menjadi tidak
gebyar dan sangat minim dan sebentar hanya sekitar 1 minggu yang kemudian
menimbulkan anggapan miring oleh beberapa intansi terkait, yakni BEM BSI
Dedikatif dinilai telah melakukan langkah otoriter didalam tubuh keorganisasian
BEM kepada elemen-elemen yang sama-sama memiliki kepentingan di IKBM.
Terakhir, pemilik kegemaran membaca dan bermain bulu
tangkis ini menyampaikan bahwa Permasalahan di BEM adalah masalah kompleks, BEM
itu adalah sebuah keorganisasian yang didalamnya diperlukan elemen-elemen
terkait untuk terus mensinergikan informasi dan konsolidasi agar tetap
menjalankan tugas dan amanahnya serta mengambil haknya secara proporsional. Semogha
dengan strktur kepengurusan yang baru, BEM dapat terus menjalankan segala
amanah untuk sebuah kinerja yang lebih aspiratif dan progresif. Salam semangat,
Hidup Mahasiswa. (DZ)