PEMIRA (Pemilu Raya kembali digelar untuk memilih
Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa BSI periode 2015 – 2016. Setelah tahun
lalu tidak diadakan pemira karena hanya ada 1 calon yang menjadi kandidat
sehingga terjadi aklamasi. Akan tetapi
KPU tidak pernah belajar dari tahun –tahun sebelumnya hingga persiapan pesta
demokrasi tingkat BSI kali ini terkesan terburu-buru. Mungin KPU lupa jika
tahun lalu PEMIRA tidak diadakan sehingga mahasiswa tidak tahu kapan terakhir
kampus BSI mengadakan PEMIRA.
Banyak komentar dari kalangan mahasiswa yang
tidak tahu fungsi PEMIRA (Pemilu
Raya) tentang pemilihan Ketua
dan Wakil Ketua
Badan Executive Mahasiswa di kampus Bina Sarana Informatika. Banyak
mahasiswa yang sesampainya dikampus langsung diarahkan untuk ikut mencoblos
calon pasangan yang ada disurat suara tanpa mereka tahu itu siapa dan untuk apa
mereka memilih. Seorang mahasiswi dari kampus BSI Bekasi yang ditemui beberapa
hari yang lalu mengatakan bahwa” ada pemilihan
badan executive mahasiswa tapi aku tidak tau kapan dan siapa calonnya” Eka
Nur Wulandari.
Beberapa orang yang tahu tentang PEMIRA yaitu
para hanya SEMA atau UKM
yang mendelegasikan anggota untuk menjadi bagian dari komisi pemilihan umum.
Bukankah seharusnya mahasiswa bisa aktif untuk tahu siapa yang calon memimpinnya? Sehingga dapat menuntut janjinya
dalam visi dan misi yang disampaikan.
Siapa yang salah di pemira kali ini ? mahasiswa yang terlalu sibuk dengan tugas nya
sehingga tidak peduli dengan pemilihan badan tertinggi dikampus yang harusnya
menerima aspirasi mahasiswanya. Ataukah KPU (komisi pemilihan Umum) yang
jauh-jauh hari tidak mengadakan sosialisasi yang baik dan terkesan terburu-buru ?
Hal tersebut sangat
ironis mereka yang mencalonkan diri sebagai calon pemimpin di puncak
kepemimpinan IKBM BSI membutuhkan suara yang banyak dari mahasiswa malah jarang
memperkenalkan dirinya. Mereka hanya dapat memaksakan unutk memilih salah satu
calon dengan berdalih karena kampus mereka sama.
Lalu untuk apa mahasiswa harus memilih jika
mereka tidak mengenali calon yang akan dipilih? Apakah mereka ikut
berpartisipasi menggunakan hak suara hanya karena kenal muka, kenal nama atau
karna mereka berasal dari kampus yang sama. Lalu apakah sudah ada kriteria seorang
pempin didiri orang-orang yang belum tentu kita ketahui dan siapkah
kita mempunyai pemimpin yang seperti itu ? (Vio & Vina)