Tuesday, October 16, 2012

Ketika Memilih Jalan Dakwah untuk Menikah to Barokah


Judul             : Di Jalan Dakwah Aku Menikah
Penulis          : Cahyadi Takariawan
Penerbit        : PT ERA ADICITRA INTERMEDIA
Cetakan        : V, 2010
Tebal            : 256 halaman
ISBN            : 979-3316-56-X
Harga            : Rp. 35.000,-

Sebuah referensi buku menarik tentang pernak-pernik pernikahan, yang mengupas secara detail dan humanistik.  Di Jalan Dakwah Aku Menikah buku panduan yang perlu dibaca oleh para aktivis baik di kampus maupun di masyarakat yang memilih dakwah sebagai jalan juangnya dimasa mempersiapkan diri. Karena pernikahan adalah peristiwa tarbiyah, bahwa dengan melaksanakan pernikahan akan menguatkan sisi-sisi kebaikan individual baik dari laki-laki maupun perempuannya. Karena pernikahan juga sekaligus berorientasi mendukung program dakwah serta menyelesaikan problem dakwah. Sehingga keseluruhan kepentingan dapat dipertemukan dalam pernikahan bukan dipertentangkan, sehingga akan optimal nilai barakah dari pernikahan tersebut.

Manusia, laki-laki maupun wanita pada kewajaran fitrahnya akan memiliki rasa suka atau tertarik pada lawan jenis. Islam menjadikan pernikahan sebagai jalan terhormat untuk memformat kasih sayang diantara dua jenis manusia. Dengan pernikahan itu pula akan terlahir keturunan secara terhormat. Maka wajar pula jika pernikahan menjadi suatu peristiwa yang diharapkan oleh mereka yang memiliki kesucian fitrah. (hal.6)

Kita juga coba melihat betapa Islam menghendaki kemudahan dalam proses pernikahan. Tidaklah Islam datang membawa misi untuk memberatkan manusia, atau membuat kesulitan-kesulitan. Yang diinginkan hanyalah perbaikan di seluruh sisi kehidupan, yang dengan aturan ini kebaikan hidup akan terjaga. Dan yang paling terpenting adalah benar-benar mempersiapkan dan memantapkan diri sehingga penting untuk tidak berada pada kondisi keragu-raguan saat melakukan proses pernikahan.

Banyak langkah-langkah detail yang diurai dalam buku ini, begitu ringan dan komunikatif sehingga pembaca akan digiring bersamaan dari hal-hal terkecil yang dapat diusahakan diri sendiri untuk memantapkan diri, begitu luas dan begitu sensitif menyentuh titik-titik persinggungan kompleks yang banyak ditemui baik berbenturan dengan idealisme, adat-istiadat, budaya, keluarga, dan masyarakat pada umumnya serta tetap menguatkan bagaimana Islam menyentuh dengan lembutnya setiap bagian-bagian tersebut.

Sebuah kata pengantar yang disampaikan oleh istri penulis yakni Ida Nur Laila. Buku ini dibagi menjadi 5 bagian, yakni Kusiapkan diri menuju pernikahan adalah kumpulan tentang materi menuju kesiapan diri yang matang dan mumpuni sehinga jalan dakwah dpilih menjadi kebahagian dari dalam diri, selanjutnya bagian Di jalan dakwah aku menikah merupakan bahan tentang ketentuan batas waktu kesiapan sehingga dilakukannya musyawarah dengan orang-orang sholeh dalam langkah menentukan pilihan dan pelaksanaan khitbah yang sesuai tuntutan syari’ah, dimana musyawarah memang banyak memberikan manfaat yakni dapat mengambil kesimpulan yang benar, menjaga diri dari kekeliruan, menghindarkan celaan, dll karena bermusyawarah dengan diri sendiri tidak menghasilkan kebenaran karena biasanya sudah didominasi hawa nafsu dan rasa cinta kepada makhluk. Ada bagian Perjanjian yang kuat, Ketika hari bersejarah itu tiba, dan Tahun pertama yang mendebarkan.

Menikah juga memiliki nilai dakwah yang amat tinggi, jika dengannya anda bisa melakukan penetrasi dakwah kepada pasangan anda dan keluarganya. Prosesi pernikahan yang sesuai tuntunan syariat, maka telah mengkabarkan jati diri ajaran Islam yang menghendaki kebaikan, kebersihan, kesucian dalam pernikahan. Banyak juga contoh-contoh yang ditulis dalam bagian akhir setiap bab, berupa pengalaman pernikahan di jalan dakwah dan merupakan contoh bagian terkecil dari kehidupan yang kompleks.
Pernikahan yang ideal menghimpun berbagai hal yang indah, semangat, maslahat, cinta dan kasih sayang. Ia semacam senyawa kimia yang kokoh tak pernah dapat diurai selamanya. Cinta sejati adalah cinta yang tumbuh sebagai buah pernikahan, bukannya benih dari pernikahan.(hal.222)

Terakhir, bacalah buku ini dengan hati yang terbuka dan ikhlas karena banyak sekali masukan dan teguran-teguran ringan yang akhirnya banyak menyadarkan akan sekelumit kesalahan-kesalahan terkecil sekalipun akan sebuah niatan, prosesi, dan pelaksanaan yang kemudian diarahkan kepada siklus yang positif dan pembinaan diri. Semogha akan selalu ada celah untuk semangat perbaiki diri.(DZ)

Comments System

Disqus Shortname