Judul Buku : Selamatkan Palestina (Sebuah Catatan
Perjalanan Relawan Medis Bulan Sabit Merah Indonesia Menembus Jalur Gaza.
Penulis : dr.Basuki
Supartono,SpOT,FICS,MARS
Penerbit : BSMI
Tebal : 100 halaman
Tahun Terbit : 2009
Serangan
Zionis Israel kepada negeri Palestina pada tanggal 27 Desember 2008 silam merupakan
serangan tragis kepada ribuan umat muslim di Paestina. Serangan yang menurut
para Zionis Israel adalah balasan atas roket HAMAS yang terlebih dahulu
menyerang Israel selatan yang hanya menewaskan dua serdadu Israel mereka balas
dengan invansi kepada ribuan umat muslim di Palestina. Sungguh sebuah alasan
yang tidak rasional. Diperkuat dengan gambar sobekan dan coretan bahasa Ibrani
dan lambang bintang Daud di AL-Qur’an menandakan bahwa perang Hamas-Zionis
Israel bukan sekedar perang,tapi merupakan kebencian terhadap ras dan agama
lain (gambar hal. 4). Agresi tersebut telah menuai ribuan korban jiwa bahkan
mayoritas dari korban serangan tersebut adalah kaum anak-anak yang tidak berdosa,anak-anak
yang tidak tau-menau mengenai mengapa tanah kelahiran mereka menjadi sasaran
bom Israel. Berbagai kecaman keras dari berbagai negara,termasuk Indonesia
terhadap Israel juga pemboikotan terhadap produk Israel,Amerika dan sekutunya
pun bermunculan dari berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia sendiri.Aksi
ini dilakukan untuk menekan kedua negara
tersebut.
Alasan
tersebutlah yang menggerakan hati penulis dan tim BSMI untuk membantu korban
agresi Israel di Gaza. Langkah awal untuk melancarkan bantuan tersebut adalah
dengan mengadakan penggalangaan dana yang disambut baik oleh rakyat Indonesia.
Dan telah disepakati pula untuk perjalanan menuju Gaza terbagi menjadi dua
tahap, yakni menyalurkan bantuan langsung ke Gaza dengan penulis bersama dr Agoes
sebagai tim Aju,yang berangkat bersama rombongan dari Departemen Kesehatan
(Depkes). Dilanjutkan dengan mengirimkan 10 orang anggota BSMI termasuk penulis
yang merupakan yang tenaga ahli dari bidang medis.
Keberangkatan
pada tahap pertama pun dimulai pada awal tahun 2009, perjalanan ini pun sempat
mengalami kabar yang tidak mengenakkan dari UNRWA (sebuah lembaga bentukan PBB
untuk bantuan kemanusiaan di Palestina) di Yordania bahwa rombongan tidak dapat munuju
Gaza dikarenakan kondisi Gaza yang sulit,seluruh infrastuktur lumpuh, dan pintu
perbatasan juga tidak dibuka,mencoba untuk berdamai dengan keadaan akhirnya
rombongan menyerahkan bantuan dari pemerintah RI dan meneruskan perjalanan
dengan berbekal amanah dari rakyat yang harus di kirimkan langsung ke tanah
Gaza,mereka pun melanjutkan perjalanan menuju Mesir satu-satunya jalan untuk
menuju negeri para syuhada, namun lagi-lagi rombongan harus menelan kekecewaan
dikarenakan keputusan final pemerintah Mesir untuk tidak mengijinkan delegasi
dari Indonesia melewati perbatasan Rafah-Mesir yang diperbolehkan hanyalah
obat-obatan,peralatan dll (dalam hal ini adalah bantuan (hal. 18). Akhirnya tim
menyerah dan menyerahkan bantuan kepada pemerintah Mesir dengan syarat bantuan
ini pun harus sampai kepada anggota Harmas di Rafah.
Didalam
perjalanan tahap satu ini penulis banyak mendengar kabar mengenai kebiadaban
Israel terhadap Palestina yakni rumah sakit yang mestinya menjadi tempat berlindung
yang aman pun ikut dibombardir (hal. 18-19). Yang semakin membuat keyakinan
kesepuluh relawan medis pada keberangkatan tahap kedua lebih mantap untuk
membantu para korban di negeri syuhada itu.
Perjalanan
pada tahap kedua pun tidak luput dari berbagai kendala, dari mulai ambulans
yang dipesan pihak BSMI belum jadi pada waktu yang ditentukan, sampai kendala
menembus ketiga pintu gerbang dari Rafah
sampai Gaza yang di jaga ketat oleh petugas perbatasan Mesir. Setelah melalui
lika-liku perjalanan yang tidak mudah tersebut senyum lega pun mengembang dari
setiap raut wajah relawan yang akhirnya sampai di tanah Gaza. Para relawan
BSMI pun berkunjung ke sejumlah rumah
sakit, bangunan rusak akibat bom Israel dan mengunjungi kediaman almarhum Syekh
Ahmad Yassin sang pendiri Hamas. Didalam kunjungannya para relawan melihat
dengan sangat jelas bukti kebiadaban Israel. Keunggulan buku ini pun terlihat
dari cara penulis memaparkan setiap katanya berdasarkan fakta juga dilengkapi
dengan foto yang menggambarkan kekejian Israel, hasil penjualan buku ini pun
seluruhnya disumbangkanuntuk dana Palestina. Sungguh buku yang wajib dibaca
seluruh umat muslim di dunia. #WN