Judul : Ketika Mas Gagah Pergi
Penulis : Helvy Tiana Rossa
Penerbit : Asma Nadia Publishing House
Tahun
Terbit : 1993
Tebal : 240 halaman (ditambah dengan cerpen lain)
Editor : Tomi Satryatomo
Cetakan : Keempat, Oktober 2014
Mas Gagah yang dahulu dikenal
Gita sebagai kakak yang aktif, mudah bergaul, riang tiba-tiba berubah 180
derajat. Mas Gagah yang dulunya biasa
mengobrol dengan perempuan bahkan dengan teman-teman Gita kini sudah berubah
jangankan mengobrol bersalaman dengan mereka saja Mas Gagah tidak mau, kamar yang dulunya dihiasi dengan musik
metalnya Mas Gagah sekarang telah berubah menjadi musik nasyid. “Mas Gagah
berubah !” kata Gita. Ya Mas Gagah berubah drastis sejak kedatangannya ke
Madura untuk skripsi terlebih setelah bertemu dengan Kiai Ghufron.
“Mas
ketemu kiai hebat di Madura,” cerita Mas Gagah antusias.
“Namanya
Kiai Ghufron! Subhanallah, orangnya sangat bersahaja, santri-santrinya luar
biasa! Mas Gagah semakin bersemangat bercerita .
Mas Gagah sekarang lebih bersahaja
dan ternyata perubahan drastis Mas Gagah ini dianggap tidak wajar oleh Gita,
adiknya Mas Gagah. Puncaknya ialah ketika Mas Gagah diangkat sebagai pembicara
di kampusnya bersama Mbak Nadia sepupu Tika, sahabatnya. Mbak Nadia juga sama
seperti Mas Gagah semenjak kuliah di Luar Negeri Mbak Nadia berhijab. Tapi
berbeda dengan Gita, Tika sangat antusias terhadap perubahan kakak sepupunya
Gita yang akhirnya bisa menerima
keadaan Mas Gagah yang sekarang
perlahan-lahan berubah yang tadinya hanya punya dua rok itupun rok sekolah
dan rambut yang acak-acakan sekarang sudah berhijab dan terlihat lebih anggun.
Tiba-tiba semua berubah lagi ketika
Mas Gagah terkena lemparan batu di tengah-tengah tawuran dan kritis. Di saat
itulah Gita yang sudah berubah tetapi takdir berkata lain Mas Gagah meninggal
di saat Gita sudah berubah, Dan … kehidupan Gita pun dimulai.Cerita ini menggambarkan kita
kehidupan yang bisa berubah drastis dan sebuah intisari kehidupan yang terus
berputar karena hakikatnya sesungguhnya kehidupan itu terus bergerak. (Bambang )