Friday, August 15, 2014

Biografi Payung Teduh

Payung Teduh lahir di akhir 2007 dari dua orang sahabat yang berprofesi sebagai pemusik di Teater Pagupon, yang senang nongkrong bersama di kantin FIB (Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia. Mereka adalah Is dan Comi, yang senang bermain musik bersama di kantin, selasar gedung kampus, tepi danau, hingga event–event di luar kampus. Secara tidak sadar, kebersamaan mereka dalam bermain musik telah menguatkan karakter bermusik mereka.

Sadar akan eksplorasi bunyi dan performa panggung, pada tahun 2008 Payung Teduh mengajak Cito untuk bergabung bersama sebagai drummer. Lalu pada tahun 2010, mengajak Ivan sebagai guitalele player .

Nama Payung Teduh itu diberikan oleh orang lain dan dipakai sampai sekarang. Pada saat manggung, mereka lebih sering dikenal dengan sebutan Is Comi, yang merupakan nama mereka masing-masing. Hingga satu waktu, ada salah seorang teman yang mengusulkan untuk memakai nama Payung Teduh.

Musik yang dimainkan oleh Payung Teduh tidak memiliki batasan tersendiri. Pada album pertama, bisa dibilang karakter musik yang dibawakan seperti musik di era golden60’s dengan balutan keroncong dan jazz. Dan jika ditanya jenis musik apa yang diusung oleh Payung Teduh, maka mereka menyerahkan sepenuhnya kepada pendengar.

KARIR

Perjalanan karir band ini dimulai ketika Is dan Comi sering mengadakan jam session bersama di kantin kampus mereka. Lambat laun, mereka berdua pun semakin menemukan karakter bermusiknya. Dimulailah Is Comi melakukan pertunjukan di luar-luar kampus. Setelah mengajak Cito dan Ivan untuk memperkuat formasi band, akhirnya berempat mengikrarkan diri sebagai Payung Teduh.

Angin Pujaan Hujan ialah lagu pertama yang memunculkan warna mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu tercipta pula lagu-lagu lainnya seperti Kucari Kamu, Amy, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan.

Selain itu, Payung Teduh juga mencantumkan karya-karya dari pementasan teater bersama Catur Ari Wibowo, seperti Resah, Cerita Tentang Gunung dan Laut, serta karya Amalia Puri yang berjudul Tidurlah dan Malam. Pada akhirnya, Payung Teduh memutuskan untuk membuat album indie pertamanya yang dirilis di penghujung 2010.

Dilanjutkan pada tahun 2012, Payung Teduh merilis album ke 2 mereka dengan judul DUNIA BATAS. Melalui album ini, nama Payung Teduh pun kian diperhitungkan di blantika musik Indonesia. Pada awal 2013, band ini mengadakan tur ke Jepang untuk pertama kalinya. Tak disangka antusiasme dan sambutan para penonton pun begitu bagus.



DISKOGRAFI

PAYUNG TEDUH (2010)
DUNIA BATAS (2012)



PRESTASI

Best New Comer ICEMA 2012
The Best Album Music 2012 versi majalah Tempo

Perjalanan karir band ini dimulai ketika Is dan Comi sering mengadakan jam session bersama di kantin kampus mereka. Lambat laun, mereka berdua pun semakin menemukan karakter bermusiknya. Dimulailah Is Comi melakukan pertunjukan di luar-luar kampus. Setelah mengajak Cito dan Ivan untuk memperkuat formasi band, akhirnya berempat mengikrarkan diri sebagai Payung Teduh.

Angin Pujaan Hujan ialah lagu pertama yang memunculkan warna mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu tercipta pula lagu-lagu lainnya seperti Kucari Kamu, Amy, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan.

Selain itu, Payung Teduh juga mencantumkan karya-karya dari pementasan teater bersama Catur Ari Wibowo, seperti Resah, Cerita Tentang Gunung dan Laut, serta karya Amalia Puri yang berjudul Tidurlah dan Malam. Pada akhirnya, Payung Teduh memutuskan untuk membuat album indie pertamanya yang dirilis di penghujung 2010.

Dilanjutkan pada tahun 2012, Payung Teduh merilis album ke 2 mereka dengan judul DUNIA BATAS. Melalui album ini, nama Payung Teduh pun kian diperhitungkan di blantika musik Indonesia. Pada awal 2013, band ini mengadakan tur ke Jepang untuk pertama kalinya. Tak disangka antusiasme dan sambutan para penonton pun begitu bagus.




PRESTASI

Best New Comer ICEMA 2012
The Best Album Music 2012 versi majalah Tempo

(inspirasi/kapanlagi)

Comments System

Disqus Shortname