Narkoba : Penjajah Tanpa Wajah
Oleh
: Abdul Hajad
Koord.Dept.
Litbang Komando BSI periode 2010-2012
Pasca proklamasi
kemerdekaan Republik
Indonesia tahun 1945 oleh Presiden Soekarno, sudah 67 tahun Indonesia memang
telah merdeka dari penjajahan bangsa asing. Indonesia memang telah meredeka
secara fisik (kebebasan), akan tetapi
secara genoksida (pembantaian) Indonesia belum merdeka. Karena banyak rakyat
Indonesia terutama para pemuda yang dibunuh secara membabi buta. Berdasarkan
data yamg dirilis oleh GRANAT (Gerakan Nasional Anti Narkotika) ada 50 orang
meninggal dalam satu hari akibat penyalahgunaan narkoba. Ada hal lain yang
mesti diperjuangkan kembali secara bersama demi menggapai kemerdekaan yang
hakiki selanjutnya yaitu menyelamatkan generasi muda Indonesia dari pembunuh
sadis yaitu penjajah tanpa wajah yang bernama narkoba.
Narkoba merupakan musuh utama saat ini yang harus dilawan bersama dengan
tegas dan keras bagi seluruh komponen bangsa ini baik dari tingkatan elites
(government) ataupun masyarakat keseluruhan (society). Semua harus bekerja sama
dan bahu membahu ikut andil dalam perang angkat senjata melawan penjajah tanpa
wajah ini (narkoba) dibumi tercinta Indonesia. Dengan perkembangan kasus yang beredar
dan berdasarkan data-data real yang ada juga dilihat dari realitas faktual
dimasyarakat saat ini. Seakan membuat kita harus tersadar dan bangkit untuk bergerak
bahwasannya penjajahan yang dilakukan narkoba dinegeri ini sudah tidak bisa
dianggap hal yang remeh dan biasa-bisa saja, karena eskalasinya dari
waktu-kewaktu sudah semakin meluas.
Korban narkoba yang mayoritas generasi muda dari tahun ketahun terus
meningkat tajam prevelensinya. Berdasarkan data yang dirilis oleh BNN sepanjang
tahun dari 2009-2011 pengguna narkoba dikalangan remaja mengalami peningkatan
drastis ygang cukup tinggi. Bahkan berdasarkan informasi yang beredar saat ini narkoba
tidak hanya beredar dikalangan remaja saja tetapi sudah mulai menyerang
ditingkatan anak-anak sekolah dasar. Ini membuktikan bahwasannya penjajahan yang
dilakukan narkoba sudah sangat luas eskalasinya dan berimplikasi sangat besar
dampak bahayanya pada masa depan negeri ini dibandingkan dengan penjajah
sesungguhnya sebelum proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 1945. Sudah
seyoganya kita menyadari akan dampak dan bahaya yang ditimbulkan akibat
penyalahgunaan narkoba dan peredarannya dimasyarakat kita terutama dikalangan remaja.
Semua pihak harus ikut bertanggung jawab dan terbebani dengan
kondisi yang ada saat ini. Semua elemen lapisan masyarakat bangsa ini harus
bergerak bersama secara massif dan progressif guna memfokuskan sedikit waktunya
untuk mengkaji permasalahan ini secara bersama untuk perbaikan generasi muda
Indonesia pada masa depan, dan juga mencari strategi, metodologi ataupun
tindakan-tindakan preventif yang solutif dan produktif bagaimana meminimalisasi
meluasnya penjajahan yang dilakukan narkoba dinegeri ini.
Entah kenapa padahal jika dilihat saat ini upaya pencegahan dan
penyelamatan juga kampanye tentang bahaya narkoba sudah cukup gencar dilakukan
pemerintah dibawah naungan BNN (Badan Narkotika Nasional) dengan melakukan
berbagai macam sosialisasi dan publikasi, mempersempit ruang gerak peredaran
narkoba juga penangkapan para Bandar narkoba dari kelas teri hingga kelas kakap
dari yang nasional sampai yang internasional. Akan tetapi eskalasi penyebaran dan
peredaran narkoba semakin hari semakin meningkat tajam, upaya-upaya massif yang
dilakukan pemerintah belum mampu mencegah atau bahkan hanya untuk meminimalisasi saja kasus-kasus penyalahgunaan
narkoba dikalangan remaja belum bisa.
Melihat kondisi seperti ini sudah barang tentu kita semua menyadari
akan dampak yang dihasilkan jika kasus penyalahgunaan narkoba ini tidak segera
dicarikan solusinya. Narkoba tidak hanya menyerang dilapisan bawah masyarakat kita
saat ini, akan tetapi lapisan ataspun ikut menjadi korbannya. Dikalangan elites
seperti pengusaha dan investor (pemilik modal), apartur pemerintah seperti
kepolisian, ABRI dan juga para pejabat pemerintahan seperti menteri dan anggota
dewan ikut terjebak menjadi korban penyalahgunaan narkoba. Belum lagi
masyarakat kelas bawah dan menengah seperti mahasiwa dan buruh. Bisa dipastikan serangan narkoba melebihi
serangan para penjajah sesungguhnya yaitu penjajahan dengan senjata. Narkoba
lebih progressif secara eskalasi serangan dalam pergerakannya dibandingkan
penjajah sesungguhnya.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, narkoba
sering dijadikan alternatif dalam pemecahan masalah dan penghilang rasa jenuh dalam
lingkup pergaulan kondisi remaja indonesia saat ini. Kondisi yang labil, kurangya
kontrolisasi dari orang tua, minimnya nilai-nilai spiritual yang ditanamkan dan
juga sangat sedikitnya pencerdasan sejak dini sehingga akses informasi kepada
para remaja saat ini tidak maksimal.
Peredaran narkoba yang semakin hari semakin meluas
jangkauannya apabila tidak segera dilakukan pencegahan dan perlawanan secara
bersama tentu akan sangat bahaya bagi masa depan negeri ini. Bayangkan akan
jadi apa Indonesia dimasa depan jika para remajanya sebagai generasi penerus
dikemudian hari dimana maju dan mundurnya bangsa ini akan ditentukan dari
kontribusi dan kerja keras berupa ide dan pemikiran juga gerakan moral dan
intelektualnya diamana merekalah yang akan menjadi pilar-pilar kebangkitan
peradaban dimasa depan.
Di usia-usia produktif masa muda yang seharusnya
menjadi fase atau tahapan pembentukan lapabilitas, pengembangan bakat dan
potensi dan juga pengupgradedan diri bagi mereka tetapi malah diracuni oleh zat-zat
berbahaya yang bisa menghancurkan bakat juga potensi mereka, membahayakan
kesehatan dan menimbulkan kefrustasian atau keputusasaan bahkan kematian. Bisa
dipastikan akan lahir generasi-generasi pesakitan, miskin ide, para pecandu
yang layu dan terbelakang bukan generasi-generasi unggul berkompeten yang siap
bersaing dengan bangsa lain diera globalisasi. Sudah saatnya kita sadar dan
bangkit bergerak bersama melawan penjajah tanpa wajah yaitu narkoba, untuk Indonesia
yang lebih baik.