Judul : Di Jalan Dakwah Aku Menikah
Penulis : Cahyadi Takariawan
Penerbit : PT ERA ADICITRA INTERMEDIA
Cetakan : V, 2010
Tebal : 256 halaman
ISBN : 979-3316-56-X
Harga : Rp. 35.000,-
Sebuah referensi buku menarik
tentang pernak-pernik pernikahan, yang mengupas secara detail dan
humanistik. Di Jalan Dakwah Aku Menikah buku panduan yang perlu dibaca oleh
para aktivis baik di kampus maupun di masyarakat yang memilih dakwah sebagai
jalan juangnya dimasa mempersiapkan diri. Karena pernikahan adalah peristiwa
tarbiyah, bahwa dengan melaksanakan pernikahan akan menguatkan sisi-sisi
kebaikan individual baik dari laki-laki maupun perempuannya. Karena pernikahan
juga sekaligus berorientasi mendukung program dakwah serta menyelesaikan
problem dakwah. Sehingga keseluruhan kepentingan dapat dipertemukan dalam
pernikahan bukan dipertentangkan, sehingga akan optimal nilai barakah dari pernikahan tersebut.
Manusia, laki-laki maupun wanita pada
kewajaran fitrahnya akan memiliki rasa suka atau tertarik pada lawan jenis.
Islam menjadikan pernikahan sebagai jalan terhormat untuk memformat kasih
sayang diantara dua jenis manusia. Dengan pernikahan itu pula akan terlahir
keturunan secara terhormat. Maka wajar pula jika pernikahan menjadi suatu
peristiwa yang diharapkan oleh mereka yang memiliki kesucian fitrah. (hal.6)
Kita juga coba melihat betapa
Islam menghendaki kemudahan dalam proses pernikahan. Tidaklah Islam datang
membawa misi untuk memberatkan manusia, atau membuat kesulitan-kesulitan. Yang
diinginkan hanyalah perbaikan di seluruh sisi kehidupan, yang dengan aturan ini
kebaikan hidup akan terjaga. Dan yang paling terpenting adalah benar-benar
mempersiapkan dan memantapkan diri sehingga penting untuk tidak berada pada
kondisi keragu-raguan saat melakukan proses pernikahan.
Banyak langkah-langkah detail
yang diurai dalam buku ini, begitu ringan dan komunikatif sehingga pembaca akan
digiring bersamaan dari hal-hal terkecil yang dapat diusahakan diri sendiri
untuk memantapkan diri, begitu luas dan begitu sensitif menyentuh titik-titik
persinggungan kompleks yang banyak ditemui baik berbenturan dengan idealisme,
adat-istiadat, budaya, keluarga, dan masyarakat pada umumnya serta tetap
menguatkan bagaimana Islam menyentuh dengan lembutnya setiap bagian-bagian
tersebut.
Sebuah kata pengantar yang
disampaikan oleh istri penulis yakni Ida Nur Laila. Buku ini dibagi menjadi 5
bagian, yakni Kusiapkan diri menuju
pernikahan adalah kumpulan tentang materi menuju kesiapan diri yang matang
dan mumpuni sehinga jalan dakwah dpilih menjadi kebahagian dari dalam diri,
selanjutnya bagian Di jalan dakwah aku
menikah merupakan bahan tentang ketentuan batas waktu kesiapan sehingga
dilakukannya musyawarah dengan orang-orang sholeh dalam langkah menentukan
pilihan dan pelaksanaan khitbah yang sesuai tuntutan syari’ah, dimana
musyawarah memang banyak memberikan manfaat yakni dapat mengambil kesimpulan
yang benar, menjaga diri dari kekeliruan, menghindarkan celaan, dll karena
bermusyawarah dengan diri sendiri tidak menghasilkan kebenaran karena biasanya
sudah didominasi hawa nafsu dan rasa cinta kepada makhluk. Ada bagian Perjanjian yang kuat, Ketika hari bersejarah itu tiba, dan Tahun pertama yang mendebarkan.
Menikah juga memiliki nilai
dakwah yang amat tinggi, jika dengannya anda bisa melakukan penetrasi dakwah
kepada pasangan anda dan keluarganya. Prosesi pernikahan yang sesuai tuntunan
syariat, maka telah mengkabarkan jati diri ajaran Islam yang menghendaki
kebaikan, kebersihan, kesucian dalam pernikahan. Banyak juga contoh-contoh yang
ditulis dalam bagian akhir setiap bab, berupa pengalaman pernikahan di jalan
dakwah dan merupakan contoh bagian terkecil dari kehidupan yang kompleks.
Pernikahan yang ideal menghimpun
berbagai hal yang indah, semangat, maslahat, cinta dan kasih sayang. Ia semacam
senyawa kimia yang kokoh tak pernah dapat diurai selamanya. Cinta sejati adalah
cinta yang tumbuh sebagai buah pernikahan, bukannya benih dari pernikahan.(hal.222)
Terakhir, bacalah buku ini dengan
hati yang terbuka dan ikhlas karena banyak sekali masukan dan teguran-teguran
ringan yang akhirnya banyak menyadarkan akan sekelumit kesalahan-kesalahan
terkecil sekalipun akan sebuah niatan, prosesi, dan pelaksanaan yang kemudian
diarahkan kepada siklus yang positif dan pembinaan diri. Semogha akan selalu
ada celah untuk semangat perbaiki diri.(DZ)