Suasana debat kandidat capresma dan cawapresma yang awalnya berjalan dengan nyaman dan tenang tiba-tiba berubah memanas. Ketika sebuah pembahasan mengenai organisasi eksternal yang sudah memasuki BSI. Debat capres dan cawapresma BSI yang diadakan pada 21/12 di Aula BSI Salemba. Diakhir acara menemukan sebuah kebuntuan. Karena salah satu calon, nomor urut 1 tidak ingin mendatatangani kontrak, isi salah satu point kontrak tersebut ialah tentang pembubaran PMII. "Jika anda tidak ingin membubarkan PMII silahkan anda mundur saja dari sekarang" teriak Afri Goven dalam forum yang juga ketua senat bekasi. Dan beberapa peserta debat merasa geram dengan sikap pasangan nomor satu Muhammad Rivai dan Muhamad Yusuf.
Alasan Rivai tidak ingin mendatangai surat kontrak tersebut ialah ia masih ingin mempelajarainya, dan tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan "Saya harus mempelajarinya, jangan sampai ini jadi sebuah sikap yang gegabah, dan jangan memotong akses untuk mahasiswa-mahasiswa kritis di BSI" ujar Rivai dihadapan peserta depan calon IKBM. Namun hingga pada penghujung acara tersebut calon dari perwakilan senat depok ini tetap kekeh tidak ingin mendatangani surat perjanjian tersebut. Walaupun sudah di paksa oleh peserta forum.
Acara yang dihadiri oleh perwakilan staff lembaga yaitu Bapak Slamet, sempat mundur disebabkan beberapa peserta yang terlambat hadir hingga 3 jam. Karena cuaca dan hujan lebat yang mengguyuri Jakarta dan sekitarnya, Sehingga beberapa peserta ada yang kembali pulang kerumah, dan tetap datang ke lokasi debat kandidat di salemba 45. Bukan hanya itu, ada juga elemen senat maupun ukm yang tidak hadir. Seperti Senat Fatmawati,45 Cawang,Ciledug,Wolter, Bogor, UKM Futsal,IMPRA, Teater, dan Calandra. (Ir)