MajalahInspirasi.net - Ramadhan, Hilal telah terlihat, dan Paracendikia muslim yang berjibaku di dalam kesatuan
Ulama Indonesia pun sudahmenetapkan bahwa Ramadhan 1434 H jatuh pada rabu, 10
Juli 2013 pada sidangIsbath. Lantas di seluruh penjuru Indonesia dari Sabang sampai
Merauke denganpenuh antusias menyambut Bulan Suci ummat muslim ini dengan
penuh keimanan sertaketaqwaan. Di sepanjang jalan jalan besar di ibu kota pengajian tak
hentinya didendangkan, di tempat tempat umum pun kaum hawa berlomba lomba menutup
auratseakan takut menggoda kaum adam yang berpuasa, sementara mesjid dan musholapenuh
dengan ma’mum yang ingin menjalankan ibadah wajib karena mengharap pahalaAllah SWT,
serta razia miras juga prostitusi marak dilakukan oleh aparat. Semuaitu lumrah terjadi pada
hari pertama di bulan Ramadhan. Alangkah indahnyapemandangan yang “tiba tiba” religius
tersebut, dan hal seperti demikian memangsudah lazim terjadi di Negara yang mayoritas
penduduknya muslim ini.
MomentumRamadhan sangat di tunggu tunggu kehadirannya oleh semua
kalangan ummat muslimdi dunia. Karena Allah SWT telah berfirman alamal-Qur’an
:” Wahai orang-orang yangberiman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orangsebelum kamu, agar kamu bertakwa”. ( S.al-Baqarah : 183). Juga
sabdaNabi Muhammad SAW yang artinya “ Siapayang shaum Ramadan dilandasi iman
dan fokus dalam ibadah ini, akan diampunidosanya yang telah lalu “.
Dengan demikian
semuanya berlomba lombadi dalam kebajikan serta bertaubat atas sejumlah dosa yang
pernah di lakukanterhadap Allah SWT. Namun ada selipan pertanyaan yang memang
sering terngiangdi dalam pikiran orang orang yang merasa resah akan keimanannya.
Bulan Ramadhanselalu di jadikan ajang untuk bertaubat dan ajang untuk meningkatkan
keimanan,dan begitulah adanya. Tapi mengapa hanya di bulan Ramadhan saja ummat
muslimseakan ‘kerasukan’ amalan positif sehingga mampu melakukan hal hal yang
tidakbiasanya di lakukan di hari hari biasa. Keresahan akibat metamorfosakepribadian itu
di tunjang dengan melihat empirisitas situasi pada Ramadhansebelumnya dimana semakin
bertambahnya hari berpuasa, justru semakin menurunjumlah jamaah sholat taraweh di mesjid
Masjid.
Ya, memang itu bukan ukuran bakuuntuk mengukur kadar keimanan personal,
tapi yang di takutkan adalah Bulan SuciRamadhan bagi sebagian ummat, hanya mampu
memberikan fatamorgana kerinduan akan syurga bagi penikmatnya sesaat dan akan memudar
di hari hari berikutnya. Itulahasbabnya yang di coba di sebutkan penulis Bahwa Bulan Suci
Ramadhan apakahhanya di manfaatkan sebagai momentum bertaubat, ataukah taubat yang di
lakukanhanya sebatas di dalam momentum Ramadhannya saja?
Para pembaca yang Insya Allah diterima syurga, sebagai ummat muslim yang
solutif, tentunya setiap kita harus memiliki langkah langkah atau tips untuk mengatasi
kemungkinan yang tidak di inginkan di atas, oleh karenanya, pada paragraf ini penulis coba
mengutip tips melanggengkan amalan pasca Ramadhan. Semoga bermanfaat.
1. Segala sesuatumembutuhkan pertolongan Allah swt berupa hidayah dan keteguhan.
Allah swt memberikanpujian doa para ulama yang dalam ilmunya:
“Ya Tuhankami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan
sesudahEngkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat darisisi
Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” ( Ali ‘Imran :8)
2. Banyak bermajelisdengan orang-orang shalih dan gemar ke majelis dzikir umum seperti
pengajianatau yang khusus seperti berkunjung ke ulama.
3. Mengenal kisahorang-orang shaleh dari membaca kitab atau mendengarkan kaset,
lebih khususlagi memperhatikan perjalanan hidup para sahabat2 Nabi SAW karena
bisamembangkitkan semangat dan tekad.
4. Sering mendengarkankaset islami yang menggugah seperti kaset ceramah dan nasihat.
5. Menjaga amal-amalfardhu seperti shalat lima waktu dan qadha’ Ramadlan, karena dalam
amal fardhuterdapat kebaikan besar.
6. Memperbanyakamal-amalan sunnah yang disukai diri walau sedikit, karena amal
yang palingdicintai Allah adalah yang kontinyu, walaupun sedikit. (sebagaimana sabda
NabiSAW).
7. Mulai menghafalal-Qur’an dan merutinkan tilawah, serta membaca surat-surat yang sudah
dihafaldalam shalat fardhu dan sunnah.
8. Banyak berdzikir kepadaAllah swt dan istighfar, karena amal tersebut sangat ringan namun
manfaatnyabesar, menambah keimanan dan memperkuat ketakwaan.
9. Menjauhi sarana-saranaperusak hati sejauh-jauhnya, di antaranya teman-teman yang
nakal, mendengarkanmusic dan lagu di tempat dimana mudah sekali mendatangkan maksiat,
sertamelihat majalah-majalah porno.
10. Terakhir, segerabertaubat, yaitu taubat nasuha dengan tidak mengulangikesalahankesalahan biidznillah, karena Allah swt amat bangga denganhamba yang bertaubat.
Jangan sampai kita seperti orang-orang yang tidakmengenal Allah swt, kecuali pada
Ramadhan saja.
Seperti yang disebutkan seorang ulama salaf :
“Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal Allahswt, kecuali ketika Ramadhan saja”.
Mungkin beberapa point ofsolution tersebut mampu memecahkan problematika
ummat yang terdeskripsikandiatas, dan semoga dapat menjadi bahan muhasabah bagi
kita ummat muslim yang sering merasa berada di titik jenuh di saat tengah gencarnya
melaksanakanibadah di bulan yang penuh maghfirah ini. Harapan terbesar penulis
adalahketika kita mampu mengambil hikmah di balik perjalanan menggapai ampunan
AllahSWT di dalam Ramadhan kali ini.
Tidak hanya itu saja, tentunya harapan yangsangat
rasional juga adalah dimana pada saat ummat mampu menyelesaikanpendidikan di Bulan
Suci, maka di bulanbulan seterusnya kita pun mampu mengaktualisasikan amalan yang telah
kitakerjakan layaknya di Bulan ini. Semoga kita terus hidup dan bersinergi di dalam karya.
Amin. []Putra Mahkota