Hj. Titi Widoretno Warisman yang
lebih akrab disapa Neno Warisman, seorang penyanyi, bintang film di era-80an
dan sekarang aktif di dunia sosial dan pendidikan, terutama pengasuhan peran
ibu dan peran keayahan.
Disela padatnya aktifitas beliau
tim inspirasi diberi kesempatan untuk mewawancarai di gedung COME kampus BSI
Margonda, Depok. Dengan keramahan yang hangat dan senyum khas bunda Neno menyampaikan
beberapa penggalan cerita mengenai perjalanan pendidikannya.
“Seperti jutaan anak-anak dimasa lalu
diusia dini, saya menjalani pendidikan dijenjang yang biasa-biasa saja dari TK,
SD, SMP, SMA pada umumnya. Jika tidak ada seorang ibu yang begitu peduli
terhadap bakat yang kemudian menjadi sumber penghidupan bagi saya yaitu bakat
berkesenian, bakat berkomunikasi, dan bakat penelusuran pencarian hakikat
ketuhanan. Saya menjalaninya biasa seperti semua anak dan mendapatkan sedikit
keistimewaan karena dihargai sebagai bintang.” Bunda Neno memulai ceritanya.
“Sebuah predikat juara hanya
bertahan di ingatan jangka pendek, justru yang bertahan pada rekaman jangka
panjang saya adalah rekaman suasana, rekaman nilai, rekaman perjalanan dari
waktu ke waktu yang semua menyentuh nilai afeksi dan perasaan,” ujar wanita
kelahiran 21 Juni 1964 Banyuwangi, Jawa Timur.
Membangun komunikasi yang baik
terhadap anak-anaknya dengan intens tentang pola-pola pendidikan. Beliau
menanamkan bukan hanya persolan akademis melainkan apakah ada hal-hal lain yang
lebih mulia yang dibangun dengan nilai, namun sampai hari ini anggapan saya
masih tetap sama dunia belum berubah, sistem pendidikan di negeri ini masih merupakan sisa peninggalan masa lalu
yang belum mampu melahirkan orang-orang yang besar, orang besar itu adalah
orang yang tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, melainkan orang yang
memikirkan bagaimana lingkungan dan masyarakatnya dapat berubah bersama-sama
dengan mereka, pendidikan yang melahirkan pemimpin. Hari ini jika tidak ada
martir-martir untuk perubahan dalam dunia pendidikan, kita hanya akan
menghasilkan manusia-manusia yang nanti akan berkiprah dalam semua tataran
disendi-sendi kehidupan masyarakat karena sebuah sistem pendidikan yang tidak
memuliakan harkat dan martabat yang terpangkas dan terpasung dengan hanya nilai
akademik tanpa bagaimana hati ini dididik bukan hanya kepala persoalannya
adalah bagaimana membentuk manusia-manusia berakhlak mulia. (Inspirasi)