Thursday, November 27, 2014

" Ketika Mas Gagah Pergi "


Judul                : Ketika Mas Gagah Pergi
Penulis             : Helvy Tiana Rossa
Penerbit           : Asma Nadia Publishing House
Tahun Terbit    : 1993
Tebal                : 240 halaman  (ditambah dengan                            cerpen lain)
Editor              : Tomi Satryatomo
Cetakan           : Keempat, Oktober 2014



Mas Gagah yang dahulu dikenal Gita sebagai kakak yang aktif, mudah bergaul, riang tiba-tiba berubah 180 derajat. Mas Gagah yang  dulunya biasa mengobrol dengan perempuan bahkan dengan teman-teman Gita kini sudah berubah jangankan mengobrol bersalaman dengan mereka saja Mas Gagah tidak  mau, kamar yang dulunya dihiasi dengan musik metalnya Mas Gagah sekarang telah berubah menjadi musik nasyid. “Mas Gagah berubah !” kata Gita. Ya Mas Gagah berubah drastis sejak kedatangannya ke Madura untuk skripsi terlebih setelah bertemu dengan Kiai Ghufron.

“Mas ketemu kiai hebat di Madura,” cerita Mas Gagah antusias.

“Namanya Kiai Ghufron! Subhanallah, orangnya sangat bersahaja, santri-santrinya luar biasa! Mas Gagah semakin bersemangat bercerita .

            Mas Gagah sekarang lebih bersahaja dan ternyata perubahan drastis Mas Gagah ini dianggap tidak wajar oleh Gita, adiknya Mas Gagah. Puncaknya ialah ketika Mas Gagah diangkat sebagai pembicara di kampusnya bersama Mbak Nadia sepupu Tika, sahabatnya. Mbak Nadia juga sama seperti Mas Gagah semenjak kuliah di Luar Negeri Mbak Nadia berhijab. Tapi berbeda dengan Gita, Tika sangat antusias terhadap perubahan kakak sepupunya

            Gita yang akhirnya bisa menerima keadaan Mas Gagah yang sekarang  perlahan-lahan berubah yang tadinya hanya punya dua rok itupun rok sekolah dan rambut yang acak-acakan sekarang sudah berhijab dan terlihat lebih anggun.

            Tiba-tiba semua berubah lagi ketika Mas Gagah terkena lemparan batu di tengah-tengah tawuran dan kritis. Di saat itulah Gita yang sudah berubah tetapi takdir berkata lain Mas Gagah meninggal di saat Gita sudah berubah, Dan … kehidupan Gita pun dimulai.Cerita ini menggambarkan kita kehidupan yang bisa berubah drastis dan sebuah intisari kehidupan yang terus berputar karena hakikatnya sesungguhnya kehidupan itu terus bergerak. (Bambang )

Comments System

Disqus Shortname